Di saat fokus dengan masa hijrahnya, Damian kembali di hadapkan dengan masalah yang membuatnya harus menikahi gadis bercadar.
Damian Pangestu yang mempunyai masalalu yang buruk harus berada di tengah-tengah keluarga yang ahli agama.
Pernikahan yang tak terduga itu membuat rumah tangga Damian dan Adhiba bertahan walaupun harus menerjang hujan dan badai. Terlebih masa lalu Damian yang seorang pendosa muncul satu persatu.
Lalu bagaimana cara mereka menghadapinya?
•••••
"Jangan berharap lebih padaku Adhiba..Aku yang seorang pendosa sangat tidak pantas bersanding dengan wanita sepertimu" Damian Pangestu
"Aku tidak akan berharap lebih darimu, Tapi aku lah yang akan membuat pendosa sepertimu berharap agar lebih lama bersanding bersama wanita seperti ku.." Adhiba Azalea Ibrahimi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Dua Wanita
Hari-hari kembali berganti. Tak terasa kini acara resepsi pernikahan Damian dan Adiba akan segera terlaksana. Kabar tersebut juga sudah terdengar di semua telinga anak-anak kampus.
Di hari yang semakin dekat ini,,Damian dan Adiba masih rajin dengan kegiatannya. Damian mengurus pekerjaan nya di kantor sementara Adiba masih fokus dengan mata kuliahnya.
Hubungan keduanya pun mulai lebih ada kemajuan sekarang. Rasa cinta itu perlahan timbul di hati baik Damian dan Adiba sendiri.
Bahkan sikap Damian semakin overprotektif terhadap sang istri. Mengingat Kevin pernah memaksa membuka cadar Adiba hingga membuat wanita itu sempat takut dan merasa berdosa.
Di balik sikap overprotektif Damian, Adiba sendiri sekarang mulai belajar memasak. Sejak kecil memang Daddy nya melarang ia ke dapur. Takut inilah dan itulah. Namun untuk sekarang, Adiba mulai pandai belajar memasak di bantu oleh Bibi yang bekerja di rumahnya.
"Masak apa sayang pagi ini?" Damian duduk di kursi setelah mendaratkan ciuman di kening sang istri.
"E, Ini Adiba masak ayam goreng pedas sama tumis capcai..Semoga mas suka ya.. "Adiba melayani suaminya dengan sangat baik. Setelah mengambilkan nasi serta lauk pauk, Adiba juga menyiapkan air putih juga.
"Eum, Enak juga ternyata...
"Tapi itu bukan masakan Adiba mas. Itu masakan Bibi. Adiba cuma ngikutin arahan Bibi aja.."Ya, Memang sebenarnya Adiba yang memasak, Namun semua bumbunya ART nya lah yang memberikannya arahan.
Damian menggenggam tangan lentik istrinya. "Sudahlah sayang..Gapapa kok. Gini aja udah enak kok..
"Makasih ya mas.. Adiba janji akan belajar lebih giat lagi.."Ucap Adiba dengan sangat sungguh-sungguh.
"Meski kamu gak belajar pun juga gapapa sayang. Mas nikahi kamu bukan untuk di jadikan pembantu, Melainkan jadi ratu.."Bagi Damian, Istrinya tidak perlu susah payah untuk memasak. Sama seperti papanya,,Tuan Arya yang sama sekali tak pernah mengizinkan mamanya masuk ke dalam dapur. Padahal Mama Linda sangat hobi sekali dengan yang namanya memasak.
Saat masih bersama Arumi pun dulu Damian juga mempekerjakan asisten rumah tangga. Apalagi sekarang.
Sarapan keduanya berakhir. Usai sarapan bersama, Damian mengantarkan Adiba ke kampus terlebih dahulu sebelum ia berangkat ke kantor karena acara meeting penting. Sebenarnya tidak terlalu penting bagi Damian, Karena tamu yang akan datang kali ini adalah mantan calon suami istrinya yaitu Gus Azka.
"Adiba turun dulu ya mas..Mas nyetirnya hati-hati..Jangan ngebut-ngebut okey.."Di raihlah tangan kekar sang suami kemudian mencium punggung tangan Damian. Tidak lupa Damian pun memberikan kecupan di kening lalu di bibir. Adiba terkekeh, Sudah tahu terhalang cadar masih saja di cium, Kan tidak terasa.
"Ya udah, Diba turun dulu.."Damian mengangguk. Wanita segera turun karena hari ini ada kelas pagi.
Damian tidak langsung pergi, Pria itu masih mengawasi sang istri yang perlahan hilang dari pandangannya.
Tok...tok..
Seorang berpakaian mahasiswa mengetuk kaca mobil Damian..Kaca tersebut mulai terbuka.
"Tugasmu mudah, Cukup bisa mengawasi istriku dari kejauhan saja.."Ucap Damian kepada pria yang bernama Edwin itu.
"Baik Tuan..
"Dan satu lagi, kau masuk ke kelas istriku..Untuk pelajaran kau tidak perlu khawatir. Semua dosen sudah aku beritahu.."Ya, Setelah acara pesta ulang tahun perusahaan kemarin. Sekelibat Damian melihat seseorang yang sangat ia kenali. Tiga tahun lebih Damian tak bertemu dengan orang itu dan sekarang ia seolah muncul lagi. Fikiran Damian tidak enak, Justru itu ia mengutus seseorang untuk menjaga sang istri.
Edwin mengangguk, Pria tersebut ikut masuk ke dalam kampus. Di lihatnya disana Adiba tengah bicara dengan salah satu temannya yaitu Syifa.
"Kamu abis nangis yah..
"Ah, Enggak kok.. Siapa yang abis nangis? Enggak.."Elak Syifa. Karena sejujurnya Syifa memang menangis tadi. Bagaimana ia tidak menangis, Ryan yang harusnya menjemputnya mengatakan tidak bisa karena Ryan harus mengantarkan Mitha ke kampusnya.
Mitha adalah gadis yang saat itu bersama Ryan ketika malam dimana ada acara ulang tahun perusahaan Tuan Arya. Dan yang lebih mengagetkan ialah, Mitha adalah mantan kekasih Ryan. Dan sampai saat ini Ryan pun masih sangat perhatian terhadap Mitha di banding dirinya.
"Syifa, Bukannya itu Ryan ya?" Syifa menoleh ke belakang. Dan benar saja, Ryan datang ke kampus ini bersama Mitha. Bahkan Ryan melewatinya yang jelas-jelas berdiri bersama Adiba.
"Apa dia akan ikut kuliah disini?
.
.
.
Adiba sudah bersiap hendak pulang, Namun salah satu mahasiswi datang menemuinya.
"Apa? Ada yang mencariku?Siapa?" Tanya Adiba dengan rasa penasarannya. Gadis di depannya ini mengatakan bahwa ada dua wanita yang ingin menemuinya dan sedang menunggunya di depan.
"Baiklah...
Adiba penasaran siapa yang ingin menemuinya. Tapi firasatnya mengatakan bahwa wanita ini masih ada hubungan nya dengan sang suami.
"Siapa kalian?" Dua wanita yang merupakan ibu dan anak itu berbalik badan. Keduanya menatap Adiba yang hanya terdiam dengan sikap tenangnya.
"Oh, Jadi ini istri Damian?" Wanita paruh baya yang biasa di panggil Tante Anet itu melipat kedua lengannya di depan dada. Sama seperti Ummi Badriyah yang menatap remeh Damian beberapa tempo lalu. Wanita itupun juga tampak meremehkan Adiba. Tentu saja karena model pakaiannya yang tidak ada modern nya sama sekali. Berupa gamis yang menutupi seluruh tubuhnya sungguh lewat.
Adiiba menatap dua perempuan ini. Salah satunya masih Adiba ingat. Dinda, Wanita yang saat itu datang ke rumah mertuanya. Dan wanita paruh baya di depannya ini sudah pasti adalah ibunya. Terbukti dari keduanya yang memiliki kemiripan.
"Sayang, jadi ini istri Damian?
"Iya ma...
"Kampungan ternyata..Tidak pernah saya sangka jika selera Damian serendah ini.."Adiba hanya menghela nafas panjang.
"Anda ingin menemui saya hanya untuk menghina saya Nyonya?
Anet menatap angkuh Adiba. Wanita itu tidak tahu seperti apa wajah Adiba. Justru itu ia sangat penasaran. Secantik apa sampai pria semacam Damian terpikat dan enggan berpaling.
"Saya tidak sedang menghinamu.. Tapi bukankah kau ini sangat pantas untuk di hina. Maaf, Tapi lihatlah pakaian kamu, Tidak modern sama sekali..
"Lalu seperti apa pakaian modern menurut anda?" Tanya Adiba masih bersikap tenang.
"Astagaa.. Kau ini bagaimana? Memang masih jaman memakai pakaian seperti ini? Aku yakin, Lambat laun Damian pasti akan bosan. Aku mengenal nya sejak Damian masih kecil. Dan aku tentu tahu, Seperti apa seleranya. Dan aku rasa suatu saat Damian pasti akan bosan melihat penampilan istrinya yang begitu kampungan...
"Kalau menurut Nyonya penampilan yang seperti saya ini kampungan dan penampilan yang seperti anda dan putri anda lebih modern. Saya rasa, Di zaman manusia purba pun lebih modern Nyonya..Karena pada zaman itu belum ada yang namanya pakaian.. " Anet mengepalkan tangannya. Benar kata Dinda, Wanita ini tidak bisa di rendahkan apalagi di hina. Lihat saja, Niat hati Anet yang ingin merendahkan justru dia yang di buat bungkam.
"Sudahlah..Tidak usah basa basi lagi. Aku datang untuk menemuimu hanya aku ingin kau tinggalkan Damian. Kau tahu kan? Sebelum punya hubungan denganmu, Damian sudah berhubungan dengan Dinda putriku.. Aku harap kau tinggalkan Damian. Karena Damian hanya mencintai Dinda...
"Apa yang di katakan mamaku sangat benar, Aku dan Damian adalah teman kecil. Dan Damian hanya mencintai ku.."Ucap Dinda menimpali. Ia sangat punya tingkat kepercayaan yang tinggi.
"Cinta? Kapan aku mengatakan itu??
Suara tegas Damian membuat semua yang berada di sana bungkam seketika termasuk Anet dan Dinda. hanya Adiba yang mengulas senyum saat pria nya datang tepat waktu.
.
.
.
TBC
jd penasaran
so sweet bgt damian adhiba
buat syifa udh lupan Ryan jngan ngemis.apa yg di katakan Kevin ada benernya tuh
untk syifa sdh lepasin dia ga usah km cari" perhatian si ryan jgn ngerendahin diti sendiri syifa km berhak bahagia