Apa jadinya jika gadis berusia 23 tahun menjadi pengasuh sekaligus ART di rumah seorang duda tampan yang kesepian? Mengurus rumah dan satu bocah yang nakal sungguh membuat kepala Anggita merasa pusing, tapi ternyata menghadapi duda tampan yang manja juga kesepian jauh membuatnya lebih pusing.
Seiring berjalannya waktu, Anggita dan Angkasa saling jatuh hati. Tapi Edo mantan kekasih Anggita muncul dan memaksa minta balikan. Yang lebih mengejutkan, ternyata Edo adalah keponakan dari Angkasa. Tak hanya itu, mantan istri Angkasa juga kembali dari luar negri dan memaksa untuk rujuk dengan alasan anak.
Bagaimanakah kelanjutan hubungan Anggita dan Angkasa?
Akankah keduanya sanggup menghadapi badai masalah yang muncul dalam bahtera percintaan mereka?
Follow Ig : Fatmawatisiti1472
Note :
-Alur cepat
-Bukan novel panjang
-Konflik ringan
-slow up
-slow revisi
Selesai baca follow akun Noveltoon author ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Apa dia sudah tidur?" tanya angkasa. Dia memeluk pinggang Anggita dari samping dan mencium leher wanita itu.
Sensasi rasa geli dan merinding menjalar ke seluruh tubuh Anggita, dia paham betul kenapa Angkasa melakukan itu. Sudah beberapa malam mereka puasa dari kegiatan ranjang, wajar jika sekarang Angkasa menginginkannya.
"Dia sudah tidur. Ayo kita ke kamar dan tidur juga," sahut Anggita sambil tersenyum tipis.
"Jangan tidur dulu dong, aku kangen padamu," Angkasa berucap manja.
"Iya, aku tau kok Mas."
Angkasa dan Anggita keluar dari kamar tamu, baru saja mereka mau naik ke lantai atas menuju kamar utama. Tiba tiba Nania datang menghampiri mereka sambil menangis.
"Hiks... Hiks..." Nania mengucek kedua matanya yang berair.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Anggita cemas.
"Nania mimpi buruk Bu, Nania takut," sahut Nania.
"Ah, berhenti menangis. Ayo kembali ke kamarmu, Ibu temani kamu tidur," bujuk Anggita.
"Loh, kok? Lalu aku bagaimana?" protes Angkasa. Dia juga ingin ditemani tidur oleh istrinya.
"Tunggu sampai anak kita tidur nyenyak, jadi tahan dulu ya," bisik Anggita.
"Menahannya? Mana bisa? Udah diujung nih," Angkasa merajuk.
"Ikat saja pakai karet ujungnya, biar nggak keluar dulu," goda Anggita.
"Sayang, bercandanya nggak lucu deh!" Angkasa cemberut.
Tiga jam kemudian, Anggita kembali ke kamarnya. Dia melihat Angkasa sudah mendengkur diatas ranjang. Wajahnya terlihat lelah, memang akhir-akhir ini dia sering kerja lembur.
Anggita tidak enak mau mengganggu tidur suaminya, dia memutuskan untuk ikut tidur juga. Nania masuk ke dalam selimut suaminya, dia memeluk Angkasa dan memejamkan mata.
***
Pagi harinya, Angkasa melihat Anggita tidur nyenyak disisinya. Dia melirik ke arah jam dinding, waktu telah menunjukan pukul 06.00 pagi.
"Kenapa cepat sekali siang? Kami bahkan belum jadi melakukan apapun!" gerutu Angkasa.
"Pagi," sapa Anggita yang baru saja bangun dari tidur nyenyak-nya.
"Pagi. Ayo kita mandi bersama," ajak angkasa tiba-tiba.
"Sayang, ini sudah siang. Nanti kamu kesiangan loh ketempat kerjanya,"
"Nggak apa-apa kesiangan sedikit, nggak akan ada yang berani marahi aku. Aku kan bosnya," ucap Angkasa bangga.
"Ish, mana boleh begitu. Bos harus memberi contoh yang baik untuk pegawainya dengan datang tepat waktu," ucap Anggita.
"Mau menolak ajakanku?" Angkasa menaikan alisnya sebelah. Wajahnya berubah jadi sedikit garang.
"Nggak, aku nggak nolak kok. Ayo mandi bersama." Anggita meringis.
***
Di tempat lain....
Zoya sedang mengatur pertemuan rahasia dengan salah seorang teman prianya. Orang itu bernama Miko, seorang penjahat yang biasa disewa dengan harga lumayan mahal.
Zoya sangat ingin menyingkirkan Anggita dari sisi Angkasa. Anggita wanita angkuh yang tidak bisa diusir secara manual, jadi Zoya memilih cara lain yang lebih cepat dan praktis.
"Kamu sudah memikirkan hal ini dengan matang? Yakin kamu nggak akan menyesal dikemudian hari?" tanya Miko ragu.
"Aku sudah memikirkannya sejak lama, aku nggak akan menyesal kok. Lebih menyesal lagi kalau aku nggak bisa merebut Angkasa dari wanita itu," sahut Zoya. Dia nampak begitu sangat berambisi untuk memisahkan Angkasa dengan Anggita.
"Tiap tindakan ada resikonya, apa kamu nggak takut kalau tindakan kita ketahuan dan dilaporkan ke polisi?" tanya Miko lagi.
"Ya jangan sampai ketahuan," pinta Zoya.
"Kita bicara pahitnya dulu. Kadang kita sudah berhati hati, tapi yang namanya apes bisa datang kapan saja kan?" lanjut Miko.
"Aku sudah siap," ucap Zoya mantap.
"Oke. Jadi kamu mau dia diculik dan disekap selama beberapa tahun, kamu mau aku mengurusnya agar dia nggak mati begitu saja. Kamu mau melihat dia menangis karena kamu berhasil merebut Angkasa darinya?"
"Iya, itu benar."
"Tapi bagaimana kalau dia sudah nggak ada pun angkasa masih nggak mau balik sama kamu?" Miko sedikit meledek dengan menyunggingkan senyum kecil.
"Nggak masalah, yang penting Angkasa nggak boleh dekat dengan wanita manapun lagi."
"Aku mau dua ratus juta dibayar dimuka,"
"Oke, deal. Aku akan mentransfernya sekarang ke nomor rekeningmu,"
"Oke."
Sebuah kesepakatan terjalin, Zoya dan Miko saling menandatangani surat perjanjian. Setelah itu, Miko pergi dari cafe tempat mereka bertemu dan menghilang entah kemana.
"Anggita, salah sendiri kamu berani melawanku, rasakan akibatnya sebentar lagi," gumam Zoya.
***
Selesai mandi, angkasa dan Anggita pergi ke ruang makan. Dia melihat Rose sudah duduk disana bersama dengan Nania. Rose sudah terlihat lebih baik, wajahnya tak lagi pucat dan bibirnya tidak ungu. Dia bahkan sudah bisa tersenyum saat bercanda dengan Nania.
Anggita sangat ingin rose meminta maaf pada Joe, meski mereka tidak bisa kembali tapi setidaknya bisa sedikit memperbaiki hubungan mereka berdua. Apa lagi kelak mereka akan sering bertemu dan bekerja sama mengurus anak semata wayang mereka.
"Rose, sudah lebih baik?" Tanya angkasa.
"Sudah Bang," sahut Rose.
"Bagus kalau begitu. Makan lah yang banyak, agar badanmu cepat vit," imbuh Angkasa.
"Iya, Bang. Ngomong-ngomong apa aku boleh nebeng Abang ke suatu tempat?"
"Kemana?" Angkasa penasaran.
"Kerumah sakit,"
"Menemui kekasih gelap mu itu?" tebak angkasa.
"Iya," jawab Rose jujur.
"Nggak boleh, aku akan mengurung mu di rumah sampai kamu dan Joe resmi bercerai!" tegas Angkasa.
Jika sudah begitu, rose tak bisa melakukan apapun lagi. Dia akan berada di dalam rumah terus selama 24 jam seperti burung dalam sangkar.
Bersambung...
mka nya kurleb ya gt sbangsa tumbuh tumbuhan tp bs beranak pinak😁🤣🤣🤣😂😂😂