NovelToon NovelToon
Ketika Semua Menjauh

Ketika Semua Menjauh

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: husnel

Jalan hidup ini bagaikan roda. Kadang di atas kadang di bawah. itulah yang terjadi pada seorang wanita yang tidak muda lagi.

Namun demi buah hatinya ia berusaha bertahan. yang dipikirkan bagaimana supaya anaknya bisa sekolah dan bertahan hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husnel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepo

Pagi-pagi sekali Beni sudah hadir di rumah Nabil. Karena hari libur jadi semua orang ada di rumah. begitu juga tetangga Nabil.

Melihat Beni yang datang dengan berpakaian lengkap Kapten. Para tetangganya keluar melihat siapakah gerangan yang datang ke rumah Mei pagi-pagi.

"Eh. Buk siap ya. kok ada laki-laki gagah gitu ke rumah Mei. Itu apa ya kerjaannya . Keren sekali." Ujar seorang ibu yang masih di dengar Ben yang baru turun dari mobil.

"Eh. Itu kan laki-laki yang bawa Nabil kemarin. Jadi itu tunangannya. Apa kerjaannya itu keren banget pakai baju tersebut." Decak kagum dari ibu yang lain.

"Tok....tok.."

Hendra yang duduk menonton berita sambil menikmati kopi hangat, heran sekali.

"Siapa pagi-pagi sudah bertamu.?" Walau pun ngedumel., ia tetap juga bukakan pintu. Ia mematung melihat kedatangan Ben yang berpakaian lengkap.

"Assalamualaikum ayah." Sapa Ben. Lama Hendra merespon.

Ben tersenyum ramah pada calon mertuanya yang berdiri diam saja." Waalaikumsalam nak. Masuk..masuk. Ayah kira siapa yang datang pagi-pagi begini. Ganteng banget nak, ayah jadi pangling." Oceh Hendra menggiring Ben duduk.

"He..he. Ayah bisa aja." Ben terkekeh geli.

"Sebentar Ayah panggil Bunda dulu." Ben mengangguk. Matanya mengedarkan pandangannya kalau ada adik Nabil yang lucu tersebut.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Nia bawa satu kelinci dengan gendongan terlihat sekali kalau ia keberatan. Ben cekatan mengejarnya.

"Eh. Adek kenapa di bawa kelincinya ke dalam rumah." Tanya Ben. Yang di tanya malah bengong.

"Wah Bang Ben meren." seru Nia asal.

"Bukan Meren adek. Tapi keren. Hei Abang. Bisa foto nggak." Tata pun duduk mendekati Ben. Mereka berfoto bertiga dengan berbagai gaya apalagi ada kelinci di tangan mereka.

"Seru amat kalian" Ujar Mei yang datang bersama Ayah mereka.

"Eh. pagi Bund.. Maaf nggak kasih tahu Ayah Bunda kalau Ben datang pagi ini. Untuk jemput Nabil, ngantar Ben Ke pelabuhan. Hari ini Ben berangkat."

Mei pun mengangguk. "Panggil kakak bang, apa sudah siap dia " Perintah Mei pada Tata.

Tata pun mengangguk menuju kamar kakaknya. Dan menggedor pintu kamar kakaknya. Namun tidak ada jawaban. Ia berusaha kembali menggedor nya.

"Kak. Bang Ben sudah datang jemput tuh." Kesal Tata karena belum ada juga jawaban. Nabil yang baru selesai mandi. Ia pun membuka pintu dan mengulurkan kepalanya saja. Ia tidak sadar kalau Ben menatap ke arah pintu kamarnya yang tak jauh dari ruang tamu.

"Apa dek. Kakak baru selesai mandi." Ujar tak melihat ke arah Ben yang terpana melihat Nabil yang baru selesai mandi. Ada titik air di mukanya dengan kepala yang tidak di tutup.

"Cantik" Lirih Ben dalam hati.

Tata menunjuk ke arah tamu. Nabil baru tersadar kalau Ben menatapnya. Dengan cepat menutup pintu kamarnya. Tata ngedumel kembali karena ia di cuekin. Karena kesal ia kembali duduk bersama mereka.

"Kakak baru siap mandi Bund." Sungut Tata.

Mei tersenyum mengangguk pada anak laki-laki satu-satunya itu.

Hendra dan Nia sibuk dengan kedua kelinci. Ia tidak memperdulikannya.

"Jam berapa berangkat nak Ben.?" Tanya Mei hati-hati.

"Jam 11 sudah naik kapal Bund. Nanti dek Nabil pulangnya sama Ayah dan Ibu. Nggak apa kan Bund." Karena tidak mungkin ka mengantarkan tunangannya kembali ke rumah.

"He.he.. nggak apa nak. Kan mungkin nak Ben yang antar Kembali. bisa nggak jadi melalui dong." Ujar Mei.

"Sampai kelincinya beranak nggak nyampai- nyampai tuh Bund." Canda Hendra membuat semua orang tertawa. Nia pun ikut tertawa, tapi nggak tahu apa. yang ia tahu kalau kelincinya beranak.

"Wah. Kapan kelincinya beranak Ayah.?" Nia malah menanyakan pada Ayahnya. Ia kepo sekali mengenai kelincinya. .

"Tunggu adek besar." usil Tata.

Nia malah bengong dengar jawaban Abangnya. Yang lainnya diam saja takut nanti Nia menangis.

Nabil keluar dengan penampilan yang anggun. Ben spontan berdiri melihat kedatang Nabil yang sudah berdiri dekat mereka.

"Bund. Ayah. Nabil ikut Abang Ben, boleh kah?" Tanya gadis tersebut pada orang tuanya.Keduanya mengangguk.

"Kalau begitu kami berdua pamit ya Ayah Bunda." Ujar Ben secepatnya ingin pergi.

"Hati-hati ya nak Ben. Jaga diri dan kesehatan selama melaut, ingat kita yang menunggu kedatanganmu." Nasehat Mei pada calon mantunya.

"HM makasih Bund. Ayah Ben pamit. Adek Nja dan Bang Tata. Abang pamit ya." Ben memeluk kedua adik Nabil hangat.

Keduanya pun naik mobil. Ibu-ibu julit masih saja kepo menunggu dan melihat Nabil yang di bawa Ben pergi. Sementara Mei dan keluarganya berdiri di depan pintu, membelikan tangan pada Ben yang melakukan mobilnya.

"Wah. Hebat ya calon mantu Mei. Kemarin di tanya. Apa pekerjaannya. Jawaban melaut, saya sangka dia nelayan. Kan melaut juga. Tapi kalau nelayan kok berpakaian bagus begitu.?" Ujar salah seorang ibu-ibu yang berkumpul di kedai depan rumah Mei.

Mei dan Hendra yang mendengarkan dadi rumah Meraka tak peduli. mereka kembali melakukan aktivitas mereka saja, dari pada melayani Ibu-ibu rempong tersebut.

1
arcyanl
keren, semangat thor!!! mampir novelku juga yuk :P/Sneer//Good//Good/
Husnel: apa judulnya
Husnel: makasih. ok
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!