NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah

Mendadak Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: aisy hilyah

Denis Agata Mahendra, seorang bocah laki-laki yang harus rela meninggalkan kediamannya yang mewah. Pergi mengasingkan diri, untuk menghindari orang-orang yang ingin mencelakainya.

Oleh karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan kematian sang ayah, ia tinggal bersama asisten ayahnya dan bersembunyi hingga dewasa. Menjadi orang biasa untuk menyelidiki tragedi yang menimpanya saat kecil dulu.

Tanpa terduga dia bertemu takdir aneh, seorang gadis cantik memintanya untuk menikah hari itu juga. Menggantikan calon suaminya yang menghamili wanita lain. Takdir lainnya adalah, laki-laki itu sepupu Denis sendiri.

Bagaimana kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Radit

"Hentikan!" Suara lantang itu begitu menggema di ruang tamu rumah Indra.

Keduanya menoleh dan melihat sesosok makhluk paruh baya yang berjalan dengan angkuh. Dia bagai merak yang turun dari kahyangan, menyelamatkan Radit dari penindasan.

"Ibu!" rengek laki-laki itu bersiap mengadu pada ibunya.

Karin mengernyit, melihat sisi manja dari suaminya. Ia masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan duduk tercenung memikirkan bagaimana caranya membalas Larisa dan Denis.

"Apa yang kau lakukan pada anakku?" tanya wanita itu sambil memperhatikan wajah Radit yang terdapat bekas tamparan di sana.

"Apa kau memukul anakku? Beraninya kau!" geram wanita itu menatap nyalang suaminya.

Indra berdecak, akan panjang ceritanya bila wanita itu ikut campur dalam urusan mereka.

"Memang apa yang aku lakukan! Aku hanya memberinya pelajaran karena dia sudah melakukan tindakan tak bermoral dengan wanita jalang itu," ucap Indra membela diri.

Wanita itu memusatkan tatapan pada sang suami, melangkah perlahan mendekatinya. Indra gugup, jika sudah begitu maka dia harus bersiap menerima hukuman.

"Kenapa menatapku seperti itu? Lagipula kenapa kau terburu-buru pulang? Bukankah masih ada waktu satu hari untukmu berlibur?" ujar Indra teringat pada sang istri yang tengah melakukan perjalan ke suatu tempat bersama teman-temannya.

Wanita itu manggut-manggut, memicing curiga pada suaminya. Mengkerut tubuh laki-laki itu, ketakutan jelas terlihat di kedua matanya.

"Oh, jadi seperti itu? Kau ingin aku bersenang-senang sementara anakku di sini mendapat masalah? Begitu? Hah!" tuding wanita itu menunjuk-nunjuk dada suaminya dengan cukup keras.

Indra semakin gugup, pastinya akan selalu salah di mata sang istri. Helaan nafasnya terhembus, memberanikan diri untuk berhadapan.

"Itu ulahnya sendiri," katanya tetap menyalahkan Radit.

"Kau tahu siapa wanita itu? Dia adalah adik dari Larisa, wanita yang tidak jadi dinikahi Radit waktu itu. Tujuan mereka sudah jelas bahwa mereka ingin membalas dendam dengan menghancurkan nama baik keluarga kita. Apa lagi?" ujar wanita itu dengan rahang yang mengeras.

indra berpikir keras, begitu pula dengan Radit. Tidak seperti itu. Justru dialah yang pada awalnya akan menjebak Larisa agar kembali padanya dan meninggalkan Denis. Akan tetapi, tak kira keluarga Juanda justru lebih licik. Ia yang terjebak di dalam permainan mereka.

Namun demikian, Radit membiarkan sang ibu berspekulasi demikian.

"Ah, kau benar. Mungkin saja wanita itu masih menaruh hati pada Radit dan masih ingin menjadi istrinya, dan dia merencanakan ini semua. Oh, sungguh licik! Benar-benar licik!" sahut Indra dengan pikirannya yang kini terbuka.

Radit menertawakan mereka di dalam hati, justru dialah yang masih menaruh hati pada Larisa dan mengejar-ngejar gadis itu. Biarlah, demi nama baiknya sendiri.

"Aku dengar suaminya hanya seorang pelayan dan memiliki cacat di wajahnya. Bisa jadi dia merasa kurang puas karena yang dia cari adalah harta. Jika bukan karena itu, tak akan dia bertahan lama dengan Radit dan bekerja di perusahaan Mahendra." Wanita itu kembali berkata.

Indra manggut-manggut mengerti. Larisa bekerja di perusahaan Mahendra karena dia kekasih Radit pada waktu itu.

"Lalu, menurutmu apa yang harus kita lakukan?" tanya Indra pada istrinya itu.

Mereka duduk di sofa, mendiskusikan langkah apa yang akan mereka ambil untuk meredakan gosip yang sudah terlanjur menyebar.

"Seret wanita itu dan minta dia menjelaskan semuanya di hadapan publik. Dengan demikian, maka Radit akan bersih dan semua orang akan menyalahkan keluarga Juanda," ucap wanita tersebut sambil tersenyum licik.

Indra turut tersenyum, memang seharusnya seperti itu. Secepatnya dia akan menjalankan rencana tersebut agar gosip tentang Radit mereda juga kekhawatiran semua pihak yang mempertanyakan dirinya.

****

Sementara di apartemen Denis, Larisa mendatangi laki-laki itu dengan membawa handuk di tangan. Berdiri di hadapan Denis yang sedang memeriksa laporan lewat laptopnya.

Denis mendongak, menatap tubuh Larisa dari atas hingga bawah dan bertanya, "Ada apa? Kenapa belum membersihkan diri?"

Larisa mengigit bibir, memalingkan pandangan dari Denis.

"Mmm ... itu ... apakah ada pakaian ganti untukku?" Larisa berucap lirih, terlalu malu untuk mengatakannya.

Denis mendesah, beranjak dari duduk setelah menutup laptop. Berjalan keluar ruang kerja menuju kamarnya sendiri.

"Ah, apa kau memiliki pakaian wanita di sini!" seru Larisa dengan lantang.

Pekikan tersebut menghentikan langkah Denis beberapa saat, kemudian kembali berjalan melanjutkan niatnya untuk mengambil pakaian. Lalu, keluar setelah beberapa saat menghilang.

"Maaf, aku belum menyiapkan pakaian ganti untukmu. Pakai ini saja," ucap Denis sembari menyodorkan sebuah kain yang terlipat rapi di tangannya.

Larisa menerima, membentang kain tersebut yang ternyata sebuah kemeja milik Denis sendiri. Ia memberengut mengembalikan pakaian tersebut kepada pemiliknya.

"Aku tidak ingin memakai kemeja. Berikan aku kaos saja, dan juga celana pendek. Apa kau memilikinya?" ujar Larisa membayangkan dia yang harus memakai kemeja Denis yang kelonggaran.

Cih!

Larisa berdecih dalam hati, membayangkan sinetron-sinetron di mana wanita memakai kemeja laki-laki untuk menarik perhatian mereka.

Denis menatapnya cukup lama sebelum berbalik dan masuk kembali ke dalam kamar. Mencari sesuatu yang diinginkan istrinya. Cukup lama laki-laki itu di dalam karena harus benar-benar mencari yang sesuai dengan istrinya itu.

"Denis! Kenapa lama sekali?" teriak Larisa menggema di rumah tersebut.

Berselang, pintu terbuka dan sosok Denis muncul dengan membawa setumpuk kain di tangan.

"Hanya ada ini di lemariku. Tidak ada yang seperti kau katakan tadi. Pakai ini saja untuk malam ini, besok aku akan membeli beberapa pakaian untukmu," ucap Denis memberikan setelan training kepada istrinya.

Larisa tersenyum menerima pakaian itu, dia mengangkat salah satu jempol sebelum berbalik dan pergi ke kamarnya sendiri. Denis kembali ke ruang kerja, melanjutkan pekerjaan yang belum selesai.

****

Pukul sebelas malam, perut Larisa berbunyi nyaring. Ia lapar, dan tak ingat kapan terakhir dia makan. Terbangun dari tidurnya, dan berjalan gontai keluar. Sesuai arahan dari Denis, ia pergi ke dapur untuk mengisi perut.

Membuka lemari es, tak ada makanan di sana. Hanya berisi minuman dan roti saja.

"Ah, aku mau mie instan. Adakah?" Larisa membuka lemari di dapur, dan menemukan yang dia cari. Sebungkus mie instan juga telur. Kemudian, memasaknya sendiri.

Semangkuk mie yang masih mengepulkan asap tersaji di hadapannya. Larisa memegang sumpit dan bersiap untuk menyantapnya.

"Kau akan makan sendiri tanpa suamimu?" tanya suara Denis yang entah sejak kapan dia sudah berada di telinga Larisa.

Gadis itu menoleh, tersenyum malu sendiri. Denis duduk di samping Larisa, mengambil sumpitnya sendiri. Mengangkat mie dan melahapnya panas-panas.

"Mmm ... apakah seperti ini rasa mie instan? Enak juga," gumamnya sambil menyambar kembali mie tersebut.

Larisa meneguk saliva, dia yang lapar Denis yang menghabiskan mie itu. Rasanya dia akan menahan lapar untuk malam itu.

"Ahhh! Aku sudah selesai. Mie ini enak," katanya meletakkan sumpit dan menenggak air di gelas Larisa, kemudian pergi begitu saja.

Larisa menganga melihat mangkuk yang sudah kosong tak berisi. Ia menjatuhkan kepala pada meja, menahan rasa lapar yang mendera.

"Ini, makanlah! Tidak baik untukmu makan mie instan di malam hari seperti ini," ucap Denis menyodorkan makanan yang dipesannya melalui online.

Larisa mengangkat wajah, menatap heran suaminya. Membuka bungkus tersebut dan tersenyum melihat makanan di dalamnya.

"Terima kasih. Kita makan sama-sama," katanya seraya memberikan sumpit kepada Denis.

Malam itu, sungguh berbeda untuk Denis. Hidupnya lebih berwarna setelah kehadiran Larisa.

1
Ochyie Aguztina
lanjut kak
Ochyie Aguztina: semngat kak 💪aku selalu suka dgn karyamu kak 🥰
Aisy Hilyah: terima kasih banyak
total 2 replies
Epijaya
bukanya nama istri Radit itu Mis?knp kn jadi Karin?penulis kok pelupa.
Aisy Hilyah: bukan lupa, itu emang saya ganti karena ingat tokoh saya yang lain bernama Mia juga beda karakter.
total 1 replies
Ochyie Aguztina
si radit modus mulu 🙄
Aisy Hilyah: betul yaaa
total 1 replies
Ochyie Aguztina
pasti si radit bikin drama bohong 🙄
Aisy Hilyah: sudah pasti bohong terus
total 1 replies
Ochyie Aguztina
kurang ajar si radit😬
Aisy Hilyah: emang harus diberi pelajaran
total 1 replies
Eti Yanto
mantulll lanjut kk othor
Aisy Hilyah: terima kasih banyak
total 1 replies
Eti Yanto
kk othor critanya bagus smoga makin banyak pembacanya ya kk othor
Aisy Hilyah: aamiin terima kasih banyak 🤗
total 1 replies
Joko berek
manisa bukan buah tapi sayur Larisa salah tingkah pikirannya jadi ngawur
Aisy Hilyah: masa depan gemilang
Joko berek: buat pedang besi karatan semangat berjuang demi....?😅
total 9 replies
Eti Yanto
smakin seru lanjut thor
Aisy Hilyah: terima kasih banyak
total 1 replies
Eti Yanto
Luar biasa
Aisy Hilyah: terima kasih banyak
total 1 replies
Eti Yanto
Biasa
Eti Yanto
kk othor ak baru nmu crita kk crita nya keren
Aisy Hilyah: Alhamdulillah terima kasih banyak
total 1 replies
Marzuki Azwar
Cerita nya bagus
Aisy Hilyah: Alhamdulillah terima kasih banyak
total 1 replies
Hafifah Hafifah
karna orang yg berkuasa itu adalah denis
Aisy Hilyah: betul
total 1 replies
Hafifah Hafifah
kasihan ya si nana maunya bahagia dengan cara instan eh malah apes
Aisy Hilyah: bener banget
total 1 replies
Hafifah Hafifah
wah g tau aja si nana lw suami larissa yg akan menjadi pewaris mahendra
Aisy Hilyah: haha mati kutu dia
total 1 replies
Hafifah Hafifah
berharap sidenis yg dateng
Aisy Hilyah: aamiin
total 1 replies
Hafifah Hafifah
radit yg menjebakmu dan bekerja sama dengan keluargamu
Aisy Hilyah: betul
total 1 replies
Hafifah Hafifah
yg salah kan siradit bukan larissa ngapain sih minta maaf
Aisy Hilyah: karena mereka orkay
total 1 replies
Hafifah Hafifah
kayaknya tuh makanan udah dicampurin obat deh
Aisy Hilyah: betul sekali
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!