Novel ini squel dari novel DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA Dan MENTARI TERTUTUP AWAN.
Novel ini menceritakan kisah cinta dan kecewa, seorang Nadia, Putri dari Arkan dan Senja, Sedangkan yang lelaki Putra dari Awan dan Mentari.
yang penasaran dengan percintaan mereka, yok ikuti novel ini yang berjudul.DIKIRA GADIS DESA TERNYATA KAYA RAYA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6. Tuduhan Warga
"Pak, ayo cepat kita kerumah kepala desa, Nadia dibawa kesana oleh warga." Dengan perasaan cemas dan takut Nenek Ratih mengajak suaminya kerumah kepala desa setelah mendapatkan berita dari seorang warga tadi.
"Apa yang terjadi pada cucu kita, kenapa dibawa kerumah kepala desa?" tanya Kakek Handoko.
Kakek Handoko sangat terkejut saat mendengar kalau cucu kesayangannya dibawa kerumah kepala desa oleh warga.
"Ayo Pak, cucu kita dituduh berzina, warga melihatnya tadi kalau Nadia berpelukan dengan seseorang." Nenek Ratih menjelaskan sembari tangannya menarik suaminya untuk pergi secepat mungkin.
"Tidak mungkin, cucuku tidak mungkin seperti itu." Bantah Kakek Handoko sembari langkahnya berayun mengikuti langkah istrinya.
Kakek Handoko dan Nenek Ratih merasa jantungnya deg degan, dia ingin segera sampai kerumah kepala desa untuk memastikan kalau cucunya baik-baik saja.
Nadia yang sedang di intimidasi oleh warga, dai menangis ketakutan. Dia tidak pernah merasakan dirundung oleh orang banyak seperti saat ini.
"Kamu bukannya cucu Nenek Ratih?" tanya Pak kepala desa saat sudah jelas melihat wajah Nadia yang sudah tidak tertutup dengan rambutnya.
"Benar Pak, tapi saya tidak melakukan apa yang dituduh warga, saya hanya berniat menolong nya." Nadia berusaha menjelaskan pada kepala desa kalau dia tidak melakukan hal keji itu.
"Aku percaya, tapi warga sangat banyak dan mereka melihatnya," Kepala desa itu tidak tau harus bagai mana.
Kepala desa tidak bisa membela Nadia karena warga tidak mungkin setuju. Kepala desa percaya kalau Nadia tidak mungkin berbuat seperti yang dituduhkan warga. Kepala desa sangat mengenal Nadia dan siapa ayah dan ibunya, apalagi Nadia cucu Kakek dan Nenek Ratih.
Kepala desa bingung harus bagaimana, kalau dia membela Nadia, sudah pasti warga akan marah padanya dan menganggapnya tidak adil karena berpihak pada Nadia.
Disaat kepala desa sedang bingung memikirkan antara warga dan Nadia, Kenzo yang sudah tidak terlalu lemas setelah dikasih baju dan air oleh istri kepala desa tadi, dia angkat bicara.
"Benar yang dikatakan oleh gadis ini, dia hanya menolongku, kami tidak berbuat seperti yang dituduhkan oleh warga. Aku dikejar oleh beberapa orang, tubuhku sudah lemas dan kelelahan, hingga aku tidak lagi mampu berjalan, aku melihat ada yang lewat dan berinisiatif meminta tolong tapi malah terjadi seperti ini." Kenzo juga membantah tuduhan warga dan menjelaskan kejadian pada kepala desa.
Namun penjelasan Kenzo tidak ada artinya, warga tidak percaya dengan ucapan Kenzo.
"Alah, maling mana ada yang mengaku, kalau maling mengaku penjara sudah penuh." Sahut beberapa warga.
"Benar Pak, dia sudah mengotori desa kita, Bapak harus menikahkan mereka supaya desa kita tidak kena azab." Timpal warga lainnya tetap kukuh pada tuduhannya.
Nadia menggeleng, dia tidak mengakui apa yang tidak dia lakukan. Namun semua warga tidak percaya padanya.
"Dia sangat cantik, walau dalam keadaan kacau begini dia juga terlihat cantik, ternyata gadis desa juga punya kecantikan seperti dia." Gumam Kenzo. Disaat seperti ini Kenzo masih saja sempat-sempatnya menikmati kecantikan Nadia.
"Apa yang kamu lihat, kenapa menatapku seperti itu, ini gara-gara kamu." Nadia sangat kesal pada pemuda disampingnya, karena dia Nadia dibawa kesini oleh warga.
Sedangkan warga masih saja menuntut kepala desa untuk menikahkan Nadia dan Kenzo dengan alasan tidak mau desa mereka terkena azab.
"Tenang...tenang, kita panggil keluarganya, kita tidak bisa langsung bertindak, mereka juga punya keluarga." Dengan bijak kepala desa meminta warga untuk tenang.
"Anak muda, kamu telepon keluarga mu untuk datang." Kepala desa menyodorkan Hpnya pada Kenzo Karen Hp Kenzo tertinggal di mobilnya.
Kenzo langsung mengambil dan menekan nomor Papanya. Mau tidak mau keluarganya harus tau kejadian ini.
Kakek Handoko dan Nenek Ratih tiba dirumah kepala desa, keduanya langsung menghampiri Nadia.
"Nenek, Nadia tidak melakukan semua ini. Nadia hanya menolongnya." Nadia langsung memeluk tubuh Neneknya sembari mengatakan kalau dia tidak melakukan seperti tuduhan warga padanya.
Nenek Ratih memeluk dan mengusap punggung Nadia, dia percaya kalau cucunya tidak akan melakukan perbuatan dosa dan tercela seperti ini.
Kepala desa juga meminta Nadia untuk menghubungi keluarganya. Namun Nadia mengatakan kalau keluarganya berada diluar Negeri , tidak mungkin pulang.
Mendengar perkataan Nadia, semua warga berbisik-bisik, mereka mengira kalau Ayah dan Ibu Nadia diluar Negeri sebagai TKW atau TKI.
Begitu juga dengan Kenzo, dia juga berpikir seperti warga, dia juga mengira kalau ayah dan Ibu Nadia diluar Negeri menjadi TKI.
Kenzo tidak berpaling menatap Nadia, dia sangat mengagumi kecantikan Nadia.
"Sepertinya, menikahinya tidak buruk, dia sangat cantik walau berasal dari desa, Sintia baru saja mengkhianati ku, aku dengar gadis desa banyak yang setia, biar saja warga menuduh." Gumam Kenzo, dia tidak akan membantah tuduhan warga, agar dia bisa menikah dengan Nadia.
"Tapi bagaimana kalau dia tidak suka? ah itu bisa di atasi nanti." Gumamnya lagi.
Ditempat lain, yaitu dirumah Awan, semua sedang berkumpul menunggu kabar tentang Kenzo.
Kring...kring...dering telpon ditangan Awan. Mendengar dering telpon Awan langsung mengangkatnya.
"Pa, ini aku Kenzo, Bapak datang kelokasi yang ku kirim sekarang juga, aku lagi ada masalah." belum selesai Kenzo berbicara, kepala desa langsung meminta telepon dari Kenzo, biar dia yang berbicara dengan keluarga Kenzo.
"Apa benar ini orang tua dari Nak Kenzo?" tanya kepala desa pada orang diseberang telepon.
"Benar Pak, apa yang terjadi?" tanya Awan mulai panik dan cemas, begitu juga dengan semua yang ada didekatnya.
Kepala desa kemudian menceritakan apa yang dituduh warga. Dan kemudian mengakhiri teleponnya.
Kakek Handoko juga menelpon Anaknya dan memberitahu apa yang terjadi pada Nadia saat ini.
"Siapa yang telepon?" tanya Mentari pada Awan setelah mengakhiri telepon.
"Iya, apa itu dari Kenzo?" tanya Fajar pada Kakak iparnya itu. Namun juga disahut oleh Oma Laras dan juga Alex.
"Dari kepala desa di desa xx, Kenzo digiring warga sedang melakukan xxx pada seorang gadis disana, dan akan dinikahkan." Jawab Awan tidak menutupi apapun seperti yang dikatakan oleh kepala desa tdi padanya.
"Apa...? Ayo kita kesana, aku tidak mau terjadi apa-apa pada Putraku. Ini semua tidak mungkin, Putraku tidak mungkin seperti itu." Mentari sangat terkejut dengan ungkapan Awan dia ingin segera ke desa xx untuk bertemu dengan Kenzo.
Semua seluruh keluarga Awan akhirnya menuju ke desa diman Kenzo sekarang.
"Gimana Pak, apa Amira akan datang?" tanya Nenek Ratih pada suaminya setelah mengakhiri telepon dengan Amira.
Kakek Handoko, menggeleng kepalanya karena Amira tidak bisa datang saat ini.
"Amira dan Nak Ferdy sedang menghadiri undangan diluar kota, dia akan datang besok." Kakek Handoko menjelaskan pada istrinya seperti yang dikatakan Amira tadi.
Bersambung.
bunda suka ceritanya