Demand adalah seorang petarung maniak dan menakutkan di sekolah Giulietta. Pertarungan selalu ada di depan mata, tanpa pandang bulu, hanya ada perkelahian baginya. Sebuah geng ataupun seorang individu, yang kuat ataupun yang lemah, yang memiliki kuasa atau tidak, semuanya akan dimusnahkan.
Rekannya Miller sedang diculik oleh sekelompok geng misterius, tanpa ragu Demand datang seorang diri ke markas geng tersebut. Dalam beberapa saat geng itu dibuatnya tak berkutik dan hancur dikalahkan olehnya.
Namun ternyata seorang wanita cantik terlibat dalam masalah itu dan juga sedang disandera, ia bernama Lasiana. Seorang wanita cantik dengan karakter pemalu dan baik hati itu membuat Demand mengalami cinta pandangan pertamanya. Tapi... siapa sangka hal itu akan membawanya kepada kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelompok 2
Saat ini sedang terjadi keributan di kelas 1, tepatnya di dalam ruangan kelas 1B. Yaitu kelompok yang dipimpin Roy yang di tunjuk untuk melakukan perubahan. Keributan berlangsung cukup lama, kelompok Roy lah yang paling lama, sementara kelompok lain sudah kembali ke kelas yang artinya sudah selesai.
Keributan ini terjadi karena ada seorang siswa kelas 1 yang memancing amarah Roy. Padahal Roy sangat mudah marah dan orangnya memiliki tempramen yang buruk. Tidak heran jika Roy mengamuk di kelas satu dan menciptakan kekacauan yang luar biasa. Teman satu kelompoknya jadi kesulitan dan harus ikut ke dalam keributan itu mau tidak mau.
Karena saat ini mereka bertiga sedang melawan satu kelas yang berisi 30 orang. Di mulai dari pentolan kelas 1B yang mencari ribut dengan Roy karena tidak mau mendengarkan nasihatnya. Yang alhasil mereka berdua berkelahi, tapi melihat pentolan mereka kalah berkelahi, jadi murid-murid di kelas ikut membantunya melawan Roy.
Tapi tetap saja ada beberapa anak yang tidak ikut dalam keributan itu dan memilih untuk diam saja.
"Apa-apaan mereka bertiga itu?! Bagaimana bisa mereka melawan kami yang jumlahnya lebih banyak!" Ucap salah satu dari mereka yang tidak menduga hasilnya akan seperti ini.
"Dasar kau bajingan! Mantan pentolan kelas sepertimu seharusnya diam saja dan tidak seperti ini!. Apa kau melakukan ini karena pentolan barumu? Demand! Hahahaha lihat kau sekarang jadi anjing setianya!" Ucap pentolan kelas 1B kepada Roy.
Roy yang mendengar hal tersebut menjadi sangat marah dan menjadi sangat brutal. Emosinya sudah tidak terkendali lagi, dia langsung menerjang melewati banyak murid yang menghalangi pentolan mereka. Menghajar siapapun yang menghadangnya hingga mampus dan terus bergerak mendekati pentolan mereka.
Pentolan kelas 1B bernama Ardan, ia tampak ketakutan dan merinding melihat ada orang seperti Roy. Ia terlihat seperti monster atau iblis yang mengerikan yang sedang mengamuk dan datang ke arahnya. Wajahnya yang merah dan matanya yang merah karena kesal, membuat Ardan ketakutan.
Ardan segera berlari menjauh darinya, ia segera berlari ke arah pintu keluar untuk menyelamatkan diri. Namun saat ia baru saja memegang gagang pintu, di saat yang bersamaan Roy juga sudah memegang kerahnya. Perasaan yang menakutkan semakin menjadi-jadi saat Ardan melihat kebelakang bahwa seluruh teman-temannya yang ikut bertarung dengannya sudah tumbang semua.
Tanpa basa-basi Roy langsung menarik ke arahnya dan menghajarnya habis-habisan tanpa ampun. Sementara itu kedua teman kelompok Roy hanya bisa diam saja karena tidak ingin ikut campur. Mereka berpikir jika ikut campur bisa-bisa mereka juga akan di hajar hingga mampus seperti Ardan.
"Huh ... Aku lelah sekali, menghajar hampir seluruh murid 1 kelas membuatku ingin berbaring sebentar" ucap salah satu anggota Roy yang bernama Barney yang langsung berbaring karena kelelahan.
"Hei apa kau tidak ingin menolong anak itu? Bisa-bisa ia meninggal karena terus di hajar oleh Roy" ucap teman yang satunya lagi yang bernama Gordon yang mengkhawatirkan Ardan yang sedang di habisi oleh Roy.
"Apa kau ingin kita mati? Aku sih masih ingin hidup yah" ucap Barney yang tidak mempedulikannya yang sebenarnya ia juga merasa khawatir.
Tapi karena ketakutannya pada sifat Roy yang saat ini membuat mereka berdua benar-benar terdiam dan tidak bisa melakukan apapun. Tidak ada seorangpun yang menghentikan Roy yang masih memukuli Ardan saat itu. Padahal wajahnya sudah berdarah-darah dan penuh dengan lebam, bahkan ia sudah tak sadarkan diri.
Melihat hal itu semua murid yang di buat tumbang oleh mereka bertiga merasa merinding ketakutan. Mereka merasa sangat takut dan gelisah kalau setelah ini merekalah yang akan menjadi mangsanya. Oleh karena itu mereka semua pura-pura pingsan saja dan tidak bergerak agar tidak menjadi target.
"Barney ini tidak bisa dibiarkan! Kita tidak boleh membiarkan Roy melakukan hal ini!" Ucap Gordon yang akhirnya bertekad untuk menghentikan kelakuan Roy yang menjadi-jadi.
Melihat temannya, Gordon. Barney jadi merasa sedikit berani. Hingga akhirnya mereka berdua telah memutuskan untuk membantu Roy yang telah kehilangan kendali dan juga anak nakal itu, Ardan. Mereka berdua tidak ingin ada korban jiwa dan juga tidak ingin temannya menjadi seorang kriminal.
Mereka mendekati Roy secara perlahan-lahan.
"Hahahaha! Mati kau! Apa kau masih bisa berkata seperti itu padaku! Jawab aku!" Teriak Roy sambil terus-terusan menghajar wajah anak itu meskipun sudah tidak sadarkan diri.
Saat Roy hendak melayangkan tinjunya lagi ke arah wajah anak itu. Barney langsung menghentikannya dengan cara menahan tangan Roy yang hendak memukul. Lalu Gordon memegang tangan Roy yang satunya lagi yang sedang menggenggam kerah Ardan.
"Apa yang baru saja kalian lakukan" ucap Roy yang masih terlihat kesal.
Walaupun mereka berdua sebenarnya takut, tapi mereka berusaha untuk berani dihadapan Roy. Berani sebagai seorang teman bukan seorang lawan seperti sebelumnya.
"Demand akan tidak suka dengan kelakuanmu yang seperti ini" ucap Barney sambil menatap Roy dengan tajam.
"Apa kau bermaksud bahwa aku adalah anjing Demand seperti yang dia katakan sebelumnya?" Ucap Roy yang terlihat sangat marah dan melotot ke arah Barney.
"Bukan begitu maksudku ... Bukankah kita adalah teman?. Demand yang menganggapmu sebagai temannya, kira-kira akan seperti apa reaksinya saat melihatmu seperti ini" ucap Barney yang mencoba meluruskan kesalahpahaman ini.
"Benar, kita semua adalah teman sekarang. Sebagai seorang teman jika melihat temannya melakukan sesuatu yang tidak pantas, maka kami sebagai temanmu harus menghentikanmu" sambung Gordon yang menjelaskan maksud sebenarnya kepada Roy.
Roy terdiam sejenak dan tidak melakukan apa-apa dan tidak mengatakan apapun. Kemudian dengan perlahan ia melepaskan tangannya yang menarik kerah Ardan dan menjatuhkan tangannya yang hendak memukul Ardan. Seketika wajahnya terlihat sedikit berbeda, sudah tidak ada emosi marah lagi di wajahnya.
Yang terlihat saat ini, Roy terlihat seperti sedang bersedih. Barney dan Gordon tidak tahu dan Bingung kenapa tiba-tiba Roy terlihat sedih. Wajahnya terlihat murung yang sebelumnya terlihat marah dan sangar.
"Maaf ..." Ucap Roy yang kemudian ia berdiri dan pergi entah kemana meninggalkan kelas.
Sementara itu Barney dan Gordon masih harus melakukan langkah terakhir di kelas ini. Mereka semua menyuruh seluruh murid untuk berdiri bagi yang berpura-pura pingsan. Para murid kelas satu segera berdiri dengan cepat karena ketakutan. Kemudian mereka segera membereskan kelasnya yang berantakan dan duduk dengan rapih.
Sementara orang-orang yang pingsan karena telah mereka hajar, di pindahkan di belakang kelas. Sementara itu sudah waktunya Barney dan Gordon memberikan kata-kata kepada seluruh murid di kelas ini. Seperti sebelumnya yang kelompok 1 lakukan saat di akhir acara, yaitu mengajak mereka untuk berubah.
Barney dan Gordon mewakili perkataan yang seharusnya dikatakan bertiga bersama Roy. Namun karena Roy telah pergi lebih dulu, jadi mereka berdua mewakili perkataannya. Mereka berdua mengatakannya dengan tegas dan membuat mereka menurut dengan perkataannya.
Seperti itulah bagaimana kerja yang dilakukan oleh kelompok 2 berakhir.