Aku Richie, pria jomblo tampan, kaya raya yang tak mau menikah. Ayah ku memaksa aku menikahi Alya, gadis cantik yang sabar, tegar dan keras hati.
Entah sejak kapan Alya mencintai ku aku tak tahu. Aku sangat membenci nya, Aku ingin ia hidup tersiksa bersama ku.
Ku pikir, menghadirkan Farah, sebagai kekasih bayaran untuk merusak rumah tangga ku akan membuat ia pergi dan minta cerai dari ku.
Tapi Aku salah. Aku justru terperangkap oleh drama yang ku buat sendiri.
Kehadiran Mario yang sangat tergila-gila pada istri ku membuat hati ku tak rela melepaskan Alya.
Benih-benih cinta yg mulai tumbuh di hati ku, justru membuat aku menderita.
Aku tak yakin, Alya sanggup bertahan dari godaan Mario.
Haruskah ku biarkan cinta Alya direbut oleh Mario yang berpredikat play boy?
CUSSSS,, BACA NOVEL NYA !!!
Jangan lupa, pantau juga karya ku yang lain y 🤗
SUBSCRIBE, LIKE, KOMEN,VOTE ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ Jika kamu suka y 🤗
Bantu support with GIFT Biar Author tetap semangat ❤️❤️❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MABUK BERAT.
Aku menatap tajam ke arah Alya yang kini terduduk menjulur di lantai. Tubuh nya tampak beringsut mundur setiap kali kaki ku bergerak melangkah pelan ke arah nya.
Tatapan ku yang tajam menghujam penuh kilatan api kemarahan terlihat membuat diri nya ketakutan. Air mata yang sedari tadi ia tahan, tampak mulai jatuh bercucuran membasahi kedua pipi nya merah jambu.
Ada rasa iba memenuhi hati ku melihat keadaan nya. Tapi rasa benci ku seakan menjauhkan ku dari rasa kasihan yang menyedihkan itu. Aku pun berjongkok agar posisi ku bisa berhadapan tepat dengan nya.
"Kau sangat mencintai ku bukan? Mengapa kau ingin menamparku? Apa kau ingin menunjukan kekasaran mu pada ku? Apa kau memang psikopat heh? Kau terlalu berambisi untuk mendapatkan cinta ku Alya. Kau melakukan segala hal untuk merebut hati ku. Tapi itu tak mudah. Kelakuan mu hari ini justru membuat ku makin membenci mu." ucap ku tajam.
Tangan ku bergerak cepat merenggut leher kecil nya hingga ia tercekik dalam genggaman tangan ku. Tubuh mungil nya terangkat tinggi.
"Hek...! Le-pas! Le-pas-kan a-ku!" ucap nya bersusah payah untuk bicara.
Aku mengendurkan cekikan tangan kekar ku dari leher nya. Sorot mata ku yang berkilat-kilat perlahan meredup saat melihat kondisi nya yang tampak susah bernafas seraya memegang leher nya yang memerah karna bekas cekikan kuat dari tangan ku.
Aku menatap tangan ku sejenak. Ada penyesalan terbesit di hati ku. Aku tak pernah sekasar ini pada perempuan. Sebenci nya Aku, aku tak pernah menyentuh mereka dengan tangan ku.
Ku tatap Alya dengan pandangan nanar. Gadis itu tampak sangat menyedihkan. Aku ingin membujuk nya, menghentikan tangis nya. Tapi ego ku lagi-lagi mengalahkan ku.
"Mulai hari ini, bersikap lah seolah kau istri yang baik dan patuh pada ku di depan semua orang. Jika kau melawan ku lagi, kau akan ku buat lebih menderita dari yang kau rasakan saat ini. Jika kau tidak sanggup, kau boleh pergi sekarang juga dan mengajukan surat cerai mu pada ku." ucap ku dengan nada dingin.
Aku pun bangkit dan meninggalkan diri nya yang tampak menahan suara tangis nya sedari tadi. Alya memang berhati batu dan keras kepala. Ia menahan segala kesedihan tanpa mau memperlihatkan kelemahan nya pada ku.
Dia wanita yang tangguh, sulit untuk ku taklukan dengan mudah.
Aku keluar kamar dengan langkah gontai. Di depan pintu kamar yang ku buka dari dalam, sosok Leon dan Farah tampak berdiri setia menunggu kemunculan ku yang cukup lama mengurung diri ku dan Alya berduaan di dalam kamar.
"Richie, kamu tak apa-apa sayang?" Drama Farah kembali di main kan saat tangan ku merengkuh bahu nya ber pura-pura mesra dan mengajak nya pergi dari kamar itu.
"Aku baik-baik saja. Ayo kita bersenang-senang di luar. Malam ini kita party sampai pagi." Ajak ku pada Farah seraya melingkarkan tangan ku ke pinggang Farah yang ramping.
Farah tampak gembira. Ia bergayut manja di bahu ku seakan menikmati drama itu.
Aku tersenyum sinis meninggalkan kamar yang masih terbuka lebar di iringi tatapan Alya yang bisa ku tebak saat ini tengah terluka dalam menyaksikan drama kemesraan Aku dan Farah.
Sedangkan Leon, ia tampak hanya tertunduk bisu mengiringi langkah ku tanpa berkicau banyak seperti biasa nya.
☘️☘️☘️☘️☘️
Disebuah club' malam yang cukup elite di kota ku, aku dan Farah tampak bersenang-senang mendengarkan alunan musik DJ remix yang hingar bingar sambil menikmati segelas anggur.
Leon yang duduk tak jauh dari ku, terlihat gundah memperhatikan setiap gerak gerik ku yang mulai setengah mabuk dalam pelukan Farah.
Farah, si perempuan bayaran ku itu memang sangat liar dan agresif. Beberapa kali ia mencoba mencium ku dan meraba tubuh emas ku yang tak pernah tersentuh wanita.
Ini adalah pengalaman pertama ku menginjak kan kaki di sebuah club' malam di dampingi seorang perempuan. Biasa nya, aku suka menikmati minuman keras di ruangan khusus di rumah ku tanpa ada satu pun perempuan yang menemani ku.
Cukup Leon yang jadi teman minum ku di saat hati ku gundah. Tapi kali ini beda. Aku terjebak dalam permainan ku sendiri dan terpaksa menghadirkan Farah di samping ku.
"Tuan, anda sudah mabuk. Bagaimana kalau kita beristirahat di hotel saja." ucap Farah setengah berbisik di telinga ku.
Alam sadar ku yang masih sedikit terbuka membuat ku menyentakkan lengan ku dari sentuhan dan belaian Farah yang sedari tadi makin merajalela.
Sejenak Aku menatap nya dengan garang dan kembali meredup tatkala pengaruh alkohol menguasai diri ku.
"Pergi kau! Pergi, Cepa...t!" teriak ku marah mengusir Farah dengan suara kelu.
Farah tampak kaget melihat reaksi ku yang terlihat emosi. Wajah nya tampak ketakutan saat Aku menekan kan jari telunjuk ku ke dada nya yang sedikit terbuka karna pakaian yang ia kenakan sangat seksi dengan belahan dada yang rendah.
"Jangan coba-coba merayu ku perempuan murahan. Kau cuma perempuan murahan." ucap ku dalam keadaan setengah mabuk.
Leon yang melihat kondisi ku, berniat ingin menghampiri ku.
Namun dengan satu jari telunjuk ku yang memberi isyarat pada nya untuk duduk, membuat Leon kembali duduk di tempat nya semula.
"Tuangkan lagi anggur untuk ku." ucap ku pada Farah memerintah nya untuk mengisi kembali gelas anggur ku yang tampak kosong.
Dengan tatapan redup, ku perhatikan Farah yang tampak gemetar menuangkan anggur ke dalam gelas yang ku sodorkan.
Aku tersenyum melihat wajah nya yang tampak ketakutan. Entah mengapa, bayangan wajah Alya sepintas hinggap di wajah Farah. Rasa benci, marah dan ada rasa yang tak bisa ku ungkap kan kembali mendera perasaan ku.
Aku menarik rambut Farah hingga ia terdongak ke atas.
"Akh...! Tuan!" jerit nya meringis sakit.
Wajah Farah berubah seperti wajah Alya di mata ku.
"Cinta? Kau mencintai ku? Apa kau tau arti cinta?" tanya ku seraya memandang wajah Farah yang seperti Alya dengan nanar.
"Tu-tuan...!" ucap Farah tampak memelas.
Pandangan mata ku sudah mengabur. Yang ku lihat seolah bukan Farah. Tapi Alya. Wajah Alya yang menahan tangis dan menyedihkan membuat ku marah.
Aku menggenggam gelas anggur di tangan ku dengan kuat. Dengan penuh amarah, aku menuangkan segelas anggur itu ke bibir nya.
"Minum! Habiskan! Aku tak suka melihat air mata. Jangan pernah menangis didepan ku lagi!" ucap ku kesal setengah mati.
Farah tampak cegukan saat aku menjejali mulut nya dengan segelas anggur. Perempuan bayaran ku itu, seakan tak bisa melawan saat segelas anggur itu habis tak bersisa melewati tenggorokan nya.
Aku tersenyum puas melihat Farah yang terhuyung lemas karna ku paksa meminum segelas anggur. Perempuan bayaran ku yang liar dan agresif itu tampak tersandar tak berdaya lagi di atas sofa.
"Hei! Alya! Alya! Bangun kau! Temani aku tidur di kamar. Cepat!" dalam mabuk ku, aku memanggil Farah dengan sebutan nama Alya.
Ku tepuk-tepuk pipi Farah dengan kuat. Agar Farah yang mulai mabuk berat, tersadar dari mabuk nya.
Leon yang mulai mengetahui bahwa aku sudah mabuk berat perlahan merengkuh bahu ku.
"Lebih baik kita pulang tuan. Anda sudah mabuk berat. Tinggalkan saja perempuan itu disini. Nona Alya sudah menunggu mu di rumah." Leon membujuk ku untuk pulang.
"Ya, kita pulang. Aku ingin tidur di peluk Alya." ucap ku tak sadar.
.
.
.
BERSAMBUNG
Cegluk cegluk cegluk!
Othor yang kagak minum, nyaris ikut mabuk nih readers. Mabuk ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Makanya, kasih othor LOVE LOVE yang banyak ya.
Biar cinta othor dan readers tetap menyatu.
LIKE, KOMEN, SUBSCRIBE, VOTE, GIFT buat beli paket 🤣
⭐⭐⭐⭐⭐ utk karya othor biar retensi nya tetap terjaga 😍😍😍😍😍
Thank u sayang ku, cinta ku para readers terbaik ku 😘😘😘😘😘😘