menceritakan tentang seorang gadis yang menyimpan hati pada seorang anak laki laki yang saat kecil dia jumpai. Hingga besar pun,gadis kecil itu masih mencintai laki laki itu.
gadis itu bermimpi ingin menjadi pasangan hidup si laki laki itu,dan yah impian nya terwujud kan. Namun sayang tuhan mempersatukan nya dengan cara yang salah,gadis itu menikah bukan karena cinta melainkan karena kesalahan satu malam.
akankah pernikahan mereka bisa bahagia? atau berakhir dengan nestapa karena hubungan yang mereka jalani berawal dari sebuah kesalahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24.gue udah nikah
Zea dan Arkhana pun makan siang bersama si dalam ruangan Arkhana.
"Pak."panggil zea,namun tak di gubris oleh Arkhana.
"Pak."
"Ishh bapak tuli yah."kesal zea karena sedari tadi dia memanggil Arkhana tapi tak di gubris oleh laki laki itu.
"Siapa yang kamu panggil pak? Lupa hemm sama janji tadi pagi,mau saya hukum."ucap Arkhana.
Zea pun cengengesan. "Hehehe maaf, lagian kan kita lagi di kantor jadi panggil nya pak."
"Kita lagi berdua ze."
"Iya iya maaf."
"Kenapa?"tanya Arkhana menyelesaikan makan nya.
"Mas yang suruh Bu Siska mengurangi kerjaan aku yah, kerjaan yang biasanya aku kerjain sekarang di lempar ke yang lain."adu zea.
"Memangnya kenapa?"tanya Arkhana yang sama saja dia membenarkan ucapan zea.
"Ishh kenapa sih pake ngurangin kerjaan aku, sekarang kerjaan aku cuman dikit banget satu jam aja udah kelar. Ini mah bukan kerja namanya."ucap zea kesal.
"Kamu lagi hamil ze,saya gak mau kamu banyak mikir dan kecapean kasian anak saya nanti."ucap Arkhana.
"Enggak kok,aku gak cape pliss jangan kurangin kerjaan aku. Lagian aku enjoy kok sama semua pekerjaan aku gak merasa terbebani. Kalau kamu ngurangin kerjaan aku kayak gak ada guna aku di kantor."pinta zea.
"Nurut ze,saya gak mau terjadi sesuatu sama kamu. Udah sana kembali lagi ke ruangan kamu,inget jangan capek capek."titah Arkhana.
Zea pun hanya memberengut kesal,dia berdiri lalu menghentak hentakan kakinya sembari berjalan.
Bruk
Zea menutup pintu ruangan Arkhana dengan keras. Arkhana pun di buat kaget kembali, termasuk Arman yang ruangannya berada di samping ruangan Arkhana.
"Kenapa non?"tanya Arman.
Zea pun mengalihkan pandangannya pada Arman yang sekarang berjalan ke arahnya. Tiba tiba sebuah ide terpikir dalam kepalanya.
"Pak Arman ada kerjaan gak yang bisa ze bantu? Pak Arman capek kan pasti Ken meng-handle kerjaan banyak. Siapa tau ada yang bisa ze bantu,tenang ze bisa kok."ucap zea,dari pada dirinya bosan duduk di ruangan nya namun tak kerja lebih baik dia menawarkan diri untuk membantu orang kan.
"Gak papa non saya masih bisa mengerjakan nya kok,gak perlu bantuan. Terimakasih sebelumnya sudah menawarkan."ucap Arman sembari tersenyum ke arah zea.
"Tapi ze gabut pak Arman,tuh bos pak Arman mengurangi kerjaan ze. Bukan nya ngurangin satu tapi menyisakan satu pekerjaan yang gak ada apa apanya sama ze."ucap ze kesal.
Arman pun terkekeh, terkadang dia gemas dengan zea. Dia bisa melihat dua kepribadian dalam diri zea,terkadang zea akan bersikap dewasa,kadang juga seperti anak kecil.
"Gak papa itukan demi kebaikan non sama bayi non juga,tuan melakukan ini untuk kebaikan non juga."
"Haishhh pak Arman sama aja kayak mas Arkhana,tau ah kesel."zea pun langsung berlalu dari sana.
Melihat nona nya kesal dengan wajah yang menurut Arman menggemaskan membuat terkekeh pelan.
"Pengen saya karungin."gumam Arman sembari menatap kepergian zea.
"Masih mau kerja kan? Atau udah bosen kerja."ucap seseorang membuat Arman tersentak kaget.
"Ah maaf tuan."
Arkhana menatap Arman dengan tatapan tajam nya,bisa biasanya Arman mengatakan seperti itu pada istri atasannya.
Tadi Arkhana awalnya ingin menyusul zea,dan mengatakan agar pulang bersama ehh malah melihat asisten nya dengan istrinya tengah berbincang.
Untung saja tadi Arman tak menerima tawaran dari zea untuk membantu nya,jika saja dia terima ah tamatlah riwayatnya.
"Kembali berkerja."titah Arkhana sembari berlalu pergi masuk kembali ke ruangannya.
Di lain tempat zea sangat merasakan gabut yang teramat sangat,ingin pulang tapi belum waktunya,pulang pun ingin apa karena tak ada kerjaan juga,malah dia akan semakin bosan,mengingat ibu mertuanya sangat posesif tak membiarkan dirinya menyentuh satu pekerjaan pun.
Ingin mengajak ngobrol dengan teman se divisinya namun melihat ke sekelilingnya semua tengah sibuk dengan kerjaan masing-masing.
Melihat ke samping tampak Vans tengah sibuk, kerjaannya semakin bertambah sehingga membuat nya sedikit kesusahan.
"Sini yang itu biar gue kerjain."ucap zea.
"Gak papa gue bisa kok ze."tolak Vans
"Udah sini,gue yang ngerjain itu. Tuh liat kerjaan Lo numpuk gitu mending gue bantuin,gue juga gak ada kerjaan bosen."
Vans pun memberikan satu pekerjaan nya pada zea. "thanks yah ze."ucap Vans.
"Okey tapi gak gratis yah."ucap zea yang sebenarnya dia sudah merencanakan sesuatu.
"Hah maksudnya?"tanya Vans.
"Balik kantor kita makan bareng yuk,sama John sekalian udah lama kita gak makan makan bareng."ucap zea.
Vans pun tersenyum. "gass lah ze,gue juga butuh sedikit refreshing. Banyak kerjaan banget akhir akhir ini."
"Gimana John?"tanya zea.
Meja zea ini di apit oleh dua sahabatnya,di sisi kanan ada Vans di sisi kiri ada John. "Gassskeun."
****
Pulang dari kantor mereka langsung pergi ke sebuah tempat makan yang memang sudah langganan.
Setiap Minggu mereka pasti akan meluangkan waktu untuk jalan bareng,makan barengm namun memang akhir akhir ini sudah jarang.
"Ze Lo beneran mau nikah? Sama siapa Kon kita gak tau?"tanya John.
"Bukan mau nikah tapi udah."ucap zea sembari menunjukan sebuah cincin yang bertengger di jari manisnya.
Uhuk uhuk
John yang tengah makan saking kagetnya dia sampai tersedak. Kedua teman zea itupun menatap zea dengan begitu intens,lalu tak lama mereka pun tertawa.
"Hahahaha sakit perut gue,ada ada aja Lo ze. Bercanda sampai seniat itu."ucap Vans.
"Emang muka gue keliatan bercanda?"tanya zea.
Mereka berdua pun menghentikan tawanya. "Beneran ze?"tanya John.
"Heem, beberapa hari yang lalu gue nikah."
"Gila Lo ze,gak ngabarin kita,gak undang kita,Lo tau gak kita berdua khawatir akhir akhir ini Lo nutup diri banget dari kita. Lo malah enak enakan kawin di belakang kita."kesal John.
"Gue nikah juga terpaksa karena ada titipan Tuhan yang tumbuh di rahim gue."ucap zea semakin membuat keduaa orang itu kaget bukan main.
"Maksud Lo?"tanya Vans.
"Makan dulu abisin,baru gue bakal cerita."ucap zea.
Mereka pun dengan cepat memakan makanan mereka sampai habis. "Gimana ceritanya ze? Lo lagi bercanda kan."ucap Vans.
Zea menghela nafasnya terlebih dahulu sebelum akhirnya dia pun bercerita,hanya John dan Vans yang dia percayai. Karena selama ini mereka sudah bersahabat dari awal zea datang ke Indonesia.
Mereka sudah sering berbagi keluh kesah, berbagai masalah. "Ze..."ucap John dengan berkaca kaca.
Entah kenapa hatinya sangat sakit kala mengetahui kenyataan yang selama ini zea alami.
"Gue gak papa kok,kalian kok pada nangis sih gue gak papa gue udah berdamai sama keadaan. Lagian ayah dari bayi ini udah bertanggung jawab kan,doain aja supaya gue bahagia sama dia."ucap zea.
Bukan dirinya yang menangis malah kedua temannya itu yang menangis. "Ze kok Lo gak dari dulu sih cerita? Lo malah mendem sendiri,apa gunanya kita kalau Lo gak mau berbagi keluh kesah sama kita."ucap Vans yang sedikit kecewa.
Dia merasa sangat tidak berguna sebagai seorang teman tak ada di sisi zea saat zea rapuh.
"Gue cuman butuh waktu sendiri aja kok,maafin yah."
"Ya kita cuman bisa ngedoain Lo,semoga Lo bahagia sama laki Lo. Kalau butuh apa apa kita siap."
"Okey thanks yah."
"Tapi gue penasaran siapa sih laki Lo itu,kalau aja Lo belum nih sama tuh cowok pengen gue gebukin tuh bisa bisanya dia ngelakuin itu sama Lo."ucap John.
"Emang Lo berani? Yang ada baru ketemu Lo langsung ciut."ucap zea yang membayangkan jika John benar benar berhadapan dengan suaminya.
"Iya lah."
"Suami gue bos kalian."
Byuurrr
semangat author💪