menceritakan tentang seorang gadis yang menyimpan hati pada seorang anak laki laki yang saat kecil dia jumpai. Hingga besar pun,gadis kecil itu masih mencintai laki laki itu.
gadis itu bermimpi ingin menjadi pasangan hidup si laki laki itu,dan yah impian nya terwujud kan. Namun sayang tuhan mempersatukan nya dengan cara yang salah,gadis itu menikah bukan karena cinta melainkan karena kesalahan satu malam.
akankah pernikahan mereka bisa bahagia? atau berakhir dengan nestapa karena hubungan yang mereka jalani berawal dari sebuah kesalahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29. tak merasa bersalah
"Kalau di inget inget mami pengen ketawa sekaligus kasihan pas tadi liat muka Arkhana pas mau naik,tertekan banget dia."ucap Anita.
"Ishhh salah tuh yang bikin berita, harusnya Arkhana Zavian Mahendra reka manjat pohon untuk menuruti ngidam istrinya,bukan ngidam orang lain."koreksi Aryan saat membaca tulisan di berita itu.
Tanpa mereka sadari,sedari tadi zea mendengar semua perkataan mereka. Hati zea semakin sakit kala mendengar ucapan keluarga suaminya.
Tanpa berkata apa apa,zea langsung pergi ke arah lift untuk naik ke lantai dua dimana kamarnya berada.
"Kamu ini nak gak pernah ngidam sekalinya ngidam nyusahin banyak orang,kasihan ayah kamu harus menanggung malu karena bunda. Pasti kalau pulang dia di olok olok sama adiknya."ucap zea dengan air mata yang mengalir.
"Kamu masih pengen buah mangga kan,yuk ah kita makan aja gak papa yah bumbu nya bunda beli di tukang rujak."untung saja tadi zea sempat ke dapur untuk mengambil pisau.
Jadilah kini zea merusak sendiri di dalam kamarnya,zea terus menyuapkan satu demi satu buah mangga itu. Di temani dengan air mata yang senantiasa mengalir.
Tak ada rasa asam maupun pedas saat zea memakan rujak itu,hanya rasa sesak yang mendominasi makan rujak kali ini.
Di lain tempat Arkhana tampak menyeringitkan dahinya kala kembali datang ke ruangannya namun zea sudah tidak ada disana.
"Kemana zea?"tanya nya pada Arman.
Arman pun menggelengkan kepalanya. "mungkin di ruangan nya."
"Panggil dia,saya akan buatkan bumbu rujak nya."ucap Arkhana.
"Alat alat sama bahan buat bumbu rujaknya kemana?"tanya Arkhana.
"Maaf tuan tadi non zea menyuruh untuk membereskan semuanya."
Arkhana pun menganggukan kepalanya. "Bawa kembali kesini,saya belum buat bumbu rujaknya. Nanti anak saya ileran lagi karena gak di turutin ngidam nya."kini emosi Arkhana sudah mulai stabil,dia sudah tak kesal ataupun marah lagi karena menuruti ngidam zea.
Arman pun menyuruh orang untuk memanggil zea,namun ternyata zea sudah pulang beberapa menit yang lalu.
"Kenapa dia malah pulang padahal saya belum buatin bumbu rujak nya."ucap Arkhana.
"Maaf tuan,tadi nona juga berpesan katanya tidak perlu membuatkan bumbu rujaknya. Tadi nona membeli bumbu rujak nya."
"Ouh ya sudah kalau begitu."ucap Arkhana,dia pun kembali ke meja kerjanya.
Arkhana bersikap seolah dia melupakan kejadian tadi, padahal Arman masih sangat mengingat nya,dan kini dia kepikiran dengan nona nya.
"Tuan,apa anda tak merasa ada yang di lupakan atau merasa ada ucapan atau perbuatan yang menyinggung Nina zea?"tanya Arman mencoba menyadarkan Arkhana tentang kesalahannya.
Arkhana tampak berpikir lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak, memangnya kenapa."ucap Arkhana.
Arman pun menggelengkan kepalanya, Arkhana memang terkadang lupa mengatakan sesuatu saat sedang marah,atau bisa di bilang lepas kendali.
"Jika nona zea nanti berubah,coba ingat ingat lagi mungkin perkataan atau perbuatan tuan ada yang menyakiti nya. Kalau begitu saya izin kembali ke ruangan saya tuan."Arman pun langsung keluar dari ruangan Arkhana.
Sedangkan Arkhana dia tampak mencerna perkataan Arman. Namun Arkhana benar benar tak mengingat nya.
Hingga dirinya pulang pun Arkhana masih belum mengingat kesalahannya dimana. "loh mana mantu mami arkha?"tanya Anita saat melihat Arkhana pulang sendirian.
"Loh bukannya ze udah pulang dari siang tadi."ucap Arkhana.
"Mami enggak liat zea pulang kok. Papi liat zea pulang gak atau kamu Aryan?"tanya Anita pada suami dan anaknya.
"Enggak kan dari tadi kita disini,gak ada tuh liat zea pulang."jawab Aryan.
"Terus zea kemana?"kini Arkhana sudah mulai panik.
"Kamu ini arkha,gimana sih sekarang telpon zea."ucap Hendra.
"Mbak zea sudah pulang dari siang tadi tuan."ucap seorang pelayan membuat hati mereka seketika lega.
"Kok kita gak tau, padahal dari tadi kita disini."ucap Anita.
"Nina zea pulang saat nyonya dan tuan sedang berada di ruang tengah. Tadi nona zea sempat meminjam pisau,katanya mau makan rujak di kamarnya. Sampai sekarang belum keluar."
"Ouh begitu, bagaimana Arkhana kamu udah buatin bumbu rujak buat ze?"tanya Anita.
"Tadi katanya ze beli bumbu rujaknya di penjual gak jadi buatan arkha."jawab Arkhana.
"Loh kenapa?"
"Tadi Arkha buat klarifikasi dulu,terus pas datang lagi ke ruangan zea udah gak ada disana. Terus ada yang bilang zea udah beli bumbu rujak nya."
"Kamu ini arkha,kenapa gak buatin dulu bumbu rujak buat zea. Klarifikasi kan bisa nanti,udah sana mandi terus makan malam. Tanyain zea masih pengen bumbu rujak buatan kamu gak,kalau mau langsung buatin."titah Anita.
"Kenapa? Kan udah beli tadi ngapain di buatin lagi."
"Astaghfirullah kamu ini arkha,ibu hamil kalau pengen sesuatu itu harus di turutin. Dan akan sangat susah untuk melupakan keinginan nya. Sudah kamu tanyain sana sama istri mu."
Arkhana pun mengangguk,lalu pergi ke kamarnya. Saat tiba di kamar,tampak zea sudah berbaring di ranjang dengan selimut yang menutupi tubuhnya sampai ke leher.
Arkhana tak ingin menganggu zea,dia langsung ke kamar mandi dan bersih bersih. Padahal zea tidak sedang tidur hanya pura pura saja.
"Ze,bangun kita makan malam dulu."Arkhana membangunkan zea, karena tadi Anita datang dan menyuruhnya untuk makan malam.
Zea pun membuka matanya,dia langsung mengubah posisinya. Rania berjaga apapun dua langsung berjalan kearah kamar mandi.
Hanya cuci muka,lalu setelah itu ikut turun ke bawah untuk makan malam. "Ze kok makan nya sedikit."ucap Aryan.
"Gak papa lagi pengen dikit aja."ucap zea.
"Tambahin,biar cepat gendut."Aryan menambahkan makanan ke piring zea, membuat zea mengerucutkan bibirnya kesal.
"Ishhh nanti gak abis mubadzir Aryan."ucap zea.
"Abisin makanya biar cepat gendut,gak bosen apa kerempeng Mulu."cibir Aryan.
Blam
Zea menyuapkan sesendok makanan ke bibir Aryan,kesal rasanya di bilang kerempeng Mulu sama Aryan.
Padahal zea kini merasa sudah gendutan. Interaksi mereka tak luput dari pandangan Arkhana,ada rasa panas kala melihat interaksi zea dan adiknya.
Namun Arkhana mencoba menepis rasa itu. "Jangan cemburu arkha,inget dia adik Lo sendiri lagian wajar aja mereka kan udah temenan juga."ucap arkha dalam hatinya.
"Ze kamu masih mau dibuatin bumbu rujak sama suami mu gak!"tanya Anita.
Zea sempat terdiam,ingin menganggukkan kepalanya pertanda iya. Namun dia teringat dengan perkataan Arkhana tadi siang.
"Enggak mami."jawab zea.
"Sekarang kamu ngidam apa lagi ze? Ngidam nya yang aneh aneh yah biar Arkhana ada kerjaan.kalau perlu buat dia malu lebih kayak tadi."ucap pak Hendra bercanda namun menurut zea itu seperti nada sindiran baginya.
Zea pun hanya tersenyum menanggapinya. "ze udah makan nya,mau ke kamar lagi ngantuk soalnya?"ucap zea berdiri dari duduknya dan langsung pergi dari sana.
Tentu sikap zea itu langsung mendapatkan atensi dari mereka yang berada disana, padahal mereka baru memulai makan malam. Zea pun baru beberapa suap memakan,bahkan di piringnya saja masih banyak.
"Kalau bicara di filter dulu pih,inget mantu mu lagi hamil gampang kesinggung."ucap Aryan yang langsung paham jika zea tersinggung dengan ucapan papihnya.
"Apa perkataan papi kelewatan mi?"tanya pak Hendra.
"Bisa jadi."jawab Anita.
semangat author💪