NovelToon NovelToon
Istri Yang Kau Siakan

Istri Yang Kau Siakan

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:943.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: aisy hilyah

Siapa yang ingin rumah tangganya hancur? Siapa yang ingin menikah lebih dari satu kali? Semua orang pastilah berharap menikah satu kali untuk seumur hidup.

Begitu pun denganku. Meski pernikahan yang kujalani terjadi secara paksaan, tapi aku bisa menerimanya. Menjalani peran sebagai istri dengan sebaik mungkin, berbakti kepada dia yang bergelar suami.

Namun, bakti dan pengabdianku rasanya tidak cukup untuk membina rumah tangga dadakan yang kami jalani. Dia kembali kepada kekasihnya setelah aku mengandung. Kesempatan demi kesempatan aku berikan, tapi tak digunakannya dengan baik.

Bercerai? Rasanya tidak semudah itu. Aku ingin merebut kembali apa yang menjadi milikku. Termasuk modal usaha yang aku berikan dulu kepadanya. Inilah kisahku, Shanum Haniyah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 26

Kupandangi perempuan berhijab merah mudah itu yang tengah berbincang dengan laki-laki berdasi di parkiran. Ia tersenyum amat manis, sungguh menggugah. Shanum perempuan berhati lembut, tak pernah berbicara keras ataupun kasar. Namun, dibalik kelembutannya aku tidak menyangka dia bertindak jauh seperti ini.

Dari mana dia mendapatkan foto-fotoku saat bersama Shila, serta rekaman yang pernah ia perdengarkan. Membuatku tak mampu berkutik. Aku tak bisa mengelak dengan adanya bukti-bukti tersebut. Sungguh, aku kira dapat meluluhkan hatinya di persidangan ini.

Nyatanya, apa yang dia ucapkan memiliki bukti yang konkrit berupa foto-foto kebersamaanku dengan Shila. Ceroboh memang, aku yang tidak tahu situasi.

Kupalingkan wajah dengan segera begitu Shanum menoleh padaku. Ia tetap tersenyum meski telah melakukan sesuatu yang kejam menurutku. Menguliti aku hidup-hidup. Dia bahkan menolak sidang mediasi. Benar-benar.

"Selamat, ya, Ka. Kamu nggak perlu lagi sembunyi-sembunyi mau ketemu sama dia. Walaupun pengadilan belum kasih keputusan, tapi aku udah anggap kita bercerai," ucapnya dengan sikap yang tenang dan tak ada emosi sama sekali.

Aku menoleh kepadanya, lagi-lagi aku dapati keteduhan di wajah ayu yang terlihat lebih bersinar itu. Rasa tak rela kembali hadir, apalagi saat pandanganku turun dan melihat perut buncitnya.

"Aku sempat khawatir tadinya, takutnya pengadilan menolak gugatan aku karena lagi hamil, tapi kata pengacara aku kalo bukti-bukti yang menguatkan ada pengadilan nggak bisa nolak," ujarnya membuatku tertegun.

Awalnya aku pun percaya diri pada pemikiran itu, kukira memang benar jika seorang istri sedang hamil maka talak menjadi batal. Ternyata itu tidaklah benar. Aku sudah kalah telak di sini.

"Kenapa kamu ngotot mau cerai sama aku? Bukannya kita bisa ngomong baik-baik? Aku bisa jelasin semua bukti yang kamu punya itu," ucapku mencoba untuk membuat Shanum tersadar dari keinginan yang membelenggu akal sehatnya.

Ia tersenyum, menatapku tanpa rasa takut sama sekali.

"'Kan, tadi pak hakim udah minta kamu buat jelasin semua bukti yang aku kasih. Kenapa kamu diam aja? Seolah-olah membenarkan apa yang aku punya. Kalo kamu jelasin sekarang di sini, semuanya percuma. Aku nggak akan berubah pikiran," ucapnya mengingatkan pada situasi di ruang sidang tadi yang menyudutkan aku persis seperti binatang pengerat yang tak memiliki jalan lagi untuk lari.

Aku terdiam, kembali tak dapat berkutik dengan pernyataannya. Shanum lebih banyak bicara dan pandai membalikkan situasi sekarang. Dulu, dia tidak terlalu banyak bicara dan hanya diam setelah aku menjelaskan. Seperti seseorang yang dungu yang begitu mudah untuk dikelabui. Ternyata, dia licik sekaligus pintar.

"Udahlah. Ini juga yang kamu mau, 'kan? Dan aku rasa ini memang yang terbaik. Berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing. Kamu bisa hidup sama perempuan yang kamu cintai, dan aku bisa kejar cita-cita aku yang sempat tertunda."

Kutatap mata jernih bagai intan berlian itu, sungguh membuatku hanyut tenggelam di dalamnya. Bola mata itu bergerak, memindai sekeliling dan berhenti tepat pada mobil yang aku kendarai. Lagi-lagi bibirnya mengulas senyuman sempurna. Tak ada beban dan emosi.

"Masalah mobil, udah aku diskusikan sama Papah. Anggap itu kenang-kenangan terakhir dariku karena sebenarnya Papah mau ambil mobil itu lagi dari kamu, tapi aku nggak tega. Aku pikir suatu hari mungkin aja berguna buat kamu, dan masalah rumah aku nggak akan menuntutnya walaupun atas nama kita berdua."

Aku mengernyit mendengar penuturannya, kenapa suatu hari? Karena saat ini juga mobil itu memang berguna untukku. Selalu aku gunakan ke manapun aku pergi.

"Kamu yakin nggak akan nuntut apa-apa dari aku?" tanyaku mempertegas keputusannya. Kurasa kerutan di dahiku semakin bertumpuk ketika melihat sesuatu yang lain dari mata jernih itu. Ada sesuatu yang entah apa di sana.

Ia menggelengkan kepala, menghela napas tanpa memutuskan tatap dariku.

"Nggak. Kamu lebih butuh itu dari pada aku. Gunakan di saat yang tepat karena kita nggak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Aku doakan semoga kamu bahagia dan sukses," ucapnya dengan tegas.

Astaga! Aku geram mendengar itu, dia benar-benar sedang merendahkan aku sebagai laki-laki di sini. Aku tahu dia memiliki banyak harta sehingga tidak membutuhkan hal yang sedikit nilainya. Akan tetapi, sungguh rasanya tidak pantas jika dia berkata demikian.

"Aku pasti sukses dan bahagia, aku yakin itu. Aku juga berdoa semoga kamu nggak nyesel udah ngelakuin ini!" ketusku yang tanpa sadar mengepalkan ke sepuluh jari tangan di samping tubuh. Rahang ikut mengeras, api kebencian mengalahkan kekaguman di hati terhadap sosoknya.

Angkuh dan sombong, dia pikir kehidupannya akan tetap berada di atas? Aku pastikan dia akan menyesal setelah melihat kesuksesanku. Apalagi jika aku bisa hidup bahagia bersama Shila. Dia akan benar-benar terpuruk.

Shanum tersenyum dan tanpa berucap lagi ia berbalik meninggalkan aku dengan segumpal rasa kesal di hati. Menatap punggung perempuan yang kini terkesan angkuh menjauh memasuki mobilnya yang bagus.

"Baru punya harta sedikit aja, sombongnya ngalahin langit dan bumi. Kamu lihat aja, Shanum. Aku pasti akan lebih sukses dari sekarang," gumamku geram.

Mulai besok aku akan datang ke toko dan merubah semuanya. Membesarkan tempat usaha tersebut dengan modal yang dipinjamkan Mamah. Aku akan membuktikan kepadanya bahwa aku bisa lebih sukses dari sekarang.

"Ka, ngapain berdiri di sini terus? Lihatin apa?" tegur Mamah yang begitu lama pergi.

Kuhela napas, teguran Mamah menyadarkan aku bahwa tempat ini telah sepi. Parkiran pun hanya tinggal mobil-mobil dan motor milik pegawai.

"Ayo, Mah!" Aku melangkah mendahului, malas membahas apapun untuk saat ini. Otakku sibuk menyusun rencana, untuk esok memulai karir sebagai pengusaha muda.

"Kamu harus buktiin sama mereka kalo kamu bisa lebih sukses dari yang sekarang, Raka. Mamah kesel banget sama mereka, pengen bikin mereka nyesel rasanya," ucap Mamah meluapkan kekesalan yang dipendamnya selama sidang berjalan.

Seandainya aku mampu membayar pengacara, mungkin aku masih bisa membela diri. Kuhela napas panjang, berharap rasa sesak yang merebak segera menepi.

"Makanya Mamah harus dukung Raka. Besok Raka mau datangin pemilik ruko dan beli gedungnya. Biar nggak usah mikirin bayar sewa lagi." Begitulah rencanaku, selain itu aku akan membuka cabang setelah keadaan toko membaik.

"Iya, Mamah dukung kamu, tapi kamu jangan lupa buat ganti semua uang Mamah."

Masih saja perhitungan terhadap anak sendiri.

"Iya, iya."

Aku tidak lupa, juga tidak akan mengembalikan sekaligus uang Mamah. Setidaknya sampai keuanganku stabil dan usahaku lebih sukses dari sekarang. Semoga Mamah bisa ngerti dan mau bersabar. Aku yakin, Shanum pasti menyesal sudah meminta cerai dariku.

1
Maria Magdalena Indarti
pelakor datang
Idahas 3105
ngapain shanum.bilang suaminya.raka, ihh ga jelas mantan tauu
Idahas 3105
duit ngutang aja.belagu sok2 bikin acara padahal lagi hamidun
Maria Magdalena Indarti
Lumayan
Nay Nayla
.
Idahas 3105
heran Raka blm sadar juga kesalahannya
Idahas 3105
klo aku kutinggal aja mertua rese, anaknya aja ga peduli
umi istilatun
Luar biasa
Ah Serin
buat seasson2 lagi please
vi
karyamu bagus thor
Aisy Hilyah: terima kasih banyak
total 1 replies
Gavin Bae
laki2nya banci kaleng.sudah ditipu mentah2.disuruh tanggung jawab ats kehamilan yg jelas2 bukan anaknya mau2 aja.lalu sudah jelas dia ditipu karena tdk hamil tapi masih tetap mau,jelas2 diselingkuhin menjadi dan mau merusak rumah tangga orang ttap mau juga.dan ujungnya mau berpisah tapi tdk mau menalak 3 dengan alasan mah menggantung sttus shila.ha..ha.ha.itu benar2 laki2 banci kaleng.wanita baik 2 tak pantas mendapatkan laki2 banci seperti itu.seperti model shilalah yg paling cocok.
Elisabet Perin
goblok ternyata rakanya
Momma
pasti kerjaan Murni... namanya bgs Murni tp hatinya busuk...
Sukliang
murni yg suruh
Sukliang
Luar biasa
Sukliang
bapaknya raka yg nampar raka
Raisha Mieyka
hebatttt..sangat menarik jalan ceritanya..serta banyak pengajaran yang didapat dari alur ceritanya..
Aisy Hilyah: Alhamdulillah terima kasih banyak
total 1 replies
Melati Melati
aku ikuti ceritamu sampai habis 👍
Aisy Hilyah: terima kasih banyak
total 1 replies
Titik Supadmi
boncahap donk thor...🙏🙏
Aisy Hilyah: hehe entah
total 1 replies
Ira
Thanks thor bagus gk berbelit2.. Byk ilmu yg di dpt semoga kita jauh lebih baik..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!