Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Teman Lama.
Al yang bingung hanya diam duduk santai. Menunggu tamu yang akan datang. Karna Al berpikir, itu hanya pasien yang pastinya hanya ingin berobat padanya.
Sedangkan Goldi yang sudah selesai dari belakang. Langsung menemui Al yang masih betah duduk di ruang depan.
" Masih belum datang?" tanya Goldi
" Memang siapa?" tanya Al balik bertanya.
" Teman loe Al, Iwan dia tadi nelpon gue mau mampir. Mumpung loe disini. Karna dia ada urusan disini dua hari" kata Goldi
" Astaga, aku lupa. Harusnya aku yang ke hotelnya," kata Al menepuk jidatnya. Karna ia baru ingat. Dua hari yang lalu, sebelum ke Surabaya Iwan ingin bertemu Al. Karna sewaktu di jakarta. Al tidak sempat bertemu, karna memburu waktu. Ingin cepat menuju Surabaya. Untuk melihat kakeknya.
" Biasa Gold, dia sudah pikun. Sama iparnya saja lupa," kata Iwan yang muncul dari pintu depan. " Assalamualaikum" kata Iwan langsung masuk.
" Walaikumsalam, sorry banget bro aku lupa," kata Al beranjak untuk menyambut sahabatnya itu. Yang juga sekaligus iparnya.
" Biasa bos besar, banyak lupanya," kata Iwan sembari merangkul Al. Lalu mereka pun kembali duduk.
" Mana istri dan anak loe. Apa mereka ngak dibawa pulang kesini?" tanya Al
" Mereka tidak bisa ikut, karna Sandi lagi demam. Tapi sudah mendingan setelah dua hari ini " jelas Iwan.
" Yah mudahan saja Sandi cepat sehat. Biasa wan, Itu tandanya anak kita mau tambah pintar dan dewasa," kata Goldi yang ikutan duduk di sebelah Al.
" Ya , proses pendewasaan," kata Al.
Tanpa banyak tanya, Iwan pun langsung melaporkan urusan bisnis bengkel dan lahan perkebunan Al yang ada di kalimatan. Yang selama ini memang di tangani oleh Iwan dan Goldi. Karna Al selalu memantau semua perkembangan bisnisnya. Yang kini sudah mulai berjalan. Dan Iwan pun tidak lalai dengan tugasnya. Walau pun kini ia sudah menjadi bagian dari keluarga Al.
***********
Dua hari berlalu. Di rumah sakit Deni dan Lia baru saja selesai mengurusi para pasien. Setelah itu keduanya pun kembali keruangan istirahat. Untuk istirahat sebentar, sebelum jam kunjung belum di mulai.
" Apa Bee akan datang hari ini Den ?" tanya Billy. Saat melihat pasangan itu hendak masuk ruang Deni.
" Sepertinya begitu, tapi agak siangan Bill. tadi Bee bilang, dia mau mengantar anak anaknya dulu ke sekolah. Sebab pak Ali sedang sakit," Jawab Deni.
" Baiklah terimakasih infonya, lalu kapan bos kita pulang?" tanya Bill lagi.
" Nanti kau tanyakan saja pada Bee, dia kan istrinya. Pastinya dia tahu kapan Al pulang," kata Deni.
" Ok thanks," kata Bill, sembari melangkah meninggalkan Deni dan Lia. Sedangkan Deni dan Lia hanya saling pandang. Sambil membuka pintu dan masuk keruangan kerja mereka
Sedangkan di tempat lain Bee sedang menyetir mobilnya. Menuju sekolah anak anaknya. Di kursi belakang Bian dan Aura duduk tenang. Sedangkan Brian menemani maminya di sisi Bee.
" Mi...apa papi jadi pulang siang ini?" tanya Brian. Sembari menoleh pada Bee.
" Kita lihat nanti, mungkin papi kalian masih dalam perjalanan," jawab Bee yang tahu, jika penerbangan selalu tidak tepat waktu.
" Nanti jika mami belum sempat jemput kalian, saat pulang sekolah. Pulangnya ikut kak Alin saja ya. Biar paman Rasyid, yang mengantar kalian pulang. Atau istirahat dulu di rumah opa dan oma. Nanti jika mami sudah pulang, mami akan jemput kalian disana," kata Bee. Takut ia terlambat menjemput anak anaknya.
" Ya mi, berarti Ara boleh main sama kak Alin kan. Apa bibi Sasi bikin puding coklat hari ini ya?" kata Aura yang sangat suka puding buatan bibinya.
" Ya kan ade bisa nanya kak Alin," kata Bee. Sembari melihat wajah Aura dari kaca spion. Karna putrinya itu sangat hobby nyemil sambil belajar. Sehingga sampai lupa waktu.
" Dih, apa di otak ade hanya ada makanan. Sekali kali harusnya ade, ikut main game bersama kita," kata Bian.
" Malas, ngak asyik. Karna kalian main perang perangan. Mending main boneka sama kak Alin," kata Aura cuek.
" Biasa Bi, Ade kan anak perempuan. Hobby nya cuma makan dan belanja. Sama seperti kebanyakan teman kita di sekolah," kata Brian ikut menimpali.
" Biarin, kan ade tidak merugikan kalian kak. orang Ara juga tidak menganggu kalian. Lagi pula Ara belanja pake uang jajan Ara sendiri, ya kan mi" kata Aura protes.
" Iya, yang penting kalian tetap rukun. Saling menjaga satu sama lain. Kalo untuk masalah hobby. Itu terserah kalian saja.Tapi ingat Bian dan Brian harus ingat waktu, jika sudah bermain game. Lihat de Albi. Ade kalian itu, sudah bisa mengatur jam bermain dan tidur nya. Agar tidak lelah dan capek mata," kata Bee fokus pada jalan.
" Ya mi, nanti kami tidur di kamar mami saja ya," kata Aura lagi.
" Ya," kata Bee yang membiarkan kamar tidurnya. Menjadi markas anak anaknya saat kerumah orang tuanya. Karna itu tempat ternyaman bagi mereka berempat.
Sedangkan pagi ini Albi di antar pelayan nya ke sekolah TK. Karna memang sekolah Albi berbeda arah. Albi memilih sekolah yang dekat dengan komplek perumahan mereka. Karena tempat itu sekolah negeri dan sederhana. Bukan sekolah mahal, seperti sekolah trio kembar.
" Den, sudah ya mba tinggal pulang. Den Albi bilang Mrs Hellen jika mau di jemput pulang nanti ya," kata mba Tari.
" Ya mba, dah. hati hati," kata Albi yang berlari meninggalkan mba Tari untuk masuk ke kelasnya.
" Morning Albi tampan, kok ngak diantar mami " tegur seorang teman Albi. Saat ia akan masuk ke kelas.
" Mami ku sibuk, jadi tidak sempat," kata Albi santai. Melangkah gontai ke dalam kelas yang membuat teman temannya saling berbisik. Sambil memperhatikan pria tampan imut itu.
" Ih dia pede banget sih," bisik teman perempuan Albi pelan.
" Biasa, katanya mami dan papinya dokter. Tapi kenapa tidak sekolah di swasta saja. Kok malah sekolah disini," kata teman gadis Albi lainnya.
Sedangkan Albi yang tahu di bicarakan teman temannya. Hanya cuek dan diam. Karna ia memang berbeda dengan ketiga kakaknya. Albi cukup pendiam di sekolah dan terlihat sangat cuek. Namun di rumah Albi sangat aktif dan periang. Bahkan ia juga terbilang usil pada kakak kakaknya.
" Dasar gadis gadis tukang gosip," batin Albi melirik teman teman perempuannya itu. Membuat Mrs Hellen yang baru masuk kelas. Langsung tersenyum manis. Setiap kali memperhatikan murid terpintar di sekolahnya itu.
" Hei ayo semuanya masuk, tumben hari ini Albi sudah duduk duluan," sapa Mrs Hellen pada Albi. Sembari mengandeng murid murid perempuan.
" Morning miss, tugas Albi sudah selesai lebih cepat. Jadi Albi tidak datang terlambat hari ini," jawab Albi tersenyum.
" Bagus lah, ayo anak anak duduk yang rapi. Kita akan mulai belajar," kata Mrs Hellen yang mulai memeriksa murid muridnya.
Disisi lain seorang pria tersenyum. Saat memperhatikan putra bungsunya itu baik baik saja. Hari ini Al datang lebih cepat, dan saat tiba di depan rumah. Al melihat Albi sedang di antar oleh pelayannya ke sekolah Lalu Al pun langsung mengikuti Albi dari kejauhan.
" Tuan Al, apa sedang mengantar Albi ?" tanya kepala sekolah. Saat melihat Al berdiri di depan pagar.
" Oh Mrs Jane, ya saya sedang mengantar Albi," jawab Al tergagap, karna ia ketahuan memperhatikan putranya itu.
" Baiklah tuan, saya masuk dulu. Karena ini sudah jam belajar," kata Mrs Jane.
" Ya silahkan," kata Al tersenyum. Lalu berbalik badan untuk kembali pulang.
" Al ..."panggil seseorang.
" Hah...." kata Al menghentikan langkahnya.
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya
Ga sabar nunggu aksi anak anak menyelamatkan Dok Al