Malang benar nasib Kanaya setelah ia melawan Papanya sendiri dan tidak mendapatkan restu dari sang Papa.
Kanaya nekat menikah dengan Adrian yang ia harap bisa membahagiakannya. Harapan itu ternyata hanyalah harapan semata yang Kanaya bisa bayangkan. Sebab Adrian ternyata tega menjual Kanaya hanya demi uang untuk menyelamatkan perusahaannya.
Kanaya di jual, dan ceraikan oleh Adrian. Namun siapa sangka setelah terusir dan diceraikan, Kanaya kini terbelenggu oleh cinta seorang keturunan mafia, Adam De Costa.
Lantas bagaimana kehidupan Kanaya selanjutnya ? akankah Kanaya bisa menerima Adam dalam hidupnya ?
Ikuti ceritanya dalam novel "Oh My Kanaya" karya Dewi KD. Jangan lupa untuk memberikan support dalam bentuk Like dan Komen yang sebanyak-banyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Pagi harinya,
Kanaya terbangun dari tidurnya, ia melihat ke samping kanan dan kirinya ia merasa sesuatu telah hilang keberadaannya, siapa lagi yang ia cari kalau bukan Adam.
“Kemana Dia ?” gumam Kanaya
Ia kemudian melihat secarik kertas dimana tertulis pesan singkat dari Adam.
“Aku pergi, hubungi Aku jika Kau membutuhkan Ku.”
Saat Kanaya membaca pesan itu, tiba-tiba Kayana masuk ke dalam kamarnya tanpa mengetuk pintu dengan membawakannya sarapan pagi.
Kanaya menaruh secarik pesan tersebut di bawah bantalnya, dan menoleh pada Kayana.
“Kakak ! Ayo mandi lalu sarapan !” ucap Kayana.
Kanaya kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Seketika Kayana merasa bahagia melihat senyuman di bibir Kakaknya itu. Sudah lama ia menantikan Kakaknya untuk bisa tersenyum kembali. Dan kini ia bisa melihat senyuman itu lagi.
Kanaya kemudian turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Sedangkan Kayana membereskan tempat tidur Kakaknya tersebut agar kembali terlihat rapi.
Saat Kayana merapikan tempat tidur kakaknya itu, tiba-tiba ia menemukan secarik kertas di bawah bantal tidur Kakaknya. Ia membaca secarik kertas tersebut, ia yakin semalam pasti ada seseorang yang masuk ke dalam kamar Kakaknya.
“Siapa yang bersama Kak semalam ?” gumam Kayana kemudian ia melihat Kanaya keluar dari pintu kamar mandi.
“Kak…Kita jalan, yuk ?” ajak Kayana, siapa tahu Kakaknya itu mau diajak pergi jalan-jalan dengannya, Kayana ingin menghibur Kakaknya itu agar tidak selalu mengurung diri dikamar.
Kanaya nampak terdiam, lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya, sebagai bentuk jawabannya.
Lagi-lagi Kayana selalu tidak berhasil untuk membujuk Kakaknya keluar dari kamar. Rasanya ia sudah tidak sabaran lagi bagaimana caranya membujuk Kakaknya itu agar hidup dengan menerima kenyataan yang ada.
“Mau sampai kapan Kakak seperti ini ?” tanya Kayana hingga membuat Kanaya menghentikan pergerakan tangannya yang tengah memilih pakaian di lemari.
“Suami Kakak itu bahkan tidak peduli anak Kalian hidup atau mati ! Ayolah Kak ! Kakak harus move on, balas rasa sakit hati Kakak dengannya ! Supaya dia menyesali perbuatannya telah menyia-nyiakan Kakak dan putra kalian sendiri !”
Kayana mengeluarkan unek-uneknya. Jujur saja ia sudah lama memantau mantan suami Kanaya, dan memang benar mantan suami Kanaya itu malah hidup dengan bahagia diatas penderitaan Kakaknya yang terluka kehilangan Kendra.
Mendengar hal itu Kanaya menitihkan air matanya. Bagaimana ia bisa membalaskan rasa sakit hatinya ? Apakah ia mampu melakukannya ? Sungguh sifat Kanaya begitu lemah lembut, tidak bisa ia berlaku jahat pada orang lain meskipun orang tersebut telah menyakitinya.
Karakternya terbentuk karena didikan dari Kayra, Ibu sambungnya. Sebab Kayra selalu mengajarinya sejak kecil untuk bersikap ikhlas dan menerima apa yang telah terjadi dalam hidup sebagai pembelajaran agar hidup dengan lebih baik.
“Kalau Aku jadi Kakak, tidak menunggu waktu lama. Aku akan membuat pria itu menderita !” ucap Kayana dengan penuh kepastian.
“Besok malam hari ulang tahun perusahaan, Papa ingin semua dunia tahu siapa anak-anaknya. Ayolah Kak, tunjuk kan dirimu ke public. Aku yakin mantan suami Kakak itu pasti menyesal telah melepaskan Kakak !”
Kayana kemudian ia memilih pergi dari kamar Kakaknya dan menutup pintu kamar dengan perlahan meninggalkan Kanaya yang masih diam membisu menatap dirinya di cermin.
“Apa aku harus melakukannya ?” kata Kanaya seorang diri bertanya pada dirinya sendiri di cermin.
Kanaya nampak memikirkannya, hingga pada akhirnya ia tahu keputusan apa yang seharusnya akan ia ambil.
...…………....
Jadi Kanaya tuh gak mudah ya gaes, dia di jual suaminya, diceraikan, terus anaknya meninggal. Kondisi psikis Kanaya ini sebenarnya bisa dikategorikan tidak baik-baik saja. Tapi beruntungnya dia dikelilingi oleh orang-orang yang sayang padanya.
Menurut kalian, cerita Kanaya ini gimana ? Monoton kah ? kalo ada saran ayok..komen gaes..aku tunggu yaa
pasti kayana ada rasa sm adam.......
jangan lukai perasaannya.
apa mau melarikan diri 🤣🤣🤣🤣