Rindunya adalah hal terlarang. Bagaikan sebuah bom waktu yang perlahan akan meledak di hadapannya. Dia sadar akan kesalahan ini. Namun, dia sudah terlanjur masuk ke dalam cinta yang berada di atas kebohongan dan mimpi yang semu. Hanya sebuah harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan.
Ketika hubungan terjalin di atas permintaan keluarga, dan berakhir dengan keduanya bertemu orang lain yang perlahan menggoyahkan keyakinan hatinya.
Antara Benji dan Nirmala yang perlahan masuk ke dalam hubungan sepasang kekasih ini dan menggoyahkan komitmen atas nama cinta itu yang kini mulai meragu, benarkah yang mereka rasakan adalah cinta?
"Tidak ada hal indah yang selamanya di dunia ini. Pelangi dan senja tetap pergi tanpa menjanjikan akan kembali esok hari"
Kesalahan yang dia buat, sejak hari dia bersedia untuk bersamanya. Ini bukan tentang kisah romantis, hanya tentang hati yang terpenjara atas cinta semu.
Antara cinta dan logika yang harus dipertimbangkan. Entah mana yang akan menang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Yang Batal
Suasana semakin kacau saat pengantin wanita sudah berada di tempat acara, sementara pengantin pria yang belum juga datang. Semua tamu undangan sudah saling berbisik ketika pengantin pria tak kunjung datang.
"Ada apa ini? Kenapa pengantin pria belum juga datang?"
"Apa dia melarikan diri seperti dalam film?"
Disini yang terlihat panik adalah Daddy dan Mommy, sementara Laura yang menjadi pengantin wanita itu sendiri, hanya diam saja dengan tenang. Dalam pikirannya, jika Galen melarikan diri dan pernikahan ini batal, maka dia akan lebih senang.
"Dad, kenapa Galen belum juga keluar. Bukannya sudah mereka jemput" ucap Mommy.
"Sebentar, biar Daddy cek dulu"
Daddy langsung mengecek ke ruangan pengantin pria berada. Dan disana, dia melihat keluarga Galen yang seperti sedang kebingungan dan panik.
"Ada apa ini? Dimana Galen?" tanya Daddy, menatap satu persatu dari semua yang berada disana. Dan tatapannya berhenti pada seorang anggota Perencana Pernikahan yang terduduk diam dengan wajah menunduk.
"Maafkan kami Tuan Arganta, kami tidak menyangka jika Galen akan melakukan hal nekat seperti ini" ucap Papa.
Daddy sudah mulai mengerti dari ucapan Papa barusan. Tangannya mengepal erat, dia tidak terima dengan hal yang terjadi pada putrinya.
"Galen pergi di hari pernikahannya dengan Laura. Saya jelas tidak terima, apa yang akan kita bicarakan pada para tamu undangan semuanya"
Papa menghela nafas berat, dia juga bingung dengan kejadian ini. Sementara diluar sana pasti para tamu undangan mulai mempertanyakan pernikahan yang tidak kunjung terjadi. Pengantin pria yang tidak juga muncul ke pelaminan.
"Sudah coba di telepon?" tanya Kakek.
"Sudah, dan Galen sama sekali tidak menjawab telepon. Bahkan Johan pun sama" jelas Mama, terlihat kepanikan yang tidak bisa disembunyikan di wajahnya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Daddy.
"Sekarang mari kita turun, jelaskan saja apa yang sebenarnya terjadi. Kita juga tidak tahu kemana Galen pergi, dan belum tentu bisa menemui dalam waktu cepat. Sebaiknya kita katakan saja sebenarnya pada tamu undangan, bilang saja jika acara pernikahan batal untuk sementara waktu. Kita akan tetap melanjutkan di lain hari" ucap Kakek, sudah tidak ada solusi lain lagi.
Dan akhirnya pernikahan ini entah dibilang batal atau ditunda. Yang jelas seperti itulah penjelasan Papa pada semua tamu undangan yang hadir. Sementara Laura si pengantin wanita yang sudah menunggu kedatangan pengantin prianya sejak tadi, hanya tersenyum tipis yang dia sembunyikan dari orang-orang.
"Yang sabar ya Nona Muda, semoga saja Tuan Galen segera ditemukan"
Laura langsung mengerjap kaget saat orang-orang menghampirinya dan mengucapkan kata sabar, seolah memang Laura adalah pihak tersakiti disini karena pengantin prianya pergi di hari pernikahan.
Ah, benar aku harus pura-pura sedih sekarang. Tapi 'kan aku tidak bisa bersandiwara. Ck.
"Ah iya Nyonya, terima kasih atas kehadirannya, dan mohon maaf atas apa yang terjadi hari ini" ucap Laura, sebisa mungkin untuk tidak menunjukan senyumannya.
"Setelah Tuan Galen selesai dengan urusannya, dia pasti akan kembali dan menikahi Nona Muda"
Laura langsung tersenyum masam mendengar itu. Tidak sama sekali mengiyakan ucapan itu. Karena dia tahu jika Galen pun tidak akan mau kembali menikahinya, setelah hari ini dia berhasil melarikan diri di hari ini.
Sebenarnya kemana Galen ya? Apa dia menemukan Nirma?
Laura menghela nafas pelan, dia terus menunjukan wajah yang sendu saat para tamu undangan menghampirinya dan mengucapkan kata-kata penguat diri untuknya. Padahal, Laura benar-benar senang dengan pernikahan ini gagal. Karena dia juga tidak ingin menjalani pernikahan tanpa cinta dan tidak saling menginginkan satu sama lain untuk bersama.
*
Mobil sport keluaran terbaru ini melaju dengan kencang, menyalip beberapa kendaraan dengan kemampuan pengemudinya yang lihai.
"Kita kemana ini?" tanya Galen yang duduk di kursi belakang.
"Luar Kota" Johan menyebutkan salah satu Kota yang jaraknya cukup membutuhkan waktu beberapa jam jika dengan transportasi darat.
"Luar Kota? Jadi, selama ini Nirma masih ada di Negara ini? Sial, pantas saja kita tidak menemukan dia saat mencarinya di Luar Negara. Ibunya Laura membohongi kita"
"Tidak Tuan, dia tidak berbohong. Memang Nyonya Arganta berniat mengirim Nona ke Luar Negara"
Galen mengerutkan keningnya, dia merasa bingung dengan ucapan Johan barusan. "Jika dia memang mengirim Nirmaku ke Luar Negara, lalu kenapa Nirma ada di Luar Kota sekarang?"
"Nona di culik"
Deg,, tubuh Galen langsung membeku dengan kedua tangannya yang mengepal erat di kedua sisi tubuhnya. Mendengar gadisnya di culik, maka dalam pikiran Galen sekarang jika keadaan Nirma juga tidak akan baik-biak saja.
"Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?"
Johan juga tidak menjawab, menjelaskan sekarang juga percuma saja. Karena dia tidak akan bisa menahan emosi, apalagi jika Johan menunjukan keadaan Nirmala dari sebuah foto yang di kirim oleh orang suruhan mereka.
Mobil akhirnya berhenti di pekarangan sebuah Rumah Sakit. Galen menatap Johan dengan tajam, tanpa pria itu menjawab pertanyaannya, maka sekarang Galen sudah tahu jika keadaan gadisnya tidak akan baik-baik saja jika sudah berhenti di depan Rumah Sakit seperti ini.
"Nona ada di dalam, sebaiknya Tuan lihat dulu keadaannya"
"Kau!"
Galen ingin sekali marah karena Asistennya itu sama sekali tidak menjelasakan keadaan Nirmala yang sebenarnya. Namun dia sadar, saat ini dia hanya perlu mengutamakan Nirmala, dia harus tahu bagaimana keadaannya.
Masuk ke dalam Rumah sakit dengan setengah berlari, menemukan orang suruhannya yang menunggu di depan ruang rawat.
"Dimana dia?" tanya Galen.
"Nona sudah ada di dalam, Tuan"
Galen segera masuk ke dalam ruangan itu, kakinya langsung berhenti melangkah. Terdiam di ambang pintu saat melihat keadaan wanitanya yang terbaring lemah di atas ranjang pesakitan.
Dadanya tiba-tiba terasa sakit, dia sampai memegangnya. Melihat wanitanya terluka seperti ini, maka dia tidak akan rela. Akhirnya Galen tidak meneruskan langkah kakinya untuk masuk ke dalam ruang rawat Nirmala. Dia berbalik keluar dan menutup pintu ruangan.
"Bawa aku menemui orang yang menganiaya wanitaku!" tekan Galen.
"Kau tunggu saja disini, jaga Nona. Aku yang akan pergi kesana" ucap Johan pada orang suruhannya itu.
Akhirnya Johan membawa Galen ke tempat dimana Nirmala di sekap. Disana sudah ada beberapa orang suruhannya yang menyekap orang yang sudah berani menculik Nirmala itu.
"Kau bisa tenang sebentar" ucap Johan, kali ini dia berbicara bukan sebagai bawahan. Tapi sebagai teman.
"Diam! Aku tidak akan membiarkan orang itu lolos begitu saja. Dia harus mati ditanganku!" tekan Galen sambil terus melangkah cepat menyusuri lorong Rumah Sakit.
Wajahnya sudah merah padam, jelas dia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti wanitanya, apalagi sampai separah itu.
Bersambung
lanjut kak tetap semangat 💪💪💪