Sebuah kenyataan pahit harus diterima oleh Liliana.
Suami yang dia cintai tiba – tiba mengatakan akan menceraikannya setelah dia melahirkan anak yang sedang dikandungnya.
Meskipun mereka menikah karena keterpaksaan ,Liliana sangat mencintai suaminya.
Namun badai besar itu datang dan memporak – porandakan rumah tangga mereka setelah Harrold menemukan kembali kekasih yang telah meninggalkannya tepat dihari pernikahan mereka dan membawanya pulang kerumah, tinggal satu atap dengannya.
Hati Liliana yang hancur semakin bertambah hancur ketika dia mengetahui fakta jika drama pernikahan ini sengaja dibuat oleh keluarga Harold untuk menjebaknya dalam skema licik yang telah mereka buat.
Mampukah Liliana bangkit dan keluar dari skema keji yang menjeratnya ?
Ikuti perjuangan Liliana dalam novel disetiap episodenya....
HAPPY READING.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Ting.... Tong....
Suara bel membuat Liliana yang sedang mencicipi kue yang rencananya akan dia jadikan resep dalam acara livenya pagi ini mengangkat kepala dan menghentikan aktivitasnya.
Alisnya sedikit terangkat sebelah merasa binggung siapa pagi – pagi buta seperti ini datang bertamu.
“ Biar saya saja yang membukanya nyonya. Anda bisa melanjutkan untuk mencicipi kue dan memutuskan akan memakai yang mana dalam live pagi ini ”, ucap Monic yang dijawab anggukan oleh Liliana.
Setelah kepergian Monic, Liliana kembali duduk dan menikmati dua kue yang ada dihadapannya sambil menimbang kue mana yang lebih praktis dan disukai oleh anak – anak untuk bekal sekolah.
Jujur saja ini adalah acara live pagi pertama yang dilakukannya atas permintaan para pengemarnya salah seorang ibu muda yang kesulitan menyiapkan bekal anak dengan cepat dan enak.
Setelah menimbang – nimbang maka Liliana pun memutuskan untuk membuat macaroni schotel sosis keju dan stick nasi sayur, menu yang praktis dan bisa diaplikasikan dengan cepat.
Bahkan nanti Liliana juga akan memberi pilihan jika tak ada macaroni maka mereka bisa mempergunakan mie instant sebagai pengantinya yang resepnya juga akan dia peragakan juga dalam acara livenya nanti sebagai bonus.
Klik....
Senyum sopan dan ramah Monic merekah ketika dia melihat siapa yang berdiri dibalik pintu dengan tatapan penuh selidik.
“ Ada apa pak Yusuf datang pagi buta seperti ini ke apartemen tanpa ada janji sebelumnya ”
“ Dan siapa wanita berjilbab panjang yang ada disampingnya itu ”
“ Jika pacar, wanita itu terlalu tua ”
“ Tapi jika bukan, untuk apa pak Yusuf membawanya kemari ”, batin Monic penasaran.
Yusuf yang melihat Monic hanya menatap dia dan maminya dengan tatapan penuh selidik pun mulai bersuara agar asisten Liliana itu tak berpikiran aneh – aneh kepadanya.
“ Uhuk....”
“ Saya datang bersama mami untuk bertemu Liliana ”, ucap Yusuf sedikit canggung karena bertamu pagi buta seperti ini tanpa janji dan membawa maminya lagi.
Sungguh, jika bukan karena ancaman yang diberikan oleh sang mami yang akan melamar Liliana pagi ini juga jika dia tak ikut bersamanya, mungkin Yusuf tak akan malu seperti ini.
Bukan hanya Yusuf yang merasa canggung, Monic yang tak menyangka jika psikolog Liliana ini akan datang bertamu membawa serta maminya juga binggung bagaimana harus bersikap saat ini.
“ Si-silahkan masuk pak Yusuf ”, ucapnya mempersilahkan.
Keduanya segera mengikuti langkah Monic yang membawa mereka menuju kearah ruang tamu dengan senyum kaku diwajahnya.
“ Silahkan duduk, saya akan panggilkan nyonya Liliana ”
Setelah mempersilahkan tamunya duduk, Monicpun segera berjalan cepat menuju dapur untuk memberitahu Liliana mengenai kedatangan Yusuf dan maminya.
“ Siapa yang datang ”
“ Kenapa wajahmu tegang seperti itu ”, tanya Liliana heran.
“ I-itu ada pak Yusuf dan maminya nyonya....”, ucap Monic terbata.
Liliana tampak menaikkan satu alisnya sambil berusaha untuk mencerna kata – kata yang Monic ucapkan kepadanya.
Jika hanya Yusuf yang datang, mungkin Liliana masih menganggap wajar karena mungkin lelaki itu mencemaskannya karena kemarin dia sempat meminta obat penenang lagi karena miliknya telah habis.
Tapi sekarang psikolognya itu berkunjung bersama maminya, tentu saja hal tersebut membuat Liliana binggung apalagi mereka bertamu di jam yang tak wajar dimana sebagian besar orang masih bergelung dengan selimut tebalnya diatas ranjang.
“ Monic, bawa beberapa kue yang matang kedepan beserta minuman hangat ”, perintah Liliana tegas.
Tak ingin berkutat dengan pikirannya sendiri, Liliana bergegas pergi menuju ruang tamu untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang sedari tadi menari – nari dalam benaknya.
“ Pagi pak Yusuf....”
“ Seharusnya bapak tak perlu repot – repot datang mengantarkan obat kerumah karena saya nanti bisa mengambilnya ke klinik sekalian pergi pemotretan ”, ucap Liliana sambil merlirik paper bag munggil diatas meja yang bisa dipastikan adalah obat yang dipesannya semalam.
“ Sama sekali tidak merepotkan miss Li karena Yusuf sekalian mengatarkan saya kemari ”, ucap wanita yang ada disamping Yusuf tersenyum ramah.
Liliana yang sejak awal hanya fokus pada Yusuf tak menyadari jika ada wanita yang duduk disofa tunggal disampingnya sehingga diapun tersenyum menyapa wanita yang dia perkirakan berusia empat puluh tahunan itu dengan ramah.
“ Mungkin miss Li binggung dengan kedatangan saya pagi - pagi buta seperti ini ”
“ Perkenalkan saya Salwa, maminya Yusuf sekaligus fans nya miss Li ”
“ Tujuan saya pagi ini ingin berkunjung untuk menjalin tali silaturahmi sebelum saya pergi ke benua biru untuk beberapa waktu kedepan ”, ucapnya menjelaskan.
Meski Liliana masih sedikit binggung tapi dia menyambut baik kedatangan Salwa karena selain wanita itu adalah maminya Yusuf beliau juga ternyata adalah fans beratnya yang selama ini selalu memberikan gift yang besar setiap kali dia live.
“ Anda ternyata pemilik akun Salevi, fans setia miss Li ”
“ Saya cukup beruntung mendapat kunjungan anda hari ini ”
“ Dan terimakasih untuk setiap gift yang anda berikan setiap kali saya live ”, ucap Liliana tulus.
Salwa yang mendapatkan sambutan tak terduga dari Liliana tentu saja sangat senang karena harapannya untuk mendekatkan sang putra dengan wanita idamannya selangkah lagi akan segera terwujud sebelum dia pergi mengunjungi putra pertamanya dibenua biru untuk beberapa waktu kedepan.
Bukan hanya Salwa saja yang bahagia karena apa yang dia harapkan tercapai.
Dilain tempat, pagi ini Agustin bangun dan segera bersiap untuk pergi kekantor dengan hati bahagia setelah dia mendapatkan bonus pertamanya.
Meski jumlahnya tak seberapa tapi dia puas dengan kemajuan kinerjanya yang semakin membuka lebar langkahnya untuk bertemu dengan Liliana selaku pemilik perusahaan yang kabarnya akan berkunjung dalam waktu dekat.
Agustin ingin ketika Liliana datang kekota B, dia bisa menyambut mantan istrinya itu demi menjalankan misinya dan membalas dendam karena Liliana lah keluarganya hancur dan dia menderita seperti ini.
Mantan suami Liliana yang sudah berganti wajah dan identitas tersebut merupakan karyawan yang cukup diperhitungkan saat ini.
Baru beberapa minggu menjabat sebagai manager pemasaran, Agustin langsung membuat gebrakan hingga bisa menutup target bulanan dengan sangat apik.
Kepala divisi pemasaran tentu saja sangat bangga karena dirinya tak salah memasukkan orang kedalam timnya.
Bahkan ide – ide brilian yang keluar dari kepala Agustin setiap kali meeting membuatnya secara perlahan menjadi salah satu orang kepercayaan kepala divisi pemasaran karena dianggap memberi warna dan terobosan yang berbeda.
Kepala divisi pemasaran bahkan memberi Agustin beberapa akses penting perusahaan sehingga dia bisa menjalankan misinya dengan lancar.
Selain mencari tahu posisi token yang diperkirakan disembunyikan dalam pabrik, Agustin juga telah mengambar peta perusahaan agar Paul dan rekan - rekannya bisa bergerak dengan mudah didalam FCO.
Namun sayangnya pergerakan Agustin yang terlalu terburu - buru untuk segera menghancurkan perusahaan milik Liliana dapat terlacak dengan cepat oleh Lutsi yang langsung melaporkan hal tersebut kepada majikannya.
" Berani seklai mereka bermain - main diwilayahku ", Liliana berguman sambil menunjukkan smirk devilnya membuat Lutsi sedikit kesulitan menelan ludah membayangkan betapa buruknya nasib tikus yang berani menyusup ke FCO tersebut.
Liliana mengernyitkan keningnya cukup dalam melihat pola kinerja manager pemasaran yang baru saja bergabung satu bulan di FCO mengingatkannya pada sosok seseorang yang sangat dibencinya.
" Dia itu bodoh atau apa "
" Jika seperti ini, bukankah secara tidak langsung dia telah mengungkap identitas dirinya yang sebenarnya ", batin Liliana mencemoh.
Liliana sama sekali tak menyangka jika Dominic akan menggunakan mantan suaminya sebagai pion untuk menyerangnya.
Setelah melihat jejak Harold, Liliana pun tersenyum sinis dan menantikan sejauh mana langkah mantan suaminya itu bergerak untuk menghancurkan perusahaan miliknya.
" Dia pikir dengan kemampuan otaknya yang tak seberapa bisa membuat FCO hancur "
" Mimpi ", gumannya sinis.
Kali ini Liliana tak akan membiarkan mantan suaminya melangkah lebih jauh dan Dominic mendapatkan apa yang dia inginkan.
" Jadi kalian ingin bermain - main denganku, baiklah "
" Let's play the game ", gumannya menyeringai licik.