Nabila tidak pernah membayangkan jika harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini, dirinya harus terjebak dengan pernikahan semu bersama dengan seorang pria yang bernama Revan Alvaro.
Di usia pernikahan yang ketiga tahun ini dirinya harus berpisah karena Revan sudah ada wanita lain yang sejak dulu singgah di hatinya.
Nabila pun berusaha menerima semua keputusan Revan, dan tanpa dirinya tahu ternyata Allah sudah menitipkan janin di balik perceraiannya itu. Apakah Nabila bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini?? temukan jawabannya hanya di manga toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 pernyataan maaf Sheila
Revan begitu kesal dengan pernyataan sang nenek dia merasa kalau neneknya terlalu menghakimi dirinya tanpa mengerti posisinya, sebagai seorang ayah, sebenarnya dirinya tidak pernah menginginkan hal yang seperti ini. Tapi kembali lagi untuk saat ini Revan masih belum bisa berbuat apa-apa karena cinta buta nya itu.
"Ah ... Mengapa selalu seperti ini!" geram Revan sambil mengacak rambutnya dengan penuh frustrasi.
*****
Di pelambang, saat ini Nabila mulai membereskan makanan yang masih belum tersentuh oleh suaminya itu, dirinya begitu terenyuh melihat wajah lelah suaminya. Abi sedari dulu memang selalu begitu bahkan kebaikannya terhadap anak-anak tidak pernah berubah dari jaman awal pertemuan mereka beberapa tahun lalu, rasanya tiada menduga Nabila yang sempat trauma dengan pernikahan akan kembali merajut kasih bersama pria yang benar-benar bisa mencintai dan menyayangi anak-anaknya.
Setelah hampir satu jam lebih tiba-tiba saja Abi mulai terjaga dari tidurnya, beruntung Nabila masih stay di kamarnya sehingga dirinya bisa melayani suaminya kembali.
"Abang sudah bangun?" tanya Nabila.
"Sudah sayang, eh mau kemana?" tanya Abi yang melihat istrinya hendak keluar dari kamarnya.
"Aku mau ambil makanan untuk Abang," jawab Nabila.
"Nanti saja ayo cepat kemari lah," ajak Abi, lalu Nabila pun menghampiri suaminya.
"Ada apa Abang?" tanya Nabila.
"Aku mau makan," jawab Abi sambil mendudukkan istrinya di pangkuannya.
"Iya makanya, aku mau ambil di dapur dulu," ucap Nabila.
"Enggak mau, aku maunya makan ini," tunjuk Abi di bagian bibir istrinya.
Tanpa menunggu jawaban dari istrinya, Abi pun langsung mencium bibir istrinya dan pada akhirnya mereka berdua hanyut dalam percikan api gelora yang sudah tertahan beberapa hari lalu, permainan Abi untuk saat ini begitu halus karena dia mengerti dengan keadaan istrinya yang kandungannya masih di tahap trimester pertama.
"Sayang terima kasih untuk hari ini," ucap Abi ketika sudah selesai melepaskan hasratnya.
"Iya, Abang. Ya sudah ayo kita mandi!" ajak Nabila.
"Bentar dulu kamu tidak boleh jalan sendiri, aku akan menggendong mu," ujar Abi.
Akhirnya mereka bisa mandi bersama kembali setelah kemarin di sibukkan dengan keadaan Ayana, sebagai seorang istri Nabila teramat bersyukur dan bahagia memiliki suami seperti Abi.
"Sayang rambutmu masih basah," ucap Abi lalu memakaikan handuk untuk membungkus rambut istrinya tersebut.
"Terima kasih Abang," sahut Nabila.
Lagi-lagi perlakuan kecil Abi membuat Nabila bahagia tiada henti, dirinya mengucap rasa syukur berkali-kali karena di pertemukan dengan laki-laki sebaik Abi.
*****
Keesokan harinya, saat ini ketiga bocah kembar itu baru terjaga dari tidurnya, mereka semua ingin menemui orang tuanya agar suasana menjadi lebih seru lagi, seperti biasa Ayana selalu antusias jika ingin menghampiri orang tuanya, karena di situ ada ayahnya yang selalu membuat gadis kecil ini bahagia dan lebih bewarna, berbeda dengan kedua kakaknya, dua anak cowok Nabila ini diam-diam selalu membicarakan ayah kandungnya, ya? Shaka dan Aras akhir-akhir ini ingatan mereka selalu dipenuhi bayangan ayah kandung yang selama ini tidak pernah menengoknya.
"Kak Sakha, nanti kalau besar aku pingin sekolah ke kota," ucap Aras.
"Ke kota mana Aras?" tanya Shaka.
"Nggak tau pokoknya ke kota, tempat ayah tinggal," jawab Aras.
"Iya, kita cari ayah kalau sudah besar,"sahut Shaka.
"Memang Kak Shaka tau ayah dimana?" tanya Aras.
"Entahlah nanti tanya-tanya sama ibu," ucap Shaka.
"Kira-kira ayah sayang nggak, sama kita," tebak Aras.
"Nggak tahu," sahut Shaka.
Tidak lama kemudian ada suara yang memanggil yang mengharuskan dua bocah tersebut memberhentikan pembicaraannya dan harus berkumpul di meja makan. Tampa menunggu lama lagi kedua bocah tersebut langsung menuju ke meja makan karena memang di sana kedua orangtuanya sudah menunggu.
"Boy, kalian kok lama sekali," ucap Abi kepada dua anak tersebut.
"Itu, yah tadi kita sedikit ngobrol sama Aras," sahut Shaka.
"Emang ngobrolin apa sih?" tanya Abi penasaran, sedangkan mereka hanya diem saling adu pandang.
Abi pun mencoba mengerti dengan kedua bocil yang sepertinya tidak mau menceritakan obrolannya itu, lalu menyuruh mereka untuk sarapan.
"Ya, sudah kalau kalian tidak mau cerita ayah nggak maksa. Ayo sekarang kita sarapan," ajak Abi kepada semua.
Sarapan pun sudah selesai saatnya sekarang mereka berangkat untuk ke sekolah, Abi begitu siap untuk mengantar ketiga anaknya tersebut.
"Ibu kita berangkat dulu ya," pamit Shaka yang diikuti oleh kedua adiknya.
"Iya sudah hati-hati kalian jangan nakal di sekolah," tutur Nabila terhadap anak-anaknya.
Setelah kepergian anaknya Nabila pun kembali ke dapur saat ini dirinya sangat ingin membuat kue, karena siang ini kakak iparnya akan datang ke rumahnya. Nabila begitu semangat menyambut kedatangan Sheila karena memang kakak iparnya ini adalah satu-satunya orang yang dulu kurang setuju terhadap dirinya tidak tahu kenapa semenjak Nabila hamil perlahan Sheila mulai membuka pintu hatinya untuk Nabila.
Tangan gesit itu mulai berkutat dengan bahan-bahan kuenya Nabila begitu cekatan meskipun sedang hamil, tidak membutuhkan waktu lama akhirnya kue bikinannya jadi juga.
'Ah semoga saja kak Sheila suka dengan kue buatanku ini.' batin Nabila.
Selesai membuat kue ternyata orang yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, Sheila datang dengan sendirinya tanpa di dampingi suami ataupun keluarga yang lainnya, semenjak melihat kejadian kemarin di rumah sakit. Hati Sheila terasa terketuk, bahkan dirinya sempat menyesal karena dulu dia sempat menolak kehadiran Nabila dan ketiga anaknya dalam lingkungan keluarganya.
Bukan tanpa alasan dirinya tidak menyukai Nabila, hanya saja dulu pikirannya sangat cetek tidak seluas sekarang, hanya perihal janda beranak tiga saja, hati Sheila sudah menolak kehadiran Nabila, padahal kalau di pikir-pikir yang namanya jodoh tidak ada yang tahu, mungkin dulu pikiran Sheila masih belum sampai ke arah situ, makanya dia hanya memakai argumennya sendiri.
"Assalamualaikum Nabila," sapa perempuan cantik berdarah Arab itu.
"Waalaikum salam Kak Sheila," sahut Nabila sambil menyambut tangan saudara iparnya seraya bersalaman.
"Apa kabar cantik, Masya Allah bumil satu ini wajahnya semakin glowing saja," puji Sheila.
"Ah Kak Sheila ada-ada saja, Kakak juga cantik dan awet muda," timpal Nabila.
"Bil nggak di suruh duduk ini Kak Sheila," tegur Sheila yang membuat Nabila sedikit malu.
"Oh ya Kak maaf lupa sangking senengnya di datangi Kak Sheila sampai lupa seperti ini," gegas Nabila.
Saat ini keduanya sedang duduk di ruang keluarga sambil menghidangkan kue buatannya tadi, Nabila sengaja membuat cake kesukaan kakak iparnya itu, bukannya apa hanya saja Nabila ingin menyambut saudara iparnya itu dengan penuh kebahagiaan, karena hubungannya yang sekarang berangsur membaik.
"Wah cake buatan kamu enak sekali," puji Sheila.
"Kak, Sheila suka?" tanya Nabila.
"Iya Bil."
"Nanti aku bawakan kebetulan aku bikin banyak kuenya," ucap Nabila.
Selesai memakan kue buatan Nabila akhirnya Sheila mulai mengutarakan kedatangannya ke rumah Nabila, dirinya begitu menyesal dengan keputusannya dulu yang tidak menyukai Nabila, bahkan Sheila sempat berpikir kalau Nabila hanya memanfaatkan adik iparnya saja.
"Bil sebenarnya aku datang kemari ingin mengutarakan isi hatiku, kak Sheila minta maaf ya, dulu pernah bersikap kurang baik terhadap Nabila, dan jujur saja ketika kejadian kemarin di rumah sakit, aku baru tahu kalau kehidupanmu yang dulu tidak baik-baik saja, bahkan sampai sekarang mantan suamimu masih bersikap acuh tak acuh terhadap anak-anak yang sejatinya dari dagingnya sendiri, kak Sheila minta maaf ya, karena sempat berburuk sangka terhadap dirimu," ucap Sheila di sela isaknya.
"Kakak jangan seperti itu, bahkan aku sudah melupakan semua, bagiku Kak Sheila wajar memiliki sikap seperti itu, karena Kakak memang tidak menginginkan nantinya hal buruk menimpa bang Abi, itu hal yang sangat baik Kak," sahut Nabila.
"Tapi perbuatanku dulu terhadapmu sangat berlebihan Bil."
"Ya sudah tidak apa-apa, sekarang kita mulai semuanya dari awal lupakan semua kejadian yang dulu, lagi pula aku sudah tidak ada rasa kesal apapun terhadap Kak Sheila semenjak tumbuhnya si dedek di kandunganku, tanpa kita sadari dialah yang menyatukan hubungan kita," terang Nabila.
"Iya kamu benar dan semenjak itu rasa kesal ku terhadapmu sedikit memudar, apalagi ketika kejadian di rumah sakit kemarin, hal itulah yang membuka hatiku untuk menerimamu dan anak-anakmu setulus hatiku, ternyata hidupmu berat ya, bahkan aku tidak bisa membayangkan jika itu di posisiku," ucap Sheila.
Pada akhirnya kedua wanita cantik tersebut saling sadar dan menguatkan, bahkan Nabila sempat mendoakan Sheila agar supaya cepat menyusul dirinya memiliki momongan, hal itupun di tanggapi Sheila dengan kebaikan, dan setelah itu akhirnya Sheila harus pulang karena memang dirinya harus ke kantor suaminya.
****
Waktu pun sudah memasuki siang anak-anak Nabila pun sekarang sudah berada di rumahnya kembali, ketiga kembar tersebut begitu bahagia karena sebentar lagi libur panjang akan tiba dan dirinya akan naik ke kelas berikutnya, terpancar rona bahagia di sorot mata ketiganya.
"Ibu besok sudah libur," ucap Aya.
"Iya Sayang, besok kalian sudah libur panjang, dan mulai besok kalian memiliki waktu bebas di rumah," tutur Nabila.
"Ya, masak libur sekolah hanya di rumah saja," keluh Aras dengan nada lemas nya.
"Memangnya Aras mau kemana?" tanya Nabila.
"Aras dan Kak Shaka ingin liburan ke rumahnya ayah," ungkap bocah tersebut.
Deg!
Seketika jantung Nabila mendadak ingin copot mendengar ungkapan dari anak keduanya Nabila begitu merasa bersalah karena sampai sekarang dirinya masih belum bisa mempertemukan ketiga anaknya dengan ayah kandungnya, bukannya Nabila ingin memutuskan hubungan antara anak dan ayah, tapi dari pihak sana yang tidak ingin bertekad baik untuk menemui anaknya.
"Sayang sini kalian bertiga mendekatlah," ucap Nabila.
Pada akhirnya ketiga bocah tersebut mendekat dan memeluk keduanya tidak tahu kenapa air mata lolos begitu saja, lima tahun sudah tidak terasa Nabila membesarkan bayi kembarnya itu, dirinya bahkan tidak menyangka akan melewati hari-hari sulitnya sampai pada akhirnya dia di pertemukan oleh sosok Abi yang menggantikan figur ayah yang sempat hilang diantara ketiga anaknya tersebut.
"Sayang kalian rindu dengan ayah?" tanya Nabila yang di angguki ketiga anaknya.
"Iya Bu kami sangat rindu," jawab mereka.
"Kalau kalian rindu berkaca lah di cermin, karena sosok kalian bertiga sangat mirip persis dengan ayah kalian," ucap Nabila yang sudah tidak tahu harus menjelaskan seperti apa terhadap anak-anaknya.
Selamat pagi teman-teman, semoga pagi hari kalian selalu di awali dengan kebaikan dan kesehatan, selamat membaca jangan lupa selalu menemani perjuangan Nabila dan anak-anaknya. Selamat membaca ....
Zahra yg dibisik aku yg kaget dan mukaku merah padam krna nahan malu 😍😍😍
mau kabur atau diusir bisa lah duduk teras bntr nunggu hjn reda br pesan grab yg sllu online. klo dia jln pake mantel ujan msh ok lah..
yahh namanya alur dibuat dramatis tp kdg tak logis..ngikut aja dan jg crta bagus n rapi
TAMAT