Dia meninggalkan kemewahan demi untuk hidup sederhana. bekerja sebagai pengantar makanan di restoran miliknya sendiri.
Dan dia juga menyembunyikan identitasnya sebagai anak dan cucu orang terkaya nomor 1 di negara ini.
Dia adalah Aleta Quenbi Elvina seorang gadis genius multitalenta.
"Ngapain kamu ngikutin aku terus?" tanya Aleta.
"Karena aku suka kamu," jawab Ars to the point.
Penasaran dengan kisah mereka? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
.
.
.
Berbeda dengan Ars, berbeda pula dengan Aleta. Aleta malah tidur nyenyak malam ini. Seolah tidak ada beban dan kejadian hari ini.
Sehingga tidak menghiraukan apapun lagi saking nyenyak nya tidurnya.
Pagi hari...
"Huuamp" Aleta terbangun sambil merentangkan kedua tangannya kesisi kiri dan kanan.
"Ah iya, hari ini aku libur, sebaiknya aku joging saja," gumam Aleta.
Aleta segera bangun dari tidurnya dan berlari kecil kekamar mandi. Ia mencuci muka dan menggosok gigi, kemudian berganti pakaian dengan pakaian olahraga. Tidak lupa tas ransel kecil miliknya dan skateboard.
"Perfect," gumam Aleta memuji dirinya sendiri.
Penampilannya yang sederhana tapi tetap menarik dimata pria. Tidak perlu berpakaian s*ksi dan berkelas.
Aleta berlari kecil menuruni anak tangga, sambil menenteng skateboard. Tidak lupa Aleta mengunci pintu rumahnya.
Aleta dengan santai menaiki skateboard nya dan meluncur dijalan raya. Suasana pagi memang terasa lebih segar. Apalagi ini masih terlalu pagi, baru jam 5 pagi.
"Ternyata sudah ada yang lebih dulu dari aku," gumam Aleta saat ia sudah tiba ditaman.
Aleta meletakkan skateboard dan tas ranselnya disebuah bangku taman. Kemudian ia lari berkeliling taman tersebut.
"Sudah lama tidak joging, kaki pun terasa sedikit kaku," gumam Aleta.
"Hai...." sapa seorang pria.
Aleta menoleh dan melihat seorang pria tampan sedang mengikutinya.
"Boleh kenalan?" tanya pria itu. Tapi yang diajak bicara seolah bisu dan tuli.
"Namaku Orlando," ucap pria itu memperkenalkan diri.
Aleta menghentikan larinya. Dan menatap wajah tampan pria itu.
"Awa ...wa...wa," ucap Aleta disertai bahwa isyaratnya.
"Hah... Tuli dan bisu?" tanya pria dalam bahasa isyarat pula.
Aleta mengangguk dan kemudian meneruskan larinya. Orlando terdiam mematung ditempatnya. Ia tidak menduga ternyata gadis yang menarik perhatiannya seorang gadis bisu dan tuli.
Aleta sebisa mungkin menahan diri untuk tidak tertawa. Akhirnya ia berhasil dengan aktingnya yang sempurna.
"Cantik, tapi sayangnya bisu dan tuli," batin Orlando. Kemudian ia pergi dari tempat itu.
Sementara Aleta sedang duduk dikursi taman sambil minum air mineral yang selalu ia bawa.
"Kak, beli kerupuk saya," kata seorang bocah laki-laki berusia sekitar 8 tahun.
"Berapa dek?" tanya Aleta.
"5000 satu kak," jawab anak itu.
"Baiklah, kakak borong semua," ucap Aleta.
"Serius kak? Akhirnya aku bisa membelikan ibu obat," tanya anak itu.
"Memangnya ibunya sakit apa?" tanya Aleta.
"Gak tau kak, ibu sering sakit-sakitan. Dan tidak punya uang untuk beli obat," jawab anak itu. Airmata nya menetes mengingat perjuangan ibunya mencari nafkah untuk dirinya.
"Boleh kak kerumah mu?" tanya Aleta.
"Tapi rumah kami jelek kak," jawab anak itu.
"Gak apa-apa, kak bukan orang yang suka memandang rendah orang lain," kata Aleta.
"Ini kakak bayar dulu kerupuknya," kata Aleta lagi. Sambil menyodorkan uang 500 ribu.
"Kebanyakan kak, aku tidak punya kembalian," kata anak itu.
"Ambil saja, itu adalah rezekimu hari ini," jawab Aleta.
"Terima kasih banyak, kak," ucap anak itu.
"Siapa namamu?" tanya Aleta.
"Aidan kak," jawabnya.
"Namanya bagus, Oya rumahmu jauh gak?" tanya Aleta.
"Dekat kok kak, 15 menit kalau berjalan kaki," jawab Aidan.
"Ya sudah, kita jalan kaki saja biar sehat," ucap Aleta.
"S*al, ternyata aku ditipu," umpat Orlando yang tidak sengaja mendengar saat Aleta berbicara.
"Tapi menarik," gumamnya sambil tersenyum.
Aleta membagi-bagikan kerupuk yang ia beli tadi kepada anak-anak yang ia temui dijalan. Anak-anak jalanan tentunya. Dan hal itu tidak luput dari pandangan Orlando yang terus memperhatikannya sejak tadi.
Hingga kerupuk tersebut tersisa 2 bungkus lalu dimasukkan kedalam tas ransel miliknya.
"Itu rumahku kak," kata Aidan.
Kini mereka sudah berada didepan rumah Aidan. Sebuah rumah gubuk yang sudah sangat usang. Tanpa sadar Aleta menitiskan airmata nya melihat pemandangan didepannya. Apalagi saat ia masuk dan melihat keadaan seorang wanita yang terbaring lemah, hanya beralaskan kardus.
Aleta segera memanggil taksi dan mengirim alamatnya kepada supir taksi tersebut. Karena mereka saat ini berada didalam gang. jadi terpaksa Aleta mengangkat tubuh wanita itu dan membawanya keluar.
Beruntung Aleta sangat kuat. Sehingga ia bisa mengangkat tubuh wanita itu. Bersamaan dengan itu supir taksi pun tiba di lokasi.
Aleta segera memasukkan wanita itu kedalam mobil taksi dan akan membawanya kerumah sakit.
"Kak, aku tidak punya biaya untuk bayar rumah sakit," kata Aidan risau.
"Jangan takut, kak ada. Kakak akan tanggung semua biayanya. Doakan saja ibumu cepat sembuh," ucap Aleta. Aidan mengangguk. Airmata nya tidak berhenti mengalir.
Orlando masih setia mengikuti mobil taksi tersebut. Hingga mobil itu tiba didepan rumah sakit milik Cahaya.
"Ada apa Nak?" tanya Cahaya saat melihat Aleta menggendong wanita itu.
"Bun, selamatkan dia," ucap Aleta. Secara kebetulan Cahaya baru selesai melakukan operasi pada pasiennya.
"Suster, tolong bawa pasien ke ruang UGD untuk pemeriksaan lebih lanjut," perintah Cahaya.
Cahaya masih aktif menjadi dokter bedah, tapi kalau ada yang ingin operasi saja. kalau yang ringan-ringan akan diserahkan kepada dokter lain.
"Kamu tenang sayang, dokter akan menanganinya," ucap Cahaya.
Orlando hanya memperhatikan saja dari dalam mobil. ia tidak ada niat untuk menolong atau apapun. Dia hanya mengagumi sosok gadis yang baru ia temui beberapa menit lalu.
Kini Aleta dan Aidan berada didalam ruangan bundanya. Aleta menyuruh Aidan untuk mandi, dan sementara itu ia akan membeli pakaian ganti untuk Aidan.
Aleta keluar dengan terburu-buru. Bahkan setengah berlari. Kebetulan didekat rumah sakit ada toko pakaian yang menjual bermacam-macam pakaian dari yang murah hingga yang mahal.
"Hai!" sapa Orlando. Saat ini Aleta sedang memilih pakaian untuk Aidan.
Aleta tidak menggubris sama sekali. ia masih sibuk memilih pakaian tersebut. Akhirnya Aleta mendarat pakaian ukuran tubuh Aidan.
Aleta meminta pelayan untuk membungkus pakaian untuk Aidan dan juga untuk ibunya.
"2,5 juta Nona," kata penjaga kasir ramah.
Aleta menyerahkan kartu hitam miliknya, petugas kasir pun segera menggeseknya.
"Terima kasih," ucap Aleta sopan saat menerima kartu hitam itu kembali.
"Sama-sama Nona, silakan datang lagi," jawab petugas kasir tersebut.
Orlando masih setia mengejar Aleta. Meskipun tidak digubris oleh Aleta. Aleta kembali kerumah sakit.
Saat ia masuk, ternyata Aidan sudah berpakaian kembali dan pakaian lusuh itu lagi.
"Kenapa pakai itu lagi?" tanya Aleta.
"Aku tidak punya baju selain ini, kak," jawab Aidan.
"Nih pakai," ucap Aleta sambil menyerahkan pakaian tersebut.
Aidan begitu girang menerimanya dan kemudian berganti pakaian. Aleta menyuruh membuang pakaian lamanya.
"Sayang, bunda harus melakukan operasi. Karena penyakit wanita itu harus segera di operasi," kata Cahaya. Aleta mengangguk.
.
.
.
ada aja tingkahnya 🤣🤣
ini kedua x nya aq kesini, saking sukanya dg karakter Aleta dan Ars /Grin//Grin/
suksess y thor...