Naina Nurannisa seorang wanita cantik dan pekerja keras
Naina berasal dari keluarga sederhana,dia dinikahi oleh seorang Pria tampan dan mapan dari keluarga berada benama Al-Bara Adhitama Rahardian di Rahardian group
Naina dan Al-Bara saat Naina baru berusia 19 Tahun dan Bara berusia 22 tahun saat Naina bekerja sebagai seorang office girl atau cleaning service di perusahaan Papi Bara
awalnya mami Bara tidak setuju karena Naina tidak sederajat dengan mereka namun Bara tetap pada pendiriannya mau menikahi Naina karena sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis cantik nan polos itu
awal pernikahan mereka Naina sangat bahagia karena Bara memperlakukannya sangat manis ditambah saat Naina melahirkan putra pertamanya
Azka Adithama Rahardian mereka terlihat sangat menyayangi Azka
Tuan Abraham Papi Bara sangat menyayangi cucu pertamanya itu namun berbeda dengan Nyonya Dianra Mami Bara tidak begitu antusias dengan cucunya dan masih tidak menyukai Naina
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Hari yang baru
setelah menyiapkan semua kebutuhan anak-anak
saya mandi dan bersiap untuk mengantarkan mereka kesekolah
"Bang sudah selesai nak!!? ayo sarapan dulu ajak Adik-adikmu "pintaku pada anak sulungku
"iya ma,ini lagi bantu adek "jawab putraku itu
seperti inilah kami setiap hari saat masih tinggal dirumah mantan mertua ku, anak-anakku sudah terbiasa mengurus diri mereka sendiri dan saling bantu sementara saya sibuk mengurus ini dan itu karena saya mengurus semuanya sendirian hingga tidak sempat mengurus anak-anakku
bersyukurnya anak-anakku tidaklah manja dan mengerti bahwa mamanya sangat lah sibuk,putra sulungku juga sangat membantu karena dapat mengatur Adik-adiknya
akhh!!! jika ingat semua itu hatiku rasanya sangat sakit, mengabdikan diri Selama lima belas tahun mencoba menjadi istri dan menantu yang baik ternyata hanya dianggap sebagai seorang pembantu
tapi saya berjanji akan menunjukkan pada mereka bahwa pembatu ini bisa mendidik anak-anaku dan membahagiakan mereka tanpa campur tangan mas Bara
dan saya akan membuat mas Bara menyesal telah menyia-nyiakan darah dagingnya
"ma,kami sudah siap"ucap putra sulungku membuyarkan lamunanku
"oh iya sayang,ayo sarapan dulu nanti kalian telat"ucapku
"kenapa mama menangis !!?"tanya Ali
"tidak sayang, mama tidak nangis
ayo sarapan cepat nanti mama antar kalian "jawabku sambil mengusap sudut mataku yang ternyata berair
"kok wajah mama pucat"ucap akza
"oh benarkah sayang,mungkin mama hanya lelah sayang nanti dibawa istirahat pasti sudah baikan, tidak usah khawatir ya Sayang"ucapku mengelus kepala putra sulungku itu
"mama tidak sarapan !!? "tanya akza lagi
"nanti saja sayang, setelah pulang antar kalian takutnya kalian telat"jawabku beralasan padahal nasi goreng yang kubuat hanya cukup untuk mereka berempat karena beras yang sempat kubeli kemarin sudah habis dan rencananya sepulangnya dari mengantarkan anak-anak saya akan belanja kebutuhan dapur dan rumah dipasar
"Ayo ma kita berangkat kita sudah selesai "ucap anak-anakku dan saat menoleh kemeja makan ternyata mereka sudah membereskan semuanya
"ayo sayang,kita mulai hidup yang baru bersama "jawabku dengan senyuman termanis ku
"iya ma" jawab mereka serempak membalas senyumanku
hatiku menghangat melihat senyuman ke empat buah hatiku
walau kutau ada luka yang mengaga dihati mereka
ada rasa kecewa yang mereka simpan untuk ayahnya
"eh sayang,pamit dulu gih sama uti dan akung disebelah tuh mereka lagi bersih-bersih"ucap ku pada anak-anakku saat melihat Bude yana sedang menyapu dihalaman rumah mereka sedangkan pakde rojak juga disana entah apa yang dikerjakannya
anak-anakku pun berjalan kearah sepasang paruh baya itu untuk berpamitan
saya melihat Bude Yana dan pakde Rojak mengelus kepala anak-anak ku dengan sayang saat mereka mencium punggung tangan mereka,hal seperti itu tidak pernah nenek dan kakek kandung mereka lakukan karena saat mereka akan berpamitan mereka sudah ada didalam kamar mereka dan anak-anakku tidak akan pernah mau masuk kekamar mereka hanya sekedar berpamitan karena mereka takut dibentak dan di marahi oleh omanya
mas Bara pun tidak pernah mengelus kepala anaknya saat berpamitan karena selalu sibuk dengan ponselnya
tak terasa tetesan bening ini keluar tanpa permisi
segera ku usap pipiku yang basah karena tidak ingin anak-anakku melihatnya
ku ukir senyuman manisku pada mereka saat mereka mendekati ku
saya pun mengantar anak-anak kesekolah mereka seperti biasa
"sudah siap semua !!?"tanyaku
"siap ma"jawab mereka bersamaan
"kalau begitu ayo kita let's go "ucapku
"let's go "ucap mereka juga lalu kami terkekeh bersama
"dada uti....dada Akung.."ucap Anak-anakku saat motor yang kukendarai mulai kujalankan keluar dari halaman rumah melambaikan tangan kepada kedua paruh baya itu
"dada nak hati-hati ya"ucap bude yana ikut membalas lambaian tangan anak-anakku,pakde pun melakukan hal yang sama
saya hanya tersenyum kearah mereka
"ma,akung baik ya"Ucap Abi yang berada didepanku saat motor yang kukendarai melaju perlahan
karena saya takut membawa motor dengan kecepatan tinggi karena anak-anakku Duduk berdesakan di belakangku
beruntungnya badan mereka kurus jadi jok motor muat buat mereka bertiga
sedangkan sibungsu duduk setengah berjongkok didepan ku
"Akung kan memang baik"jawabku
"iya ma tapi akung beda sama opa"ucapnya lagi
"emangnya kenapa sayang " tanyaku
"akung tadi memberikan kami uang jajan !!! nih !!!"ucap putra ku ini lalu memperlihatkan uang berwarna ungu padaku
"iya ma,jadi mama tidak usah kasi kami uang jajan lagi ya"ucap sulungku
"iya sayang, Terima kasih ya sudah mau mengerti mama"ucap ku terharu karena memang selama ini saya yang memberikan mereka uang jajan setiap harinya,uang sisa belanja tiap hari kusisihkan untuk kebutuhan sehari-hari anak-anak ku karena mas Bara hanya memberikan uang belanja bulanan dan bersyukurnya ibu mertua tidak pernah merecokinya sehingga saya juga bisa menyisihkan sedikit untuk anak-anakku
uang pemberian Narendra adik iparku saya tabung untuk jaga-jaga jika ada kebutuhan mendesak anak-anak disekolah
kadang-kadang juga papi mertua sering memberikanku uang tanpa sepengetahuan ibu mertua itu semua saya simpan
"iya ma sama-sama "ucap mereka
"tapi mama harus janji selalu sehat, kami tidak ingin mama sakit karena kami tidak punya siapa-siapa selain mama"ucap putra keduaku terdengar serak
"iya sayang mama janji,dan kalian juga harus janji yang rajin belajar biar nanti kalian bisa sukses "jawabku
"iya kami janji,akan belajar bersungguh-sungguh "ucap Attar lagi
"nah sekarang adek dan aa' sudah sampai, jangan nakal ya sayang tunggu mama jemput kalian "ucapku pada kedua putraku yang sudah berdiri disamping motor ku dan menyodorkan tangannya untuk Salim
"iya ma,kami masuk dulu ya ma" Attar
"mama hati-hati ya dijalan" abi assalamualaikum "Abi dan Attar
"waalaikumsalam " jawab kami
"iya sayang,dada adek...dada aa' "sahut ku melambaikan tangan
setelah mereka berjalan masuk ke dalam kepekarangan sekolah sambil berangkulan saya dan kedua putraku melanjutkan perjalanan menuju sekolah mereka
tak berselang beberapa menit kami sampai
"kami masuk ya ma, assalamualaikum"ucap kedua putraku mencium punggung tanganku
"waalaikumsalam "jawabku
kini saya melajukan motor ke pasar tempatku biasa berbelanja saat dirumah mama mas Bara
setelah berbelanja beberapa bahan kebutuhan pokok sehari-hari saya pun pulang
saya tidak menyetok bahan-bahan yang mudah busuk dan rusak seperti sayuran dan ikan saya hanya membeli untuk habis di olah dalam sehari karena dirumah kontrakanku tidak ada lemari pendingin
saya juga membeli satu rak telur dan beberapa cemilan untuk anak-anakku
saat masih dirumah mas bara saya membuat kan sendiri cemilan untuk anak-anakku karena mami akan Marah-marah jika melihatku membeli cemilan untuk anak-anakku katanya saya itu boros buang-buang uang anaknya
jika kembali mengingat itu semua air mataku keluar membasahi pipiku, hatiku rasanya diremas-remas
"ya Allah,bantu hamba melupakan mereka semua, berikan hamba kekuatan menyongsong hari yang baru bersama anak-anakku " doaku dalam hati