Senja Anindita gadis cantik yang baru saja lulus SMA diharuskan menikah dengan Abyansyah sang kakak tiri yang merupakan seorang Dokter ahli Bedah berusia 33 tahun, bukan perbedaan usia dan status duda anak 1 yang membuat Senja ragu menjalani pernikahan ini, namun rasa benci Abyansyah yang selalu menganggapnya sebagai anak dari perusak rumah tangga kedua orang tuanya.
Bagaimana Aby dan Senja menjalani kehidupan pernikahan ini??
C
e
k
i
d
o
t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Senja pulang tanpa mendapati Aby di Apartemen, ia fikir Aby masih Asyik bersama Laras diluaran sana, namun ia salah saat mengecek tudung saji dan tempat pakaian kotor.
Aby sudah pulang namun pergi lagi. Senja lupa ia sama sekali tak memberi kabar pada Suaminya difikirannya Aby kemungkinan keluar lagi menemui Laras.
Gadis itu akhirnya merebahkan tubuhnya di tempat tidur setelah menidurkan Kaila dikamarnya.
Ia menatap langit langit putih yang disinari lampu temaram kamarnya yang terletak dimeja Nakas.
Haruskah perjanjian 2 tahun itu kembali berjalan? Pikir Senja dalam hati.
Aby sudah sangat keterlaluan padahal ini sudah jam 10 malam namun ia sama sekali tidak memberi kabar.
"Astaga" Senja teringat ponselnya, ia segera berlari menuju Lemari mengambil ponsel dengan layar mati didalam sling bag yang ia pakai kerumah sakit tadi.
Senja buru buru mengisi dayanya, Iapun sama seperti Aby tak memberi kabar kepada Suaminya.
Bagaimana jika Sepulangnya tadi Aby mencarinya?
Ceklek....
"Mas" Panggil Senja saat melihat Aby sudah berdiri di ambang pintu.
Alis Senja saling bertautan saat menyalakan lampu melihat butiran keringat sebesar biji jagung yang menghiasi wajah suaminya, Pakaian yang dikenakan pria itupun nampak tidak seperti Aby biasanya saat keluar, karena Senja tahu betul Abu begitu memperhatikan penampilannya.
Aby masih mengenakan piyama tidur yang hanya dibalut long coat berwarna coklat yang bagian depannya dibiarkan tidak terkancing.
"Kamu dan Kaila dari mana?" Tanya Aby dengan suara sedikit bergetar, nampak sekali Aby menahan Amarah disana.
Kekesalan senja terhadap pria itu tiba tiba berubah menjadi ketakutan, ia ingat terakhir kali tidak meminta ijin suaminya Senja harus mendapatkan tamparan yang begitu keras bahkan sampai sudut bibirnya berdarah, saat itupun Ponselnya tengah kehabisan daya.
"Ma-mas Aku...."
"Aku mencarimu seperti orang gila Senja, Kata satpam dibawah kau keluar gedung tergesa gesa entah kemana, Ponselmu pun tak bisa dihubungi. Aku pergi kepanti tempat yang biasa kau kunjungi itu tapi kamu tidak ada disana! Aku mengelilingi setiap mall yang ada didaerah ini, mencarimu disetiap sudut jalan tapi kamu tetap tidak bisa kutemukan"
"Sebenarnya kemana kau pergi!!!" Sentak Aby, wajahnya tak bisa menymbunyikan raut wajah khawatirnya. Namun saat ia mendekati Istrinya ia bisa melihat Senja yang berubah pias dengan mata berkaca kaca.
Saat Aby mengulurkan tangannya hendak mengusap pipi Senja, gadis itu itu justru memalingkan wajahnya sambil memegang pipinya erat, dan dengan suara sedikit bergetar Senja berujar lirih.
"Ma maafkan Aku Mas"
Aby sadar istrinya masih menyimpan rasa traumanya saat ia menamparnya kuat dirumah Sakit dulu.
Aby menghela nafas berat mencoba menetralkan degup jantungnya yang berpacu karena amarah dan rasa khawatir yang berpadu menjadi satu.
Aby meraih tubuh mungil Senja dan membawanya kedalam dekapan hangatnya, ia bisa merasakan Senja masih gemetar.
"Maafkan aku, kau pasti sangat takut tapi aku lebih takut Senja, aku takut sesuatu yang buruk terjadi denganmu dan Kaila diluar sana" Terang Aby sambil mengusap rambut Senja lembut dan mengecup pucuk kepalanya.
"Maafkan aku juga Mas, ponselku kehabisan daya" Ucap Senja sesegukan.
Aby lalu menuntun Senja untuk duduk di tepi tempat tidur, kemudian ia sendiri berlutut dihadapan sang istri sambil mengusap air matanya.
"Sekarang katakan kamu dan Kaila dari mana hemm?"
"Mas, maafkan Aku sebenarnya kenalanku tadi tiba tiba sakit dan dibawa dengan dengan ambulance terus pihak rumah sakit malah menghubungiku"
"Kenapa mereka menghubungimu?"
"Mas ingat teman yang aku ceritakan yang pertama kali mengajakku ke Panti?"
"Dia? Pria itu?"
"Iya mas, namanya Kak Nata dia sama sepertiku tidak memiliki keluarga karena Kak Nata anak yatim piatu yang dibesarkan di Panti asuhan, mungkin karena itu pihak rumah sakit menghubungiku mungkin saja ia juga tak punya banyak kontak dan Rumah sakit kebetulan menemukan kontakku" terang Senja.
"Dia tidak sama sepertimu sayangku, kau punya aku, Kaila, ayah dan Bunda" Kini Aby sudah duduk di samping Senja dan mengecup kening istrinya itu, Aby tak tahan jika Senja selalu merendahkan dirinya sendiri.
"Iya mas maaf"
"Lalu mengapa Bi Asih juga pergi?"
"Karena aku butuh Bi Asih menjaga kaila selama aku masuk dirumah sakit"
"Hemm begitu" Aby bisa menerima alasan Senja ia yakin Tak ada yang ditutupi oleh gadis 18 tahun itu. Aby juga tak curiga dengan nama Nata yang diucapkan Senja, terkadang saat dirumah Aby lupa dengan nama para pasiennya.
"Lain kali ajak aku menjenguk temanmu itu, bagaimanapun ia seorang pria jadi ada baiknya jika aku juga mengenalnya"
"Iya Mas"
"Sekarang tidur ya, Aku mau sikat gigi lagi" Ujar Aby.
Melihat Punggung Aby yang hilang ditelan pintu kamar Mandi ia kembali teringat dengan perkara ciuman suaminya dengan mantan istrinya.
.
.
.
"Mas.....Apa tak ada yang ingin mas jelaskan padaku?" Tanya Senja.
"Tak Ada, kita tidur yah aku lelah" Aby kembali menarik Senja kedalam pelukannya seperti malam malam biasanya.