Senja dan Fajar, dua murid pintar yang selalu bersaing di peringkat teratas.
Namun, perbedaan status sosial membuat hubungan mereka dipenuhi rintangan. Maminya Fajar tidak menyukai Senja, gadis yatim piatu dari panti asuhan, dan akan melakukan apapun untuk memisahkan keduanya.
Mampukah Senja dan Fajar mempertahankan hubungan mereka, atau akankah semua berakhir tragis?
Baca dan temukan jawabannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. De Javu
Bukannya dia tidak mau berteman, hanya saja dirinya pernah dibuat kecewa. Teman yang ia percaya, bahkan sudah dianggap sahabat sendiri, ternyata mempunyai niat terselubung.
"Mana mau sih, kita temenan sama anak kayak lo. Cuma seorang anak panti yang sayangnya punya kelebihan otak cerdas. Jadi ya, kita cuma manfaatin lo doang. Harusnya lo sadar akan hal itu."
Kata-kata itu kembali terngiang dalam benaknya. Setelah sekian lama, dia mencoba untuk mengubur dalam-dalam kenangan itu.
Bukan hanya sekali dirinya dikecewakan. Untuk kedua kalinya, setelah mencoba membuka hati untuk teman baru, namun yang didapat sama mengecewakannya.
Lantas, mulai saat itu ia tak bisa lagi mencoba untuk berkawan. Cukup dia menjalaninya dengan kesendirian walaupun sepi, daripada harus mengulang lagi cerita yang sama.
"Senja Aurelia" panggil Bu Ana kepada Senja karena gadis itu yang terlihat melamun dan tak memperhatikan apa yang diajarkan barusan.
"Ah, iya Bu" sahutnya
"Kamu tidak memperhatikan saya ya sedari tadi."
Senja hanya mampu terdiam tak berniat untuk menyangkal karena itu sama saja berbohong.
"Senja" panggilnya sekali lagi.
"Iya Bu"
"Yasudah kalo gitu. Kamu kerjakan soal di depan daripada terus melamun."
Teman-teman dikelasnya sudah terdengar bisik-bisik mengejek, bahkan tertawa. Karena baru kali ini gadis itu tidak fokus dan sampai kena teguran guru.
But yah, Senja mampu menyelesaikan soal yang diberikan Bu Ana dengan benar. Jadi tak ada lagi yang mengoloknya. Bu Ana pun sudah menyuruhnya untuk duduk ke bangku kembali.
Netranya sempat bersitatap dengan Fajar. Namun sayangnya, cowok itu segera mengalihkan pandangannya. Senja hanya mampu tersenyum kecut. Mengapa ia merasa sedih Fajar seperti ini. Bukankah ini yang diharapkan, agar tidak berhubungan lagi dengannya.
"Tumbenan ya, kok Senja bisa gak fokus gitu." bisik Candra kepada Fajar yang tidak direspon oleh cowok itu sama sekali.
"Fajar" panggilnya namun tetap dengan suara lirih. Mana mungkin dia berani bersuara keras, bisa dikeluarkan dia sama Bu Ana dari kelas.
Tetap tidak ada respon dari Fajar, membuat Candra menggelengkan kepalanya heran.
"Ada apa sih sama nih anak satu. Lagi sariawan kali ya." batin Candra
...🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺...
Saat Senja berjalan menuju parkiran untuk mengambil sepedanya, tak sengaja pandangannya menemukan Fajar yang tak jauh darinya. Cowok itu terlihat ingin mengambil sepeda motornya.
Entah apa yang merasuki Senja, hingga gadis itu melangkahkan kaki menghampiri Fajar.
"Fajar tunggu" panggil Senja
Fajar yang sudah menaiki motor dan tinggal menyalakannya, tidak jadi karena sosok yang kini berdiri di sampingnya.
"Mau apa lo ?" tanya Fajar sarkas
"G-gue..." gagap Senja
Belum sempat ia menyelesaikan perkataannya namun Fajar sudah memotongnya.
"Dah lah, gue udah salah nilai lo." Setelah berkata seperti itu, Fajar menyalakan motornya dan meninggalkan sekolah. Menyisakan Senja yang merasa de javu akan situasi yang ia alami saat ini.
*
"Kamu ada masalah ya nak ?"
"Ha, enggak kok Bunda. Senja baik-baik aja."
"Terus itu kenapa kok kak Senja nggak makan makanannya, malah diaduk mulu." ujar Aini yang disetujui oleh Bu Asri, Rika, Dinda, dan Bela.
"Nah, adik kamu saja peka."
"Senja nggak papa kok Bunda, adek. Banyak tugas dari sekolah aja yang memenuhi pikiran Senja."
"Tuh kan, kamu gak bisa bagi waktu ya buat belajar sama ngajar les."
"Bunda nggak usah khawatir, Senja bisa kok bagi waktunya."
"Yaudah deh, Bunda percaya sama kamu." Senja tersenyum mendengar penuturan dari sang Bunda.
Setelah selesai makan bersama, Senja pamit untuk belajar. Ia baru saja ingin membuka bukunya, tapi tiba-tiba ada sms masuk.
From: +628xxxxxxxxxx
Kak Senja save ya nomer aku
Dari Zian, masa depan kakak yang tampan :)
Demi Tuhan, dia masih bocil tapi kok kayak gini kelakuannya. Memang akhlak eobso sekali yeorobun. Senja sampai geleng-geleng kepala dibuatnya.
^^^To: Zian^^^
^^^Iya Zi^^^
From: Zian
Ciee panggilan kesayangan buat aku ya kak ☺🤗
^^^To: Zian^^^
^^^Jangan lupa belajar loh, meskipun nggak ada jadwal kakak buat ngajarin les kamu.^^^
Memang jadwal Senja mengajar les tidak setiap hari. Hanya 3 kali dalam seminggu. Yaitu pada hari jum'at, sabtu, dan minggu.
Bu Marta sendiri yang memilihkan seperti itu. Katanya biar dia juga tidak capek sepulang sekolah harus mengajar. Kecuali hari jum'at itu yang dirinya harus mengajar les sepulang sekolah. Dan sisanya sabtu sama minggu kan libur karena sekolah fullday.
Senja sih senang-senang saja. Selain bayarannya pun lumayan, kerjaannya kan bukan hal yang berat sama sekali. Dia malah senang membagikan ilmu nya kepada orang lain.
Bisa dibilang Bu Marta sangatlah baik orangnya. Beruntung dirinya bisa bertemu orang seperti beliau.
From: Zian
Iya kakak cantik, perhatian banget deh sama Zian. Jadi makan sayang 😊
"Ampun..." gumam Senja
Gadis manis bergigi gingsul itupun memutuskan untuk tidak merespon lagi chat dari Zian, dan segera memulai sesi belajarnya.