Follow ig author yuk🙌🏻 @hhnsaaa_
___
Dijodohkan memang tidak enak, maka dari itu Bella memilih jalan nya sendiri, dan untung nya Gevano menerima kenyataan itu dan memilih membantu Bella untuk menikah dengan lelaki pilihan nya.
Saat usai menikahkan Bella dengan lelaki yang di mau nya, Gevano pun mendapat keberuntungan yang begitu berharga dan sangat bernilai. Andina Putri.
Wanita 22 tahun, yang menjadi pelampiasan lelaki pilihan Bella, memilih untuk pasrah dan menerima takdir nya yang ditinggal pergi.
Tetapi tak berselang lama, datang bak pangeran berkuda, Gevano melamar nya.
Akankah mereka hidup bahagia? Sanggup kah Gevano dengan tingkah laku Andin yang begitu di luar kepala?
___
Cerita ini berdasarkan khayalan author semata jadi jangan baca deskripsi, cukup baca tiap bab dan jangan lupa tinggalin jejak berupa like & komen.
Mohon pengertiannya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 ! Warning
Gevano masuk ke dalam rumah dengan memijat leher nya secara perlahan.
Ia sudah terlalu lelah dan membayangkan kasur empuk nya di tambah guling bernyawa nya itu.
"Baru pulang kamu Gevano cucu ku?" Grandma menghentikan langkah Gevano yang akan menginjakkan kaki di tangga.
"Ya Grandma. Aku lembur tadi, karena ada sedikit kendala di kantor" Gevano menyahut, dia tak bisa marah terlalu lama dengan Grandma nya.
"Apakah kamu sudah makan malam?" tanya Grandma di angguki Gevano.
"Sudah Grandma" Gevano menjawab dengan singkat, ia sudah tak sanggup untuk menjawab dengan di sertai alasan.
"Baguslah, istirahat lah kamu. Jaga kesehatan mu, jangan sampai kamu kelelahan" Grandma mengoceh dengan nada perhatian.
"Ya Grandma, aku ke kamar ku dulu" pamit Gevano di angguki Grandma, dan kembali melanjutkan langkah nya ke tempat tujuan masing-masing.
Ceklek
"Sayang.. Aku pulang.." Gevano berseru dengan suara lesu sembari menutup pintu bahkan mengunci nya.
"Andin? Kamu udah tidur?" tanya Gevano melihat kamar nya yang begitu temaram di pengelihatan nya.
"Cepat banget kalau kamu tidur sekarang Sayang" ucap Gevano sembari mencari saklar lampu.
"Jangan di hidupin!" pekik Andin membuat Gevano mengernyit tapi tetap menurut.
"Kenapa? Kok nggak boleh di hidupin lampu nya?" Gevano berjalan ke arah gadis yang ia nikahi itu dengan perlahan.
"A-anu.." Andin tak bisa menjawab, diri nya di landa kegugupan yang begitu tinggi.
Saat ini, Andin sedang memakai lingerie dengan warna merah pastel yang di sarankan Jasline untuk di pakai pertama kali.
"Kenapa Sayang?" Gevano sudah berada di hadapan Andin yang masih tetap diam di dekat meja rias. Rasa letih menguap setelah merasakan aroma tubuh Andin dari kejauhan.
"Lebih enak temaram gini" kilah Andin memegang kain tipis itu.
Gevano tersenyum tipis, dengan mata nya yang tajam ia bisa melihat mulai dari rona pipi hingga pakaian yang Andin pakai.
Karena itulah, lelah nya seketika hilang dan sadar jika Andin sudah selesai.
"Kamu udah selesai haid nya?" tanya Gevano melangkah mendekati Andin, tanpa di jawab oleh Andin pun Gevano sudah mengetahui jawaban nya.
Dengan perlahan ia merapatkan diri pada tubuh Andin yang masih tertutup oleh kain tipis itu.
"Kenapa harus temaram?" bisik Gevano, dia ingin melihat dengan sangat-sangat jelas keadaan Andin sekarang.
"Malu.." sahut Andin lirih di dalam dekapan Gevano yang membuat detak jantung nya berdebar kencang.
Gevano terkekeh kecil dan mulai melancarkan aksi nya untuk menyentuh dan mengusap tubuh Andin.
"Buat apa malu? Aku suami mu, wajar lah kalau saling terbuka" sahut Gevano menuntun Andin ke arah kasur.
Tangan Gevano mulai bergerak leluasa saat melepas kemeja milik nya sendiri hingga otot lengan nya terlihat kekar.
Andin menatap lengan Gevano dengan tatapan memuja, hingga tatapan nya di alihkan oleh Gevano dengan cara memegang dagu nya.
"Tatap aku. Sebelum aku lanjut ke yang lebih dalam aku mau mastiin lagi, kamu benar-benar siap atau belum?" ucap Gevano membuat netra mata mereka saling tatap.
"Apa aku boleh?" tanya Gevano di angguki Andin dengan yakin.
"Aku nggak mau nahan-nahan lagi untuk sekarang, kita suami istri wajar untuk kita melakukan nya" ujar Andin membuat Gevano bernafas lega.
"Dan lagi.. Aku sudah siap dari lama, hanya saja.. Aku belum terbiasa menerima sentuhan" lanjut Andin memberitahukan alasan nya selama ini.
Sembari mengelus dada bidang Gevano yang begitu menggoda mata.
"Kau memang nakal" bisik Gevano sebelum menyambar bibir merona Andin yang sedikit di beri polesan lipstik.
Bibir kedua nya saling berpagutan dengan tangan Gevano yang mulai sibuk melepas lingerie di tubuh Andin.
Perlahan turun ke leher memberikan tanda dan kenikkmatan yang membuat suara dessahan Andin keluar dengan merdu.
Lingerie itu berhasil di lepas oleh kedua tangan Gevano yang lincah, kini Andin benar-benar sudah polos dan hanya ditutup oleh tubuh Gevano yang menindih nya.
"Ahhh..." dessah Andin merasakan sensasi luar biasa saat lidah Gevano bermain di puncak gunung tertinggi milik nya secara bergantian.
Dan Gevano seperti bayi yang kelaparan terus melahap disertai remmasan di bagian lain.
Setelah puas, ah tidak-tidak Gevano tak pernah puas dengan keindahan yang di miliki Andin rasanya ingin lahap semua.
Gevano mulai bergerak turun sembari mengusap perut rata Andin yang terangkat.
Bermain dengan lihai di bawah sana yang membuat Andin semakin gelinjangan dan suara-suara merdu nya yang tak bisa di tahan lagi.
Nikmat yang begitu melimpah ruah yang tak pernah Andin dan Gevano rasakan sebelum nya.
"Ahh Gev.. Aku.. Ahhh.. Keluar.." Andin sudah tak bisa menahan sesuatu yang akan mengucur keluar tanpa izin itu.
Gevano tak mempermasalahkan hal itu, bahkan dengan sukarela menyapu bersih dan melanjutkan nya dengan satu jari yang membuat Andin makin merasakan nikmat bukan main.
Gevano terus memberikan serangan yang membuat Andin seperti cacing kepanasan diiringi dessahan tak kuat.
Sembari terus memainkan jari-jari nya di tempat yang paling memberikan sensasi luar biasa, Gevano mulai menurunkan celana nya hingga terlihat sesuatu yang menyembul di bagian dalam boxer.
Andin bergerak untuk duduk walau ia tetap menerima sengatan dari dua jari Gevano yang bermain di bawah sana.
"Ahh.." Gevano mulai mengeluarkan dessahan lirih saat Andin membantu membukakan boxer yang nampak sesak.
Gevano menyudahi bermain di bawah nya milik Andin, kini giliran dia yang mendapat serangan dan tangan dan mulut Andin.
"Ahh nikkmat nya.." Gevano mendongakkan kepala nya saat merasakan milik nya yang tegak terasa hangat di dalam mulut Andin.
Kedua nya seperti orang yang sudah berpengalaman, padahal ini untuk pertama kali nya bagi kedua nya.
"Belajar darimana kamu Sayang ahh.. Ini nikmat ahh.. Ahh" Gevano membantu Andin dengan memegangi rambut Andin agar tidak menganggu aktivitas Andin yang sedang memakan lolipop.
Andin tak menggubris pertanyaan Gevano, dia terus memberikan serangan sama seperti diri nya yang di beri serangan nya juga.
— sudah-sudah! pagi-pagi bikin ginian, author ikutan ntar😭 takut nggak di terima juga ni bab yang ini.