Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Langit menurunkan jelaganya, menyelimuti seluruh dunia. Seakan waktu berjalan cepat, tapi tidak untuknya. Malam sepi itu sama seperti sang tuan yang terbaring lemah di ranjangnya. Sejak siang tadi, Lyra masih belum juga membuka mata. Nira yang menjaga semakin cemas, tak beranjak barang sedetik pun dari sisinya.
"Nona!" lirihnya memanggil Lyra, berharap gadis itu akan segera bangun dan membuka matanya. Ia takut, apa yang dikatakan dokter siang tadi akan terjadi. Lyra mati dan tidak akan pernah kembali.
"Tenanglah, Nira. Aku belum mati," gumam Lyra dengan suara yang lemah, tapi kedua matanya masih tertutup.
"Nona, Anda ...."
"Kali ini apa lagi yang dia lakukan?" Suara dingin menusuk menghentikan Nira yang hendak memeriksa sang majikan.
Dia muncul tanpa terdengar derap langkahnya, juga suara pintu yang terbuka. Kali ini, lelaki dingin itu terkesan lebih tenang.
"Nona tercebur ke dalam kolam, Tuan," jawab Nira tertunduk dalam. Tak ada yang berani memandang lelaki itu, sekalipun Lyra sendiri.
Xavier menghela napas dalam, sudah bosan dan lelah dengan semua sandiwara yang dilakukan Lyra.
Kau ingin menarik perhatianku dengan cara seperti ini? Berpura-pura lemah hanya agar aku merasa kasihan. Kau juga memanfaatkan kebaikan ayah agar selalu mendukungmu. Licik! Kau benar-benar perempuan yang menjijikan.
Xavier menggeram di dalam hati, dia berbalik pergi tanpa ingin mendekat apalagi memeriksa keadaan Lyra. Di matanya, Lyra hanyalah seorang gadis licik yang otaknya dipenuhi oleh rencana-rencana jahat. Ingin memisahkannya dari Myra, dan hanya dia wanita di samping Xavier.
Berselang, seorang pelayan masuk ke kamar Lyra dengan membawa sebuah mangkuk kecil di tangannya.
"Ini obat yang harus diminum Nona. Kau harus memastikan obat ini diminum agar tubuh Nona segera pulih," ucapnya seraya menaruh mangkuk kecil berisi ramuan seperti jamu itu di atas meja.
Hal tersebut sudah berlangsung sejak Lyra menikah dengan Xavier satu tahun lalu. Dia harus meminum ramuan itu untuk memperkuat tubuhnya yang lemah. Seperti itulah yang mereka katakan.
Nira tidak menjawab, dia hanya berdiri di sisi Lyra melindunginya. Pelayan tersebut mencibirkan bibir saat melihat Lyra di ranjang. Dia berbalik, menutup pintu cukup keras menghentak tubuh Nira yang selalu waspada setiap saat.
"Nira! Apa kau tahu ini tahun berapa?" Suara Lyra mengusik telinga, Nira berbalik dan membantunya yang hendak duduk.
"Kenapa Anda bertanya seperti itu, Nona? Tentu saja ini tahun 2024, Nona." Nira menjawab sambil tersenyum.
Ah, jauh sekali. Pantas semuanya terlihat asing dan aneh. Aku harus bisa menyesuaikan diri dengan dunia ini.
"Apa ini?" tanya Lyra saat Nira menyodorkan mangkuk obat ke hadapannya.
"Ini obat yang biasa Anda minum, Nona," jawab Nira bingung.
Lyra mengangkat wajah, tatapannya berubah tajam.
"Benarkah?" Suara Lyra berubah dingin.
Merinding seluruh bulu di tubuh Nira, untuk seumur hidup baru malam itu dia mendengar suara Lyra yang begitu menakutkan.
"Be-benar, Nona," jawab Nira gugup.
Lyra mendengus, melirik mangkuk tersebut dan wajah Nira yang ketakutan.
"Sudah berapa lama aku meminum ramuan ini?" Dia ingat, setiap malam seorang pelayan akan mengantarkan ramuan itu ke kamarnya. Ingatan Lyra.
"Sejak Anda memasuki mansion ini, Nona," jawab Nira menunduk.
"Apa yang mereka katakan?" Lyra menuntut.
"Mereka mengatakan tubuh Anda sangat lemah, harus meminum ramuan ini untuk membuat Anda sehat." Nira mulai ragu melihat reaksi Lyra yang berbeda dari biasanya.
"Bodoh!" Lyra mencibir, tertawa kecil membuat tubuh Nira meremang.
"A-apakah ramuan ini bermasalah, Nona?" Nira baru menyadarinya.
"Berikan pada bunga di sana, kau akan tahu jawabannya," titah Lyra menunjuk sebuah bunga yang berada di pot di balkon kamarnya.
Nira menurut, tapi setelah beberapa saat tidak ada apapun yang terjadi. Dia menatap Lyra aneh, gadis itu kembali berbaring menggerak-gerakkan tangannya dengan aneh.
Sedang apa dia?
makin greget jadinya /Hey//Hey/
ayo up lagi thor.. tar kl kelamaan nahan napas bs pingsan nih.. 😂😂😍😍