Sekar ayu terpaksa harus jadi pengantin menggantikan kakaknya Rara Sita yang tak bertanggung jawab.Memilih kabur karena takut hidup miskin karena menikahi lelaki bernama Bara Hadi yang hanya buruh pabrik garmen biasa.
Namun semua kenyataan merubah segalanya setelah pernikahan terjadi?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shania Nurhasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB DUA PULUH SEMBILAN
Sekar dibuat kewalahan menghadapi mantan perjaka yang kini sudah berubah status itu. Namun berbanding terbalik dengan suaminya yang masih bersemangat mengejar sesuatu yang nantinya akan merubah panggilan mereka jadi mama dan papa.
Sekar melirik jam diatas nakas menunjukkan sekarang jam setengah dua belas malam," ya ampun, mas udah jam berapa sekarang, mas. Eling aku ini ma-nu-sia mas ya.." Sebelum Sekar melanjutkan ucapannya. Bara sudah ambruk duluan menimpa badan polosnya setelah pelepasan.
Segera Sekar singkirkan badan besar itu ke samping tempat tidurnya. Lalu ia rasakan pelukan dari belakang juga ciuman di pelipis dari Bara yang memandikan keringat, "thank you, Sekar udah jadiin gue yang pertama," ucapnya dengan nafas ngos-ngosan, yang langsung tertidur lelap.
"Kamu itu manusia apa serigala sih, gak ada capeknya. Sekarang udah dapat nikmatnya langsung ngorok, sedangkan aku cuman dapat hikmahnya aja. Bener-bener ngeselin kamu, mas," omel Sekar sambil memukul tangan suaminya yang melilit dirinya bagai ular, dibalas senyum oleh Bara dalam tidurnya sambil mempererat pelukannya.
Matahari nampak menyinari di langit, Sekar kelabakan karena terbangun kesiangan. Gara gara dikerjai Bara, membuat ia tak ingat waktu.
"Mas!" panggil Sekar dengan suara parau khas bangun tidur, kepada suaminya yang sedang merokok di balkon kamar bertelanjang dada.
Bara yang tadi asik melihat pemandangan rumahnya seketika menoleh, lalu ia segera mematikan rokok segera menghampiri istrinya yang masih bergelung selimut diranjang.
"Kamu udah, bangun?"
Sekar langsung mengalihkan pandangan dari perut kotak kotak takut tergoda lagi.
"Kenapa terpesona, heh," tudingnya.
"Gak lah, jangan tuduh sembarangan, ya!"
Sekar berusaha bangun dari tempat tidurnya, walau badan terasa remuk seperti kerja rodi seharian. Namun kembali terduduk karena merasa nyeri di bagian intinya
"Aduh ngilu nya," lirih Sekar sambil menggigit bibirnya.
Bara yang melihat itu langsung khawatir," kenapa? sakit," tanyanya ikut meringis.
"Ck, mas Bara jangan pura-pura gak tau deh," tutur Sekar dengan memutar bola matanya malas.
"Ya udah, gue gendong lagi kalau gitu," ucap Bara sambil mengendong istrinya ke kamar mandi, dan menurunkannya di bathtub yang sudah dirinya siapkan sejak tadi.
"Mas, kenapa gak pergi juga. Kan aku mau mandi dulu?" tanya Sekar, ketika melihat suaminya malah bersiap ikut mandi. Padahal dia lihat rambut Bara setengah basah juga harum sabun yang menguar dari badannya.
"Kayaknya gue gerah lagi, deh. Makanya ikut mandi sama Lo,"
Sekar mendelik mendengarnya," heleh, bilang aja minta tambah gitu. Pake bilang kegerahan segala darimana panasnya coba disini AC semua,"
"Lihat badan polos Lo, bikin gue kegerahan jadi pingin mandi deh"
Sekar ingin melarang namun terlambat, karena suaminya sudah duduk dibelakang tubuhnya sambil menciumi tengkuk lehernya.
"Massh....aku baru pertama kali lohhh ....,masa terus dihajar ginihhh..." tutur Sekar sambil mendesah kegelian.
"Jangan sombong gue juga pertama,"
"Haduh babak belur ini..." keluh Sekar
"Yang ini, bikin Lo keenakan jadi jangan protes,"
Sekar akhirnya hanya bisa pasrah dikerjai suaminya, yang punya banyak gaya ini. Dibolak balik, depan, belakang, juga kayang sepertinya dia sudah jadi berpengalaman. Agak bingung juga yang katanya baru pertama kali tapi ternyata diam-diam suhunya juga.
Butuh satu jam lamanya akhirnya selesai mereka mandi, sepasang suami istri itu kini sedang menikmati makan siang yang tertunda. Sejak tadi wajah Sekar sudah ditekuk karena kesal dengan suaminya itu, ketika disuruh berhenti malah tak menggubris dirinya berakhir dia kelelahan.
''Sekar, lo masih marah sama gue gara gara tadi?''
''Tau lah, aku kesel pokoknya sama mas Bara.'' ucap sekar, sambil memakan makanannya.
''Ya udah, sekarang lo minta apa dari gue?''
''Gak, aku lagi gak butuh apa-apa,''
Lalu Bara melanjutkan makannya, tiba tiba sekar teringat sesuatu,''mas, kita gak kerumah sakit. Takutnya opa kalau butuh sesuatu gimana?''
"Memangnya lo bisa jalan? bukannya tadi juga kayak pinguin ya." ledeknya.
"Sekarang udah bisa, mas. Apalagi tadi berendam dikamar mandi, jadi jangan ledekin aku lagi," ucap Sekar sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ya udah. Sekarang kita siap-siap kesana,"
---+---+---
Disinilah keduanya berada dirumah sakit tepat didepan pintu lift yang terbuka, terlihat sepasang mantan teman juga kekasih muncul juga dihadapannya membuat Bara terpaku seketika. Buru-buru dia menarik tangan istrinya, untuk menuju lift meninggalkan mereka yang memanggil namanya.
"Bara!!"
Namun terlambat Adrian untuk bicara dengan sahabatnya itu, karena pintu lift sudah tertutup.
Adrian lalu menoleh kepada kekasihnya itu yang memandang perginya Bara,"sayang, kamu tau siapa yang digandeng, Bara tadi?"
"Gak, aku gak tau," jawabnya tersenyum namun mengepalkan tangan disisi tubuhnya.
"Aku harus cari tahu sesuatu, jangan sampai ada jegalan untuk supaya bisa kembali sama Bara," ucap Sarah dalam hati.
Sarah menggeledah isi tasnya dan itu membuat sang kekasih penasaran,"kamu cari apa, sampai segitunya?," tanya Adrian.
"Sayang, kayaknya aku ada kelupaan sesuatu deh diatas," ujar Sarah dengan meringis.
"Kalau gitu, kita cari ke atas sama-sama,"
"Ah, kayaknya aku sendiri aja deh. Kamu tunggu dimobil dulu gak papa," cegah Sarah, bisa gawat kalau pacarnya tau. Ia sedang ingin menyelidiki, siapa yang dibawa Bara ke sini.
''Ya udah kalau gitu aku ke mobil duluan, kamu jangan lama di atas''
Sarah langsung melangkah kembali ke atas untungnya saat disana pasangan suami itu masih terlihat di depannya. Terlihat wanita itu sendirian berbelok arah menuju toilet segera ia ikuti.
Sekar bernafas lega setelah ia keluar dari kamar mandi, ia merasakan perubahan setelah tidur beneran dengan Bara jadi gampang ingin buang air. Namun saat ingin keluar, seseorang mengajak berbicara kepadanya dengan pandangan wajah menghadap kaca.
''Lo, siapanya Bara?'' tanyanya, saat sedang memakai lipstik merah merona.
Sekar celingukan melihat sekitar, takut bukan dia yang ditanyai dan itu membuat Sarah jengkel seketika,''gue, nanya elo manusia udik,'' tanyanya lagi.
''Oh, mbak nanya saya?'' tanya Sekar sambil menunjuk dirinya sendiri.
Sarah memutar bola matanya malas,''ya, gue nanya elo masa setan sih''
''Saya kira mbak, setannya,'' ucap Sekar sambil menutup mulutnya
''lo, lama-lama ngeselin juga ya,'' kata Sarah dengan raut jengkel.
Sebelum membuka pintu toilet Sekar berucap,'' saya istrinya mas Bara, mbak.''
Sarah yang mendengar ucapan tadi langsung bengong seketika, menyebabkan lipstik yang dipakai keluar jalur dar bibir,''apa tadi katanya? istri,'' gumamnya tak percaya. ''Kayaknya ada yang salah sama telinga gue, iya kayaknya,'' sangkalnya menolak fakta yang ada.
Sekar tersenyum sepanjang jalan menuju ruangan opa, karena berhasil mengerjai wanita tadi. Jangan kira dirinya tak tau dengan tingkah aneh wanita tadi. Bibit lakornya terlihat kawan untuk Sekar yang cerdik ini yang salah pilih lawan.
''Ngapain kamu senyum -senyum gitu?''
Sekar terjengkit kaget dengan kehadiran tiba -tiba suaminya itu,''mas?! bikin kaget aja,'' panggil Sekar sambil mengusap dadanya.
"Lo, gak tau apa dari tadi gue dibelakang?"
"Aku gak tau lah, mas. Kirain kamu udah ke sana."
"Lagian lama amat di toilet?"
"Ada deh, kamu gak perlu tau,"
paksa hancurkan pernikahan anaknya..