NovelToon NovelToon
Belenggu Masa Lalu

Belenggu Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Angst / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Gresya Salsabila

Lintang Ayu Sasmita merasa terguncang saat dokter mengatakan bahwa kandungannya kering dan akan sulit memiliki anak. Kejadian sepuluh tahun silam kembali menghantui, menghukum dan menghakimi. Sampai hati retak, hancur tak berbentuk, dan bahkan berserak.

Lintang kembali didekap erat oleh keputusasaan. Luka lama yang dipendam, detik itu meledak ibarat gunung yang memuntahkan lavanya.
Mulut-mulut keji lagi-lagi mencaci. Hanya sang suami, Pandu Bimantara, yang setia menjadi pendengar tanpa tapi. Namun, Lintang justru memilih pergi. Sebingkai kisah indah ia semat rapi dalam bilik hati, sampai mati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi Buruk

"Tolong! Tolong lepaskan saya, tolong!"

Keringat dingin mengucur membasahi tubuh Lintang yang sedang ketakutan. Dalam keadaan yang tak berdaya, Lintang meronta dan berusaha lepas dari cengkeraman pria-pria be-jat di sekitarnya.

"Diamlah! Percayakan saja pada kami, kau tinggal menikmatinya saja."

"Benar. Kami pasti bisa menyenangkanmu, Gadis Manis."

"Berhentilah memberontak karena itu akan sia-sia!"

Tawa yang saling bersahutan memenuhi ruangan pengap tempat Lintang terbaring saat ini. Aroma debu dan asap rokok sangat menyengat. Namun, itu tak seberapa menjijikkan, dibanding dengan aroma keringat yang bercampur wangi parfum pria yang sangat menusuk.

 Lintang benci dengan aroma itu, keadaan itu, dan juga perasaan saat itu.

Namun, ketidakberdayaan membuat Lintang tak sanggup melawan. Tak ada kemampuan untuk menghindar atau kabur sana. Tenaganya terlalu lemah dibanding pria-pria kekar itu.

Yang bisa dilakukan Lintang hanyalah menangis, memohon agar salah satu di antara mereka punya belas kasih dan bersedia melepasnya.

Akan tetapi, mereka semua seperti buta dan tuli. Tangis Lintang tak ada arti, permohonannya pun justru dianggap isyarat untuk melakukan sesuatu yang lebih jauh lagi.

Tawa itu kembali menggema, membuktikan kemenangan atas diri Lintang yang sudah berada dalam kungkungan mereka.

"Tolong! Tolong! Tolong!"

Lintang berteriak sekuat tenaga. Namun, tak ada seorang pun yang menyahut. Padahal, tadi ia melihat jelas ada sekelebat orang di sekitar sana. Entah tak salah dengar karena sudah telanjur pergi, atau memang dari awal berniat pergi.

"Lepaskan saya! Lepas! Kalian biadab!" maki Lintang di sela deraian air matanya.

"Sayang!"

Lintang berteriak lebih kuat karena tangan pria itu malah menangkup pipinya. Lintang jijik, tak sudi disentuh olehnya.

"Sayang, tenanglah! Kamu—"

"Lepas! Lepas!" Lintang kembali menjerit, sambil meronta dan berusaha lepas dari rengkuhan pria di hadapannya.

"Sayang, Sayang, tenanglah! Ada aku di sini, kamu aman."

Suara itu ... kalimat itu ... sangat familier di telinga Lintang. Ia pun terkesiap dan sontak membuka mata lebar-lebar.

Bukan ruangan pengap yang menyambutnya, melainkan ruang tamu elegan yang selama ini ia huni bersama Pandu.

"Sayang, udah nggak apa-apa, kan?"

"Mas Pandu," gumam Lintang sambil mengatur napas yang terengah-engah.

"Kamu mimpi buruk ya?" Pandu kembali memeluk Lintang. "Tenanglah, itu hanya mimpi! Jangan dipikirkan, sekedar bunga tidur," sambungnya.

Dalam pelukan Pandu, Lintang terdiam. Mimpi buruk, bunga tidur. Ahh, andai itu saja benar-benar mimpi buruk. Sayangnya ... bukan.

"Kuambilkan minum dulu ya, tunggu di sini sebentar."

Usai melepaskan pelukannya, Pandu bangkit dan bergegas menuju dapur. Lantas mengambil segelas air putih untuk sang istri. Dengan langkah yang lebih cepat, Pandu kembali menghampiri Lintang yang masih ada di ruang tamu.

"Minum dulu, Sayang, biar kamu lebih tenang."

Lintang tak menolak ketika Pandu membantunya minum. Namun, ia juga masih diam, belum ada sepatah kata pun yang terucap dari bibirnya.

"Kamu tadi mimpi buruk?" tanya Pandu dengan hati-hati, setelah dia melihat napas Lintang lebih tenang.

Lintang hanya mengangguk. Sekadar gumaman pelan pun tak terucap dari bibirnya.

"Mimpi apa?"

Lintang diam seperti patung. Sampai beberapa detik berlalu, ia masih betah dalam diamnya.

Melihat tanggapan sang istri yang seolah enggan menjelaskan, Pandu juga tak bertanya lebih jauh. Mungkin masih butuh waktu untuk lebih menenangkan diri, pikirnya.

"Sayang, kamu tadi kok tidur di sini? Kenapa nggak tidur di kamar?" tanya Pandu setelah beberapa menit ia dan Lintang saling diam.

Sampai detik itu pun, Lintang juga tak menjawab dengan kata. Dia hanya menggeleng pelan, sangat samar. Untung saja Pandu memperhatikannya dengan intens.

"Kamu udah makan?"

Lintang menggeleng lagi. Sejak ibunya pergi, ia tak beranjak dari tempat tersebut. Entah berapa lama tertidur, ia sendiri lupa. Seingatnya rasa sakit dan sesak di dada sangat menyiksa, sampai ia merasakan lelah yang sudah mencapai batas maksimal.

"Makan sekarang yuk! Kebetulan aku juga udah lapar," bujuk Pandu. Namun, Lintang kembali menolak dengan gelengan.

Pandu menarik napas panjang. Makin ke sini, dia makin khawatir dengan kondisi istrinya. Sejak dulu, Lintang memang sering stres dan mudah tertekan. Akan tetapi, tidak separah sekarang. Beberapa waktu terakhir ini, Lintang sangat sering diam sendiri dengan tatapan kosong.

"Jika waktunya tepat, aku akan bicara dengannya. Akan kubujuk untuk konsultasi dengan psikolog. Sepertinya ... mentalnya nggak baik-baik saja. Sayang, entah apa saja yang pernah kamu alami, kenapa sangat membekas sampai sekarang," batin Pandu sambil menilik wajah Lintang, yang kala itu kembali menunjukkan tatapan kosong.

Beberapa saat kemudian, Pandu dikejutkan dengan sesuatu yang janggal. Ada bekas kemerahan yang samar di pipi Lintang, sebesar telapak tangan. Pandu jadi yakin ada sesuatu yang terjadi selama ia tak ada.

"Sayang, apa tadi Ibu ke sini?" tanya Pandu.

Lintang mengangguk.

"Apa dia menamparmu?"

Lintang mengangguk lagi.

Melihat jawaban itu, tangan Pandu langsung mengepal. Sangat kesal dan marah dengan mertuanya, yang sejak dulu masih suka ikut campur urusan Lintang. Bahkan, tangannya begitu ringan melukai secara fisik. Padahal, sejak Lintang menjadi istrinya, mereka sudah tidak punya hak untuk mengatur Lintang.

"Ini kelewatan, Sayang. Sepertinya omonganku tempo hari nggak digubris. Baiklah, aku akan bicara lebih tegas lagi pada Ibu," ujar Pandu.

Memang bukan sekali ini ia dibuat kesal oleh Ningrum, melainkan sudah berulang kali. Pandu juga sudah sering memperingatkan Ningrum agar tidak kasar pada Lintang. Namun, hanya sesaat Ningrum menganggap peringatan itu. Selebihnya ia pura-pura lupa dan kembali semena-mena.

Bersambung...

1
Murni Yastuti
bagus
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
masih menyesakkan ternyata. lanjut lintang, supaya lepas semua bebanmu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
yes lintang.... ini sesak yang melegakan.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat lintang. luapkan semuanya. itu jalan terapi untukmu.
Uba Muhammad Al-varo
gimana Bu Ningrum setelah semua kejadian yang terjadi pada Lintang tahu yang sebenarnya apa kamu masih belum sadar juga.
semoga aja ada orang yang merekam dan melaporkan ke pihak kepolisian dan mengusut tuntas kebenaran nya itu dan orang2 yang terlibat ditangkap serta dihukum
Susanti
y Alloh sampe segitunya /Sob//Sob//Sob/
Retno Ningsih
Ya Allah Thor...q baca sambil mbrebes air mata q...bagusss banget karyamu thorrr...bisa mengena ke hati para pembaca..terutama q...lanjut thorrr💪💪
ken darsihk
Semoga ada yng berpihak pada Lintang dan mempercayai semua ucapan nya
Konspirasi apa lg tuh antara Alby dan Utari , Rayana sekarang kamu tahu siapa suami dan bapak mu
Aditya HP/bunda lia
kebusukan kalian sudah terbongkar dan aku harap rayana tidak diam saja dengan kejahatan yang dilakukan suaminya ....
Apriyanti
sedih bgt,, segitu tragis nya nasib mu lintang,,semoga rayana lgsg tau seberapa kejam Albi dan Utari SM bapak nya yg Uda kerjasama melecekan lintang,,semoga sadar tuh si Ningrum,, lanjut thor double up nya,, 🙏😘💪
ken darsihk
Yesss Lintang menyerukan suara hati nya yng sdh lama terpendam , semoga setelah kejadian ini Lintang sembuh dari rasa trauma nya 🤗🤗
ken darsihk
Yeaayyy good Lintang memang harus kamu lawan kesewenang wenangan yng kakak dan ibu lakukan ke kamu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mending langsung pulang. gak ada satupun keluargamu yang bagus lintang
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sampai kapan lintang menderita begini? 😭😭😭😭😭😭😭
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
albi & tari sering diasuh neneknya dulu kan ya?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
pak sunandar hanya mendengar katanya... semangat pandu..
Maya
akhirnya keluar semua ya lintang apa yg kmu rasakan selama ini
Uba Muhammad Al-varo
lagi serius baca sudah selesai, good jobs Lintang kamu memang harus berani ngomong jujur tentang semua kejadian yang terjadi pada mu,ada iya saudara kandung yang begitu kejam,jadi meragukan Lintang itu sebenarnya siapa,pandu dan lintang,usut tuntas dan laporkan ke yang berwajib
Aditya HP/bunda lia
akhirnya terbongkar juga ayo Lintang beberkan semuanya ...
Susanti
ayo lintang hajar terusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!