Tak ada satupun orang tahu bahwa sang casanova rupanya masih perjaka. Telah banyak wanita yang tidur dengannya, tapi rupanya tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya bergairah.
Trauma di masa lalu membuat Andra Struick menjadi seorang pria impoten. Sehingga dia mencoba mengencani banyak wanita untuk bisa membuatnya sembuh dari impontennya.
Tapi bagaimana kalau ternyata satu-satunya wanita yang bisa membuatnya bergairah adalah musuh bubuyutannya? Apakah Andra akan menerima takdirnya? Atau memilih tidak menikah sama sekali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Saat ini Sadrina sedang berada di dalam taksi, wanita itu nampak sedang merenung, mungkin ketika dia masuk ke dalam kantor utama perusahaan Struick itu, dia teringat bahwa Steve bekerja di perusahaan tersebut.
Hatinya masih sangat terluka, padahal dulu Steve selalu ada untuknya, pria itu sering menghiburnya, bahkan sangat perhatian padanya. Tapi setelah dia jatuh miskin, pria itu seakan sengaja menghindarinya. Bahkan sering mengabaikan pesan darinya. Padahal selama ini Sadrina tidak pernah meminta bantuan kepada pria itu, dia tidak ingin merepotkan Steve.
Hati Sadrina semakin terluka, ketika malam terakhir dia bertemu dengan Steve. Steve yang meminta Sadrina untuk bertemu dengannya, Steve bilang ingin bicara hal yang sangat penting kepada Sadrina, hal tersebut membuat Sadrina sangat bahagia. Dia pikir Steve mungkin ingin menyatakan perasaannya, tapi rupanya Steve hanya ingin menegaskan bahwa sebenarnya pria berusia 29 tahun itu hanya menganggapnya sebagai adik, Steve tidak memiliki perasaan kepadanya. Dan yang lebih menyakitkan untuknya adalah ketika mengetahui bahwa pria itu sudah memiliki kekasih.
"Padahal aku berharap menikah dengan seorang pria yang lebih segalanya dari kak Steve, tapi mengapa malah si Grandong Andra yang melamar aku? Dia itu seorang casanova yang sering celap celup, gonta ganti wanita, apanya yang lebih baik dari kak Steve?" Gerutunya dengan suara pelan.
Ngomong-ngomong jika membahas tentang casanova, membuat pikiran Sadrina tercemar kembali, dia tidak dapat membayangkan pasti sang joni yang berukuran besar milik musuh bebuyutannya itu telah masuk ke dalam banyak lubang. Walaupun Sadrina belum melihatnya tapi dia dapat membayangkan sebesar apa itu.
Sadrina menggelengkan kepalanya, dia ingin mengkoreksi pikiran kotornya itu, bukan belum, tapi dia tidak akan melihatnya sama sekali. Dia tidak akan membiarkan Andra menyentuh tubuhnya.
Sadrina pun bergidik ngeri, "Pasti dia adalah pemain yang handal. Sudah berapa wanita yang dia tiduri?"
Drrrrt!
Drrrrt!
Drrrrt!
Sadrina merasakan ponselnya bergetar, di segera meraih ponselnya yang ada di dalam saku celana panjangnya, karena memang dia harus mengikuti permintaan Andra untuk memakai pakaian serba panjang.
Sadrina mengerutkan keningnya ketika membaca pesan yang dikirim oleh Andra.
[Mak Lampir, nanti sore kamu harus datang ke salon Star. Aku akan menunggu kamu disana.]
Sadrina tidak paham, untuk apa Andra menyuruhnya datang ke salon nanti sore. Kemudian wanita itu segera membalas pesan dari Andra.
[Untuk apa?]
Tak lama kemudian Andra membalas pesan dari Sadrina.
[Gak usah banyak tanya. Datang saja!]
...****************...
Hari sudah mulai sore, terlihat Steve yang memarkirkan mobilnya di sebuah basemen hotel. Raut wajahnya sangat terlihat kusut, mungkin karena dia sangat tersiksa dengan perasaannya sendiri. Dia sangat mencintai Sadrina, tapi dia memilih untuk menjadi seorang pecundang, tidak memperjuangkannya.
Steve segera masuk ke dalam lift, menuju lantai 7. Setelah sampai di depan kamar hotel yang dijanjikan oleh Aline, dia segera mengetuk pintu.
Tok!
Tok!
Tok!
Tak lama kemudian, terlihat Aline membuka pintu. Wanita itu tersenyum lebar memandangi Steve yang baru masuk ke dalam kamar hotel tersebut.
"Hai sayang, aku... mmphhh!"
Aline tidak meneruskan perkataannya, karena tiba-tiba saja Steve mencium bibir wanita itu dengan sangat rakus, dia membayangkan bahwa wanita yang sedang berciuman dengannya adalah Sadrina.
Aline membalas ciumannya Steve, mereka berciuman dengan sangat ganas. Tangan Aline bergerak untuk membuka kancing kemeja dikenakan oleh Steve. Begitu pula dengan Steve, dia membuka lingerie yang dikenakan oleh Aline.
Aline berjongkok, dia membuka celana yang dikenakan oleh Steve, dan memasukkan milik Steve ke dalam mulutnya, sambil mendongakkan wajahnya memandangi wajah nya Steve yang keenakan.
"Arrrghhh!" Steve menggeram kenikmatan sambil mencengkram rambut Aline. Dia semakin dibuat menggila ketika Aline menj-ilat bagian ujungnya, bahkan menghis-apnya.
Steve menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Dia aku Aline sangat ahli dalam memuaskan pria.
Setelah puas karokean, Aline segera berdiri, dia berciuman kembali dengan Steve. Mereka berjalan sambil berciuman menuju kasur.
Aline membaringkan tubuhnya diatas kasur, kemudian Steve menindih tubuh wanita itu, memainkan tangannya pada area inti Aline, sementara mulutnya sedang melahap buah dada wanita itu.
"Ahhhh...." Aline mendes-ah ketika merasakan Steve memasukkan dua jari ke dalam miliknya, kemudian pria itu menggerakkan kedua jari tersebut keluar masuk secara terus-menerus.
"Oh Steve!" Aline mencengkram rambut Steve. Pria itu terlihat begitu rakus menghisap pu tingnya.
Setelah Aline basah, Steve pun segera melakukan penyatuan. Dia menggen-jot tubuh wanita itu sambil membayangkan bahwa wanita yang ada di bawah kungkungannya itu adalah Sadrina. Diantara semua wanita yang dekat dengannya, hanya Sadrina satu-satunya wanita yang tidak pernah dia tiduri, itu karena Sadrina pernah bercerita bahwa dia memiliki prinsip tidak ingin berhubungan badan di luar pernikahan. Sehingga Steve harus menahan diri, dia tidak ingin di cap menjadi pria brengsek bagi Sadrina.
"Ahhh... ahhhh!"
Desa-han mereka memenuhi kamar hotel tersebut, mereka sangat menikmati percintaan mereka pada sore hari ini.
Steve mempercepat gerakannya setelah merasakan pelepasan. Sehingga dia menghentak- hentakan pinggulnya, menyemburkan cairan hangat ke dalam milik Aline.
Keduanya nampak terengah-engah, Steve segera mencabut miliknya dan membaringkan tubuhnya di samping Aline.
Aline memeluk tubuh Steve dengan manja, tapi pria itu sama sekali tidak membalas pelukannya wanita itu. Pandangan Steve terlihat sangat kosong.
"Sayang, jadikan kita akan melakukannya sampai pagi?" tanya Aline sambil mengusap-usap dadanya Steve yang berbulu.
"Maafkan aku, Aline. Malam ini ada acara makan malam di mansion untuk membahas rencana pernikahan Andra dan calon istrinya." Jawab Steve dengan nada datar.
"Hm, sayang sekali. Padahal aku masih ingin melakukannya bersama kamu." Aline mengeluh.
Aline meneruskan perkataannya, "Lalu kapan kamu menikahi aku?"
Sebenarnya Steve sangat malas jika diberikan pertanyaan seperti itu, karena sebenarnya di hanya ingin menikah dengan seseorang yang dia cintai. "A-aku... aku tidak tahu, lagian kita baru saja satu minggu berkencan. Sangat terlalu cepat jika membahas tentang pernikahan."
...****************...
Steve sedang mengendarai mobilnya, dia tidak sengaja melihat sepasang kekasih yang sedang berjalan diatas trotoar sambil bergandengan tangan. Hal tersebut membuatnya teringat dengan Sadrina. Mengapa semakin hari dia merasakan semakin berat untuk melupakannya?
Steve tiba-tiba menghentikan mobilnya, dia segera mengirim pesan kepada Leon.
[Leon, bagaimana? Apakah kamu sudah menemukan alamat barunya Sadrina?]
Padahal dia sudah menjadikan Aline sebagai pelampiasan untuk menyalurkan rasa rindunya kepada Sadrina. Tapi tetap saja dia tidak bisa melupakan wanita itu.
Bahkan dia sangat penasaran ketika melihat Sadrina yang sedang keluar dari ruangannya Andra. Ada hubungan apa diantara mereka?
"Kayaknya gak mungkin Andra memiliki hubungan spesial dengan Sadrina. Sebentar lagi Andra akan menikah dengan Sonya. Lalu untuk apa Sadrina menemui Andra tadi siang?"
Hati Steve dipenuhi dengan tanda tanya. Dia mengecek kembali ponselnya. Tapi Leon belum juga membalas pesan darinya. Padahal saat ini Steve sangat merindukan Sadrina, seharusnya tadi siang dia mengikuti Sadrina agar dia tahu dimana tempat tinggal wanita tersebut.