Devina Putri Ananta berusaha menata hati dan hidupnya setelah bercerai dari suaminya, Arthur Ravasya Barnett. Perceraian yang terjadi lima tahun yang lalu, masih menyisakan trauma mendalam untuknya. Bukan hanya hati yang sakit, namun juga fisiknya. Terlebih ia diceraikan dalam keadaan hamil.
Devina dituduh berselingkuh dengan adik iparnya sendiri. Akibat kejadian malam itu, saudari kembar Devina yakni Disya Putri Ananta harus meninggal dunia.
"Menikahlah dengan suamiku, Kak. Jika bersama Kak Arthur, kakak enggak bahagia dan terus terluka. Maafkan aku yang tak tahu jika dulu Kak Reno dan kakak saling mencintai," ucap Disya sebelum berpulang pada Sang Pencipta.
Bayang-bayang mantan suami kini kembali hadir di kehidupan Devina setelah lima tahun berlalu. Arthur masih sangat mencintai Devina dan berharap rujuk dengan mantan istrinya itu.
Rujuk atau Turun Ranjang ?
Simak kisah mereka yang penuh intrik dan air mata 💋
Merupakan bagian dari novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 - Permintaan Devina
"Aku endak kenal, Kakek Opa. Lupa tanya namanya," jawab Aaron seraya memeluk tubuh Arjuna. Bening masih pulas tertidur di samping mereka.
"Om cakepnya, baik apa enggak sama Aaron?" tanya Arjuna seraya mengelus lembut punggung Aaron seperti meninabobokan.
"Baik, Kakek Opa. Kita tadi mainan mobil-mobilan baleng di kamal na,"
"Om Reno pergi ke mana sewaktu Mama periksa ke dokter?" tanya Arjuna penuh kelembutan.
"Ayah Leno sakit peyut," jawab Aaron dengan mimik wajah polosnya dan apa adanya.
"Kok Aaron enggak nungguin Om Reno keluar dulu dari toilet?"
"Kelamaan Kakek Opa. Kebulu kangenku ke Mama numpuk ceegede gunung. Hehe..." jawab Aaron seraya terkekeh dan menyengir tanpa dosa di depan Arjuna. Sontak hal itu membuat Arjuna ikut tertawa mendengarnya.
Sedangkan di luar kamar, Devina dan Reno tengah berdebat.
"Aku belikan mainan yang baru lagi mirip seperti yang kamu beli buat Aaron ya," tawar Reno.
"Enggak perlu. Kamu tahu sendiri Aaron tadi bilang apa. Dia enggak mau mainan yang baru. Maunya mainan yang lama," jawab Devina.
"Maafin aku. Gara-gara sakit perut, Aaron sempat hilang terus sekarang mainannya juga ikutan hilang."
"Bukan hilang. Tadi sebelum masuk kamar Opa, Aaron sempat bilang sepertinya mainannya tertinggal di kamar pasien yang dia kunjungi tadi. Aaron sudah keburu ngambek jadi minta pulang,"
"Gini saja, sekarang juga aku pergi ke rumah sakit. Nanti aku cari kamar pasien tadi yang dibilang Aaron. Aku minta kembali mainannya. Semoga saja mainan itu masih ada bersamanya dan laki-laki itu enggak punya anak,"
"Memangnya kalau orang tadi punya anak kenapa?"
"Ya, takutnya mainan punya Aaron diambil anak orang itu. Anak kecil kan kadang ada beberapa yang suka ngerebut mainan punya orang lain. Walaupun benda itu bukan miliknya," tutur Reno.
"Terserah kamu," jawab Devina datar. Ia sedang malas berdebat panjang lebar dengan Reno. Moodnya hari ini tengah buruk sejak Aaron mendadak hilang di rumah sakit. Padahal hari ini adalah hari ulang tahunnya.
"Aku pamit dulu. Jangan lupa nanti malam dandan cantik karena kita semua makan malam spesial," ucap Reno sebelum pergi.
Devina hanya terdiam dan tak berkata apapun untuk menyahutinya.
"Kok diem saja sih. Hari ini kan ulang tahunmu. Senyum dong,"
"Hem," jawab Devina seraya menampilkan senyum tipisnya di depan Reno.
"Nah kalau senyum begitu kan kelihatan cantik," puji Reno. "Bilang pada Aaron, mainan kesayangannya bersiap meluncur kembali ke pangkuannya," sambungnya.
"Hati-hati di jalan,"
"Iya, Sayang."
Devina hanya terdiam mendengar Reno memanggilnya seperti itu. Entah mengapa saat ia mendengar panggilan mesra itu, hatinya tak berdebar seperti di masa lalu ketika pertama kali Reno mengucap cinta padanya delapan tahun silam di Jogja.
Reno berjalan menuju pintu utama. Saat akan membuka pintu, Devina memanggilnya.
"Tunggu,"
Sontak Reno membalikkan tubuhnya dan menghadap Devina yang berjalan ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Reno.
"Kalau mainan Aaron misal dipakai sama anak pasien yang tadi, jangan kamu ambil. Biarkan saja. Nanti coba aku bujuk Aaron lagi. Siapa tahu dia mau mengikhlaskan mainannya tersebut,"
"Jangan gitu dong, Sayang. Itu kan hak milik Aaron. Aku tetap akan merebutnya demi Aaron. Kalau bocah itu mau minta mainan yang sama persis, aku siap belikan. Setoko kalau perlu," ucap Reno dengan nada yang sudah terdengar naik. Ia sayang dan merasa bersalah pada Aaron. Maka ia rela melakukan apapun agar Aaron kembali ceria dan tersenyum.
"Jangan pakai kekerasan di depan anak kecil. Kamu sangat tahu aku trauma sama hal-hal yang berbau kekerasan,"
"Itu kan karena ulah mantan suamimu!" desis Reno.
"Sudahlah, lupakan saja." Devina sengaja mengalihkan karena ia tak ingin mengenang hal buruk K D R T yang dilakukan Arthur padanya.
"Tapi kamu sekarang suka marah dan lebih jutek padaku. Beda sama Devina yang dulu," sindir Reno.
"Bukankah sejak kecil aku terbiasa pendiam daripada Disya. Aku juga biasa dikenal teman-teman di sekolah sebagai gadis jutek kayak kulkas delapan pintu. Kamu tahu kan hal itu,"
"Iya. Tapi, kamu yang sekarang jauh lebih ketus dan jutek ke aku terutama." Reno seketika merajuk di depan Devina.
"Semua orang kan bisa berubah," jawab Devina singkat.
"Aku enggak mau kamu berubah. Aku rindu Devina yang dulu aku kenal dan cintai sedari kecil,"
Keheningan kembali tercipta beberapa saat pada keduanya.
"Aku boleh minta sesuatu?" tanya Devina mendadak bersuara kembali.
"Boleh, Sayang. Hari ini kan hari ulang tahunmu. Minta kado apa dariku?" Reno tampak tersenyum sumringah dan tak sabar menunggu pemintaan dari Devina di hari spesial. Ia berusaha melupakan kekesalannya beberapa detik yang lalu.
"Jangan panggil aku, Sayang. Semua demi Aaron. Maaf," jawab Devina lirih.
Deg...
Seketika senyum Reno yang awalnya lebar, mendadak pudar. Hatinya terasa perih mendengar permintaan Devina barusan yang sama sekali tidak terduga baginya.
Bersambung...
🍁🍁🍁
* Bagaimana respon Reno selanjutnya atas permintaan Devina ? Ikut tantrum kayak Aaron apa enggak ?💋
*Reno ketemu Arthur apa enggak nih di rumah sakit ?💋
Jawabannya di next chapter.