inilah kisah cinta perjalanan rumah tanggaku. yang awalnya begitu sangat indah dan sempurna di mataku kini berubah menjadi malapetaka. kehadiran mertuaku yang mendambakan sosok seorang cucu membuatku harus menerima cacian dan makian tiap harinya.
Hingga pada saat titik di mana mertuaku terus mendesak suamiku harus menikah lagi demi mendapatkan seorang keturunan. Hancur sudah hati yang selama ini aku jaga, hancur sudah rumah tangga yang di bangun kokoh dengan cinta karena kehadiran seorang wanita yang akan menjadi istri dari suamiku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Boncap
"Jangan pernah datang padaku jika kau tidak membawa serta Agra ke sini." Kata Bayu dengan tegas mengusir Arini, karena Arini datang seorang diri tanpa membawa Agra, anak kandungnya.
"Tapi Agra." Ucapan Arini menggantung.
"Tidak ada tapi Arini. Ingat, aku kembali hanya untuk Agra, jika Agra tidak ada maka aku tidak akan mau kembali dengan mu." Ancam Bayu.
Ya, dulu Bayu dan Arini sepasang kekasih yang saling mencintai, namun saat Arini mengandung Agra, Bayu malah pergi merintis usahanya tanpa tahu jika Arini sedang mengandung. Dan Arini yang saat itu tidak ingin melahirkan tanpa sosok suami, terpaksa harus menjebak Agam agar dirinya terhindar dari rasa malu. Agar kelak anaknya bisa lahir dan memiliki ayah. Bayu menerima alasan Arini, yang mengatakan jika tidak ingin menggangu Bayu, dengan menghentikan Bayu untuk perjalanan keluar negeri mengurus bisnis. Dan saat Bayu kembali, hubungan asmara mereka pun kembali. Itulah sebabnya selama ini Arini selalu keluar rumah dengan alasan bekerja padahal jelas sekali jika dia hanya pergi berkencan dengan Bayu.
"Aku butuh uang, agar bisa mendapat hak asuh Agra sepenuhnya." Ucap Arini.
"Baiklah. Aku akan menyiapkan semuanya. Yang jelas Agra harus ikut bersama mu. Jangan sampai tidak."
••••
Mendengar kabar jika Maharani sudah melahirkan, kini Ramayani dan juga Agam tengah sibuk mempersiapkan diri untuk berkunjung ke rumah sakit melihat keadaan Maharani dan juga anaknya.
"Agam, kau yakin?" Tanya Ramayani saat masuk ke dalam kamar Agam.
Agam menoleh dan melihat Agra yang saat ini sedang dalam gendongan Ramayani. "Kau siap pergi melihat adikmu?" Tanya Agam sambil tersenyum dan mencium wajah Agra. Bagi Agam, tidak perduli siapa ayah kandung Agra, yang jelas saat Agra lahir dialah yang menjadi pria pertama yang di lihat oleh Agra. Dan Agam sudah menganggap Agra sebagai anak kandung, terlepas dari hasil tes DNA yang tidak membuat Agam untuk melepaskan Agra.
"Ibu yakin, dia anak kandungmu. Karena ibu menghitung bulannya. Dan bulan ini tepat sembilan bulan Maharani mengandung. Dan saat itu, saat Maharani mengatakan hamil, dia sama sekali belum pernah berhubungan dengan Bastian, ibu sama sekali belum pernah melihat Maharani keluar sejak itu." Jelas Ramayani yang menceritakan semuanya. Dan kini Ramayani dan Agam pun yakin, jika masih ada kesempatan baginya untuk kembali membawa Maharani ke rumah ini.
"Ayo kita pergi menjemput ibu dan adikmu" kata Agam sambil mengambil alih Agra dari gendongan ibunya.
••••
Di rumah sakit. Bastian yang begitu posesif kepada dua wanita yang sudah menjadi dunianya kini, tidak pernah sedetikpun beranjak dari kedua wanita yang saat ini sedang menjadi pusat perhatiannya. Bastian sampai melupakan sendiri jika dirinya sama sekali belum mandi, karena tidak ingin meninggalkan Maharani dan juga putri kecilnya yang di beri nama Baby Angela.
"Sayang mandilah dulu. Nanti Baby J tidak mau bersama mu jika kau belum mandi." Dan untuk pertama kalinya Maharani memanggil Bastian dengan sebutan sayang. Bastian yang mendengar panggilan baru itu, langsung tersenyum lebar dan menghampiri Maharani setelah meletakkan Baby J di box bayi.
"Kau bilang apa?"
"Mandilah dulu."
"Sebelum kata itu."
Maharani terdiam sejenak mengingat kata yang tadi sempat keluar dari bibirnya. Maharani tersenyum tipis lalu mengulangai katanya.
"Sayang."
"Apa, aku tidak dengar."
"Sayang."
"Sekali lagi."
BUKKHH...
Bukannya mendengar kata sayang, justru Maharani memukul pundak Bastian, sehingga membuat Bastian meringis sakit dan tertawa secara bersamaan.
"Terima kasih sayang. Terima kasih karena sudah mau menerima diriku." Ucap Bastian sambil mengecup seluruh wajah Maharani. "Terima kasih sudah memberiku seorang putri yang begitu cantik." Setelah berkata demikian Bastian lalu masuk ke kamar mandi, membersihkan diri seperti yang Maharani katakan.
"Aku yang berterima kasih, karena kau sudah mau menerimaku, menerima bayiku dan mau mencintai kami berdua tanpa melihat masa laluku" Gumam Maharani sambil menitihkan air matanya.
aduh...
tolong perbaiki lagi dan cari info lagi jangan asal nulis GK tau hukum bisa juga ntar orang pada meniru saat hamil di nikahi
kecuali author GK usah pakai ijab Kabul
mungkin beda tanggapan ku