Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengunduran Diri
"Loh.. kamu kan yang menolong kami kemarin" tanya seseorang yang ada di ruangan tersebut
"Waahhh benar, hai kakak cantik. Kakak ingat dengan kami kan?" tanya gadis muda yang ada di ruangan tersebut, Dwi mengangguk
"Kakak kerja di sini? Wahhh... tunggu, tadi kakak bilang mau mengundurkan diri? Kenapa?" tanya gadis itu lagi
"Maaf, saya masih ada urusan. Permisi" jawab Dwi, ia tak terbiasa banyak bicara dengan orang asing. Setelah mengatakan itu, Dwi pun keluar dari ruangan Evan. Ia berpamitan dengan Amelia, meski terkejut dengan apa yang di ucapkan Dwi. Amelia mengangguk dan memperhatikan Dwi sampai hilang masuk lift.
"Kenapa dia mengundurkan diri? Sayang sekali, padahal ruang arsip kan jadi tertata semenjak ia menempati ruangan itu. Itu artinya, aku yang akan kembali lelah." ucap Amelia mengeluh
Sedangkan di ruangan Evan, ibu dan adiknya kebingungan. Berbeda dengan wanita yang datang dengan mereka, ia terlihat senang bila perempuan tadi keluar dari perusahaan. Artinya saingannya untuk mendapatkan Evan berkurang, meski ia tak mengenal wanita itu sama sekali.
"Evan, kenapa dia mengundurkan diri? Apa ia melakukan kesalahan?" tanya sang ibu, Evan yang sejak tadi menatap amplop putih di atas mejanya pun menoleh pada sang ibu.
"Tidak, tapi dia memilih mengundurkan diri dari pada menerima tawaran Evan untuk menjadi sekertaris." jawab Evan
"Bagus dong, sadar diri berarti dia. Tidak mampu, mengemban tugas sebagai sekertaris. Kalo kamu butuh, aku bisa ko jadi sekertaris kamu." ucap wanita yang datang dengan ibu dan adiknya, Evan tersenyum smirk.
"Tapi sayang, aku yang keberatan menjadikan kamu sekertaris untukku. Apa kamu lupa, kalo kamu belum lama ini di pecat secara tidak hormat oleh perusahaan xxx? Bukannya membereskan dan membantu pekerjaan atasan, malah sibuk menggoda dan menjajakan sel*ngkangan. Kamu kerja apa mau jadi p*lacur?"
Wajah wanita itu langsung memerah, karena Evan membongkar aibnya di depan wanita yang ia gadang-gadang akan menjadi calon mertuanya.
"Apa? Apa itu benar?" tanya sang adik
"Lani? Kamu bilang, kamu keluar karena kamu hampir di lecehkan oleh bosmu. Makanya kamu ikut ke sini, untuk meminta pekerjaan pada Evan kan?" tanya ibunya Evan tak kalah terkejut
"Cih, tak sudi aku menerimanya bu. Bisa-bisa nama perusahaan ku tercoreng oleh kelakuannya, menjijikan" jawab Evan
Wanita yang bernama Lani itu, langsung mengambil tas dan segera keluar dari ruangan Evan.
"Dih..SOK CANTIK LO" teriak adik Evan
"Ade" tegur sang ibu
"Bisnya adek ga suka, bukannya dari awal adek ga mau bawa itu perempuan. Tapi ibu yang kekeh mengajaknya, ishhh" protes adiknya Evan
"Ya kan ibu ga tau masalah kenapa dia keluar dari tempat kerja, kirain bener apa yang di ceritakannya. Oya Van, jadi wanita tadi siapa namanya?" jelas sang ibu, dan lanjut bertanya pada Evan
"Wanita mana?" tanya Evan
"Kamu ini, wanita yang tadi mengundurkan diri." jawab sang ibu
"Dwi, kenapa memangnya?"
"Dia yang menyelamatkan ibu dan adikmu kemarin, saat di hadang beberapa preman." jawab ibu Evan
"Benarkah?" tanya Evan terkejut
"Ck, kakak ini. Adek ada rekamannya, keren banget pokonya." jawab adiknya, ia pun mengeluarkan ponsel dan memperlihatkan rekaman saat Dwi bertarung melawan 6 preman tersebut.
Evan yang menontonnya takjub, karena tidak membutuhkan waktu lama. Para preman itu jatuh tak berdaya, Evan benar-benar di buat kagum olehnya. Pantas saja, ia merasa ada yang berbeda dengan Dwi.
"Tadinya ibu berharap dia berjodoh denganmu, tapi kamu kan memiliki kekasih pujaan hati. Baguslah kalo dia berhenti dari sini, dia bisa mendapatkan pekerjaan lebih baik. Ibu lupa dengan kekasihmu itu, gimana? Apa kabarnya? Kapan dia pulang dan menerima lamaranmu?" mood ibunya Evan pun langsung turun, setiap kali mengingat kekasih putranya. Itu benar-benar membuatnya kesal, ia sangat tidak menyukai kekasih Evan itu.
Terlalu angkuh dan juga sombong, dengan calon mertuanya saja tidak mau dekat. Padahal dia bisa seperti ini juga berkat putranya, entahlah apa yang di lihat oleh putranya. Padahal wanita itu hanya pekerja kafe sebelumnya, dan merupakan salah satu anak panti.
Bukan ibunya Evan tidak suka karena wanita itu dari panti, hanya saja setelah dia jadi seorang model. Sombongnyaaaaa... Astaghfirullah.
Sok-soan menolak lamaran Evan berkali-kali, dengan alasan terikat kontrak. Hilih...
Mendengar pertanyaan sang ibu, Evan pun jadi teringat dengan kekasihnya. Ia melupakan hal itu, sudah beberapa bulan tidak bertemu. Karena sang kekasih ada pekerjaan di Paris, saking tak ada kabar. Evan pun melupakan keberadaannya, atau semenjak ada Dwi?
"Entahlah, belum ada kabar darinya." jawab Evan tidak enak pada sang ibu
"Sudahlah, mood ibu tiba-tiba rusak. Ibu pamit pulang, terserah padamu sekarang. Ibu tidak peduli dengan urusan asmaramu, mau nikah dengan pilihanmu atau tidak. Ibu tidak peduli, yang perlu kamu ketahui. IBU TIDAK MENYUKAINYA, ayo Ris"
"Iya, Risma juga tidak menyukainya. Ayo bu" mereka pun berpamitan dan keluar dari ruangan Evan, Evan menghembuskan nafasnya kasar. Ia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, apa kabar Sofia? Kenapa dia bisa tidak memberikan kabar padanya?
Evan mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi sang kekasih, namun nihil.
"Dia masih hidup kan?" gumamnya
.
.
Sedangkan di perjalanan pulang, ia memilih untuk mampir ke sebuah taman. Bukan menyesal karena sudah mengundurkan diri, ia hanya tengah berpikir. Apa ia harus menerima tawaran sang kakak, untuk bekerja di perusahaan cabang?
"Aku malas bersinggungan dengan Alex, sejak dia memutuskan aku karena menghamili perempuan yang tidak sengaja di gaulinya. Aku malas melihat wajahnya, dengan alasan karena mabuk. Cih..." umpatnya kesal
Alex merupakan sahabat Putra, ia yang saat itu masih di semester 3. Mendapatkan pernyataan cinta dari sahabat kakaknya itu, aneh memang. Karena selama ini, ia jarang bertegur sapa dengan Alex. Tapi tiba-tiba ia menyatakan perasaan sukanya, karena desakan dari Putra. Akhirnya ia pun menerima pernyataan Alex, walau belum ada rasa di hatinya.
Hubungannya berjalan baik-baik saja, sampai tak terasa sudah menginjak 2 tahun lamanya. Jujur... sampai di tahun kedua, Dwi masih belum ada perasaan cinta untuk Alex. Namun karena perlakuan Alex yang lembut dan juga sabar, membuat Dwi menyayanginya. Ingat, sayang bukan cinta.
Alex di tugaskan untuk bertemu klien di sebuah klub, Putra yang saat itu sedang tidak enak badan tidak bisa ikut. Ternyata di sana, Alex di jebak dan minumannya di berikan obat perangsang. Menahan dengan susah payah, Alex sampai ke hotel. Saat di lorong, ia berpapasan dengan seorang OB perempuan.
Tanpa pikir panjang, Alex langsung menariknya dan memaksa wanita itu untuk melayaninya. Dengan jeritan kesakitan, wanita di perkosa oleh Alex.
Saat sadar dari tidurnya, Alex terkejut mendapatkan seorang wanita yang masih terlelap di sampingnya. Alex kembali mengingat apa yang terjadi, ia memukul kepalanya berkali-kali. Ia sudah merenggut secara paksa, kehormatan seorang gadis.
Alex menceritakan semuanya pada Putra, tentu saja Putra terkejut. Ia tak terlalu menyalahkan Alex, karena bila bukan Alex pasti ia yang akan ken jebakan itu. Putra meminta Alex bertanggung jawab dan mengurus cabangnya yang di Indonesia, Putra juga meminta Alex untuk memutuskan hubungan dengan adiknya.
Antara perasaan lega dan juga kesal, Dwi menerima keputusan itu. Kasian gadis yang sudah di perkosa Alex, bila Alex tidak tanggung jawab.
...****************...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all💓💓💓...