Tepat dihari pernikahannya Ivana malah kabur melarikan diri, niat hati ingin memberitahukan hal tersebut pada kedua orangtuanya. Calantha justru dipaksa untuk menggantikan posisi Ivana sebagai mempelai pengantin wanitanya.
Rowan, pria sejuta pesona yang terpaksa menikahi Cala hanya untuk balas dendam karena Ivana telah menabrak istrinya hingga meninggal dunia.
Tapi bagaimana jadinya jika ternyata pernikahan yang berkedok balas dendam yang dilakukan oleh Rowan itu justru mengungkap satu persatu rahasia keluarga yang selama ini ditutup rapat-rapat?
Simak kelanjutan ceritanya...
⚠️jangan lupa buat terus kasih dukungan dengan like, komen dan vote🌹⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 05
Kedua pria seumuran itu saling menyeru nama panggilan mereka.
"Apa kabar bro?" Ujar Rendra seraya memeluk Rowan khas seperti pria pada umumnya ketika bertemu dengan teman nya.
Dan, Rowan juga membalas pelukan itu sambil tersenyum tipis.
"Seperti yang kamu lihat". Jawab Rowan
Setelah itu, Rendra melepaskan pelukan itu lalu melihat kemeja putih yang Rowan kenakan itu terkena tumpahan kopi.
Rowan mengikuti arah pandang Rendra lalu menjelaskan kejadiannya.
"Dia gak sengaja tumpahin kopi dikemeja ku". Ucap Rowan seraya melirik Cala yang masih menundukkan kepalanya.
Rendra menghela nafas panjang, lalu menepuk pelan lengan Rowan.
"Sorry, maafin karyawan gue. Nanti biar gue yang ganti rugi kemeja loe ini". Kata Rendra
"Gak perlu". Sahut Rowan dengan cepat
"Aku pamit dulu, ayo Ar". Ajaknya pada Ardi, lalu ia segera melangkahkan kakinya pergi dari Cafe milik Rendra, sebelum pergi Rowan sempat kembali melirik sekilas kearah Cala.
"Cala.." Panggil Rendra
"Ya pak". Sahut Cala dan masih menundukkan kepalanya tak berani menatap Rendra
"Angkat kepalamu, saya tunggu kamu diruangan saya". Kata Rendra, setelah itu ia bergegas berjalan menuju ruang kerja nya.
Mendengar itu, Cala menghela nafas kasar dan segera menyusul Rendra keruangannya.
.
"Cala.." panggil Rendra ketika perempuan itu sudah berada didalam ruang kerjanya dan duduk berhadapan dengannya dengan kepala yang tertunduk tak berani menatapnya.
"Saya pak". Sahut Cala lirih
"Angkat kepalamu dan tatap lawan bicara mu". Ucap Rendra tegas
Dengan ragu-ragu Cala mengangkat kepalanya dan tatapan matanya langsung bertubrukan dengan netra tajam milik Rendra, membuatnya kembali menundukkan kepalanya.
"Cala, ada apa hm?" ujar Rendra bertanya dengan nada yang lembut.
Jujur saja, sejak awal Cala bekerja dicafe nya ia sudah menaruh rasa pada perempuan itu. Wajahnya yang cantik dan lugu juga sikapnya yang ramah membuat Rendra merasakan jatuh hati untuk pertama kalinya pada seorang perempuan. Diusianya yang menginjak kepala tiga, Rendra belum pernah sama sekali tertarik dengan yang nama nya perempuan, bahkan dulu teman-temannya mengatai nya gay, walaupun banyak perempuan yang mendekatinya tapi tak ada satupun yang bisa meluluhkan hatinya, kecuali dengan Cala.
Entah apa yang ada didalam diri Cala hingga mampu membuat Rendra yang terkenal cuek pada perempuan itu justru jatuh hati padanya.
Cala menggeleng-gelengkan kepalanya pelan, membuat Rendra menghela nafas panjang.
Perempuan yang duduk dihadapannya ini benar-benar berbeda dengan perempuan pada umumnya, Rendra hafal betul bagaimana sifat Cala. Dua tahun perempuan itu bekerja di cafe nya sebagai waitres dan belum pernah mendapat komplain dari pelanggan. Dan ini, kali pertama Cala mendapatkan makian juga kemarahan dari pembeli yang tak lain adalah Rowan, sahabat Rendra sekaligus pebisnis sukses yang menjabat sebagai Presdir diperusahaan PRADANA CORP.
Perusahaan milik keluarga yang diturunkan temurunkan pada anak cucunya. Bahkan PRADANA CORP selalu menduduki peringkat nomor 1 perusahaan paling sukses di Indonesia.
Dan sekarang perusahaan itu dipegang oleh Rowan Kenzo Pradana, duda tanpa anak yang baru saja ditinggal mati istrinya karena kecelakaan. Berita meninggalnya sang istri juga sudah tersebar luas dimedia.
"Apa kamu sedang ada masalah La?" tanya Rendra
Dan lagi, Cala menggelengkan dengan kepala yang masih tertunduk tak berani menatap Rendra.
"Kamu tau Cala, ini kali pertamanya kamu mendapat komplain?" ujar Rendra
"I-iya pak, saya tau". Jawab Cala lirih
"Angkat kepala mu Cala.." Kali ini Rendra berucap dengan tegas, membuat Cala mau tidak mau mengangkat kepalanya.
"Maafkan saya pak", kalimat itu yang terlontar dibibir Cala
"Tatap mataku dan katakan jika kau sedang baik-baik saja Cala, aku tau kalo-"
"Maafkan saya pak atas kecerobohan yang saya lakukan, saya siap jika pak Rendra ingin memecat saya". Cala memotong ucapan Rendra dan mengatakannya dengan nada yang terdengar pasrah.
Rendra menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan, tangannya terangkat meraih tangan mulus Cala tapi dengan cepat perempuan itu segera menarik tangannya.
"Aku tidak akan memecat mu Cala, aku sudah menganggapmu seperti saudaraku sendiri. Aku tau kamu sedang banyak pikiran, sedari tadi aku perhatiin kamu terus ngelamun. Ada masalah hm?" ujar Rendra lembut
Tanpa diduga, Cala menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan detik itu juga tangisnya langsung pecah. Rendra yang melihat itu kebingungan, ia langsung beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Cala. Ia peluk perempuan itu dan diusapnya punggung Cala dengan lembut.
"it's okey Cala, menangis lah sepuasmu.. Tumpahkan segala rasa sakit yang menyesakkan dada mu..."
.
Setelah puas menangis, Cala langsung menarik diri dari pelukan itu dan segera menghapus sisa airmatanya.
Dilihatnya kemeja yang dikenakan Rendra basah karena terkena air mata Cala.
"Maaf pak, kemeja bapak jadi kotor". Ucap Cala, ia meraih tisu yang ada diatas meja kerja Rendra lalu segera membersihkan kemeja itu dengan tisu yang ia ambil.
Rendra mengulas senyum tipis, tangan besarnya terangkat memegang pergelangan tangan Cala dengan lembut.
"Gak papa, nanti biar saya bersihkan sendiri Cala". Sahut Rendra, tatapan matanya menatap lekat-lekat wajah cantik Cala.
Merasa diperhatikan, Cala langsung menjauhkan wajahnya dan melepaskan tangannya dari genggaman Rendra.
"Maaf pak". Ujar Cala canggung, ia langsung memalingkan wajahnya
"Cala.." panggil Rendra
"Ya pak?" sahut Cala
"Jangan panggil saya pak, saya belum setua itu Cala. Panggil saya Rendra". Pintanya
"I-iya pak-eh maksud saya iya Rendra". Ucap Cala terbata-bata
Rendra terkekeh pelan, suara Cala terdengar lucu ditelinga nya. Tanpa sadar tangannya terangkat mengacak-acak pucuk kepala Cala.
"Kalo sudah tidak ada perlu lagi, saya izin keluar Ren". Cala pamit undur diri
"Hmm.." Rendra berdehem seraya menganggukkan kepalanya.
Melihat itu, Cala segera beranjak dari duduknya dan bergegas melangkahkan kakinya keluar. Jujur saja, ia canggung sekali berdekatan dengan Rendra. Sebenarnya sudah lama sekali Cala menganggumi atasannya itu diam-diam. Menurut Cala, Rendra adalah sosok pria bertanggungjawab dan baik hati, dan jangan lupakan wajahnya yang tampan dan perawakannya yang tinggi juga gagah.
Baru saja Cala hendak meraih handle pintu, terdengar suara bariton Rendra kembali memanggil namanya.
"Cala.."
Cala berhenti lalu menoleh menatap Rendra." Ya?"
"Selepas pulang kerja apa kamu ada acara?" tanya Rendra
Cala menggelengkan kepalanya.
"Tidak".
"Saya ingin mengajak kamu jalan-jalan, apa kamu mau?" tawar Rendra
"Saya tidak bisa janji, tapi akan saya usahakan Ren". Jawab Cala
Mendengar itu, Rendra hanya bisa menganggukkan kepalanya sambil mengulas senyum diwajah tampannya. Ia tidak akan memaksa Cala jika memang perempuan itu tidak bisa.
"Oke". Ucap Rendra
Cala tak menyahutnya, ia bergegas melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja Rendra.
.
.
.
To be continue...
Jangan lupa tinggalkan jejak like, vote dan komen yaa... Terima kasih 🌹♥️
hayo buna selesaikan teka-teki ny Rowan... jgn2 c Daniel ang detektif SDH tau cpa ayahnya Rowan....
pasti Rowan hanya anak sambung kan?
duh bakal da kejutan pa ge eaa wat Rowan..