Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan ayah dari sahabatnya sendiri karena sebuah kesalahpahaman. Apakah dirinya dapat menjalani kehidupannya seperti biasanya atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkejut
Pagi ini, Azalea dan Dina agak sedikit terlambat sampai di Kampus. Saat mereka berdua berjalan menuju gedung, banyak pasang mata yang melihatnya. Tatapan mereka begitu sinis. Mereka juga terlihat seperti membicarakan mereka berdua, tepatnya sih Azalea.
*Oh, ternyata simpanan Om Om toh.*
*Ih menjijikkan sekali. Cantik-cantik kok gampang banget ngangk*ang.*
*Jangan-jangan yang dia miliki hasil dari memanjakan Om Om.*
Masih banyak lagi kalimat yang mereka berdua dengar.
Dina yang tak dapat menahan emosinya pun angkat suara.
"Kalian ini ngomongin apa dan siapa?"
"Emang kalian gak buka grup kampus? Dan, artisnya pun temanmu itu. Jangan-jangan kamu pun sama sepertinya." Ucap salah satu mahasiswi di sana.
Mana Azalea dan Dina tau kalau mereka berdua saja tak sesibuk itu dengan ponselnya. Dina pun langsung merogoh HPnya dan mengecek ada apa sebenarnya. Saat grup dia buka betapa terkejutnya dia, bukan soal foto yang dia kagetkan namun, caption dari foto tersebut.
"Nomor siapa ini? Berani sekali dia membuat kabar tak benar seperti ini." Ucap Dina dengan nada emosi.
"Apa sih, Din? Coba aku lihat." Azalea pun penasaran, kenapa sahabat sekaligus anaknya itu sampai emosi begitu.
Dina pun memberikan HPnya pada Azalea. Azalea pun juga kaget dengan mulutnya yang menganga dan berakhir mengepalkan tangannya.
{Lihat deh, anak kampungan ini, baru masuk kuliah aja udah kelihatan boroknya, dia udah menjajakan dirinya pada Om Om, pasti sekarang dia kaya karna hasil ngangk*ng, dasar wanita murahan, l*cur kan gays, menjijikkan sekali. Anak beasiswa aja belagu banget.}
"Gak bisa dibiarin, ini pencemaran nama baik namanya." Ucap Azalea.
"Siapa yang sudah berani membuat kabar tak benar seperti ini, aku pastikan kalian mendekam di penjara." Imbuh Azalea.
"Itu Amel, kita gak ikut-ikutan, maaf." Ucap salah satu mahasiswi yang sedikit ketakutan dan langsung pergi.
Azalea benar-benar sudah geram dengan kelakuan si Amel.
"Ayo Din, biang masalah harus kita basmi." Ajak Azalea.
Azalea pun mengajak Dina untuk mencari keberadaan Amel. Sementara yang dicari-cari sedang asik tertawa karena sudah berhasil mempermalukan Azalea.
"M*mpus, Gue kok dilawan. Kali ini lu gak bakal bisa berkutik dihadapan gue. haha." Ucap Amel.
"Gila lu, Mel, gue gak bisa bayangin gimana malunya dia sekarang, pasti bakal gak berani masuk lagi, terus nangis-nangis kan, akhirnya frustasi terus b*nuh diri. haha." Ucap Lusi.
"Yah, kalau langsung mati sih gak papa, lah kalau harus ngrasain sakit dan gila, lebih menyedihkan." Ucap Amel.
"Oh, ternyata di sini dia." Batin Azalea yang langsung menghampiri Amel.
Yah, Amel sedang berada di kantin.
Brak!!!
Azalea menggebrak meja dimana Amel dan teman-temannya sedang asik membahas pikirannya tentang Azalea.
"Puas kamu?" Ucap Azalea.
"Heh, biasa aja kali, ngapain lu pake gebrak-gebrak meja orang? sinting lu." Jawab Amel.
"Kamu, boleh tertawa puas hari ini, karena besok, ku pastikan kamu akan menangis dan meminta maaf padaku." Ucap Azalea dengan tegas.
Hahahaha,,,
Amel dan teman-temannya pun tertawa.
"Apa? Gue gak salah denger nih? Emangnya lu siapa, hahh? Cewek kampungan, l*nte aja bangga." Ucap Amel.
"Kamu gak perlu tau siapa aku, cukup kamu ingat-ingat saja apa yang barusan aku ucap." Ucap Azalea yang langsung menggandeng tangan Dina lalu pergi meninggalkan Amel dan teman-temannya.
.....
Di ruangan musik.
Alex yang sedang duduk santai pun dikagetkan oleh kedua sahabatnya.
"Bro, bro, lu harus lihat grup sekarang, gila sih ini." Ucap Aldo pada Alex.
"Gak penting, ngapain gue harus buka grup? Paling si ulet bulu itu cari sensasi." Ucap Alex.
"Iya bener tapi, lu harus tau nih yang dia viralin tuh si Zaazaa itu." Ucap Gery.
Langsung Alex pun merogoh HP yang ada dikantong celana.
Alex membukanya pun sedikit kaget. Namun, dengan cepat ekspresi dia datar.
*Apa bener begitu?* Batin Alex.
"Woy, Lex, kok lu cuma diem aja? Kasihan nih cewek udah jadi bahan omongan di kampus, mungkin sekarang dia udah diejek sama mahasiswa lain." Ucap Aldo yang sedikit heran dengan reaksi Alex.
Alex pun tetap diam. Diam-diam pikirannya kacau.
....
Malam pun tiba. Acara yang dimaksud papa Damian ternyata memang pertemuan sesama rekan pengusaha. Azalea tak mau membuat suaminya malu. Dia sedikit memoles wajahnya dengan make up tipis namun masih terlihat natural. Gaun yang dipilihkan suaminya tadi Azalea padukan dengan jilbab dengan warna yang senada. Walaupun penampilan Azalea simpel namun terlihat elegant. Dengan wajahnya yang cantik dan manis itu, semakin menyempurnakan penampilannya. Sedang Dina juga sudah siap. Akhirnya keluarga Wijanarko berangkat ke acara tersebut. Dengan menempuh waktu 25 menit mereka sudah sampai di Hotel LA Abadi tempat acara tersebut dilaksanakan.
"Loh, mas, kok kita kesini?" Tanya Azalea yang bingung karena suaminya malah mengajaknya ke hotel milik keluarganya.
Yah, Hotel LA Abadi merupakan salah satu hotel milik keluarga Atmadja. LA merupakan singkatan dari nama Leo Atmadja. Jadi, dipastikan yang ada singkatan LA itu milik keluarga Atmadja.
"Tempatnya memang disini sayang." Jawab papa Damian.
"Apa ayah bunda juga ikut dalam acara ini?" Tanya Azalea.
"Iya, pastinya." Jawab papa Damian singkat.
Papa Damian pun turun dari mobil dan membukakan pintu untuk istri mungilnya. Sementara Dina sudah duluan turun bersamaan dengan papanya tadi.
Mereka berjalan beriringan. Jika orang yang tidak tahu tentang mereka bertiga pasti dikira papa dan kedua anaknya. hihi.
Saat memasuki gedung BallRoom Hotel, suasana nampak ramai. Papa Damian langsung mengajak istri dan anaknya untuk menemui ayah Leo dan bunda Wulan, karena mereka sudah berada di sana terlebih dahulu.
"Ayah bunda." Panggil Azalea yang langsung memeluk kedua orang tuanya.
"Sayang, kamu cantik sekali. Bunda jadi pangling." Puji bunda Wulan.
"Hum, biasanya juga cantik, bun." Ucap Azalea.
"Ayah bunda, maaf sudah lama menunggu." Papa Damian menjabat tangan kedua mertuanya.
"Om tante," Sapa Dina dan langsung menyalami dan mencium kedua tangan kedua orang tua Azalea.
"Sayang, kamu juga cantik sekali." Ucap bunda Wulan yang juga memuji Dina.
"Ah tante, tante juga cantik, seperti mama Zaazaa, kalian malah terlihat seperti kakak beradik." Jawab Dina.
"Terima kasih sayang." Ucap bunda Wulan.
Ketiga wanita tadi melipir ke arah meja dimana terdapat banyak makanan.
Semetara ayah Leo dan papa Damian, masih stay ditempat semula.
"Gimana, yah? Apa mereka nanti datang?" Tanya papa Damian.
"Tentu, akan ku buat dia dan keluarganya malu. Enak saja anaknya menghina putri kesayanganku. Dia juga sudah mengorupsi dana proyek, dan itu tak sedikit." Ucap ayah Leo. Papa Damian pun menganggukan kepala.
Kembali pada ketiga wanita tadi.
"Din, ini enak, cobain deh." Ucap Azalea.
"Emh,, luber Zaa, haha." Jawab Dina.
"Kalian ini, jangan banyak makan yang manis-manis. Nanti tambah endut itu pipi kalian." Ucap bunda Wulan.
"Ah bunda, justru nanti kita akan semakin terlihat chubby dan gemesin gitu. Biar mas Damian kalau ngliat aku diabetes." Canda Azalea.
"Hah, gak berubah ini anak. Dina, jangan kamu tiru Zaazaa ya." Bunda Wulan geleng-geleng kepala dengan sikap anaknya yang gak berubah. Dina pun hanya tersenyum.
Tiba-tiba ada seseorang datang menghampiri mereka.
"Eh, cewek kampung ternyata juga ada di sini. Sama siapa kamu? Pasti sama sugar dadymu yah. haha" Ucap Amel.
Yah, Amel pun di acara tersebut.
Acara ini sebenarnya dibuat oleh ayah Leo dan itu setiap setahun sekali. Azalea tak mengetahui hal ini karena dia tak pernah mau jika diajak dalam acara-acara seperti ini. Jadi, menurut Azalea itu belum penting. Acara ini dibuat agar silaturahmi terjalin erat antar pengusaha yang sudah sering bekerjasama dengannya.
"Maaf, nona ini siapa?" Tanya bunda Wulan.
Amel baru menyadari jika di sana ada istri bos ayahnya.
"Eh, maaf tante, kenalin saya, Amel. Saya anaknya Pak Wirya, tante." Ucap Amel yang berubah 180°.
"Oh, anaknya Pak Wirya, lalu, kalian saling kenal?" Tanya bunda Wulan.
"Tante, lebih baik jangan dekat-dekat sama dia deh, dia ini cewek gak bener, tan. Masak dia jadi simpanan Om Om. Menjijikkan sekali kan, tan?" Ucap Amel yang berfikir dia akan mendapat dukungan dari istri bos ayahnya itu.
"Simpanan Om Om?" Tanya bunda Wulan dengan sedikit bingung.
"Tante, dia ini yang sudah menyebarkan rumor gak benar tentang Zaazaa di kampus." Ucap Dina yang sudah tak tahan dengan Amel.
"Ih, memang itu kenyataannya tante. Mungkin, dia juga sama seperti temannya ini tante. Makanya teman gak bener aja dibela." Ucap Amel.
Amel tak tahu saja jika sedari tadi bunda Wulan sudah menahan emosinya, tangan bunda Wulan sampai mengepal agar emosinya dapat dia tahan. Dia ingin melihat sejauh mana anak kurangajar ini bertindak, namun tiba-tiba suaminya sudah mencarinya.
"Sayang, kamu di sini ternyata, ayo kita duduk di sana, sebentar lagi acara akan segera dimulai." Ayah Leo pun menghampiri istrinya dan mengajak untuk ikut dengannya. Ayah Leo sengaja tak mengajak Azalea karena menyadari ada anak kurangajar itu di sana. Belum saatnya anak kurangajar itu tahu sekarang siapa Azalea.
"Ahhh,,,,"
Namun, langkah kaki ayah Leo dan bunda Wulan pun terhenti ketika mendengar suara Azalea. Mereka berbalik dan melihat apa yang terjadi dengan anaknya.
Kini muka dan gaun Azalea basah karena Amel sudah menyiramnya dengan sebuah minuman.
"Rasakan cewek kampungan, lu itu gak pantes berada di acara seperti ini. Diajak Om Om aja langsung mau, dasar murah*n." Ucap Amel begitu lantang.
Mereka seketika menjadi pusat tontonan.
Papa Damian yang tadinya masih mengobrol dengan rekan kerjanya pun langsung berlari dan menghampiri Azalea.
"Sayang, apa yang terjadi?" Tanya papa Damian begitu khawatir dengan istrinya.
"Nah, kan benar, hubungan gak bener aja diumbar-umbar." Ucap Amel berani.
Plakk
Papa Damian yang sudah tak bisa mengontrol emosinya pun menampar Amel. Tadinya bunda Wulan juga akan maju tapi, dicegah oleh suami.
"Heh, Om, kamu menamparku?" Tanya Amel yang masih angkuh dengan sedikit meringis karena tamparan papa Damian.
"Ada apa ini? Amel, siapa yang menamparmu, nak?" Tiba-tiba Pak Wirya datang dan menghampiri mereka.
"Mereka yah, pasangan gak bener itu. Sakit yah, huhuhu" Jawab Amel dengan sedikit berdrama.
"Apa yang Anda lakukan pada putri kesayangan saya?" Tanya Pak Wirya yang tak terima karena anaknya disakiti.
"Tanyakan pada anak Anda, apakah begini cara Anda mendidik anak?" Jawab papa Damian dengan sedikit emosi.
"Anda ini siapa? Saya saja tak pernah menyakitinya, kenapa Anda berani sekali menampar dia? Saya gak mau tahu, kasus ini akan saya bawa ke jalur hukum." Ucap Pak Wirya. Amel yang mendengarnya pun tersenyum penuh kemenangan.
"Dia, menantu saya, Pak Wirya." Tiba-tiba ayah Leo bersuara.
"A-apa, bagaimana bisa, Tuan?" Pak Wirya kaget dan sedikit terbata. Begitupun dengan Amel.
"Perempuan yang sedang anak Anda permalukan itu adalah putri kesayangan saya. Jadi, kalau Anda mau membawa kasus ini ke jalur hukum, saya tidak akan mempermasalahkannya." Jawab Ayah Leo.
Semua yang mendengarkannya pun terkejut dan tak percaya dengan apa yang dikatakan ayah Leo. Pak Wirya dan anaknya pun juga merasa menang. Namun, seketika juga mereka seperti dibuang pada jurang terdalam.
"Karena Anda, juga akan saya jebloskan ke penjara karena kasus penggelapan dana." Sambung ayah Leo.
Duaarrr,,,
"Ba-bagaimana tuan tahu? Ini salah paham, tuan. Itu tidak benar." Pak Wirya masih saja mengelak.
"Sebenarnya saya tadi masih menahannya tapi, anak Anda ini sudah menggagalkan rencana saya. Mulai sekarang Anda, saya pecat secara tidak terhormat dan memblacklist nama Anda." Ucap ayah Leo.
"Anda tidak bisa seperti ini, Anda harus profesional." Pak Wirya tak terima dengan kejutan dan pemecatan ini.
"Saya tidak peduli. Dan, siap-siap saja mendekam di penjara. Lebih baik Anda sekarang keluar dari acara ini. Jangan lupa ajak anak kesayangan Anda." Ayah Leo langsung membubarkan kerumunan itu dan melanjutkan acaranya.
Takut istrinya masuk angin, papa Damian langsung mengajak Azalea berganti pakaian. Sedangkan Dina, dia ikut duduk bersama ayah Leo dan bunda Wulan.