NovelToon NovelToon
Unexpected Love

Unexpected Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menyembunyikan Identitas / Bapak rumah tangga
Popularitas:23.3k
Nilai: 5
Nama Author: dlbtstae_

Berperan sebagai ayah dan ibu sekaligus tak membuat Mario Ericsson Navio kewalahan. Istrinya pergi meninggalkan dirinya dengan bayi yang baru saja dilahirkan. Bayi mereka ditinggalkan sendirian di ruang rawat istrinya hingga membuat putrinya yang baru lahir mengalami kesulitan bernapas karena alergi dingin.

Tidak ada tabungan, tidak ada pilihan lain, Mario memutuskan pilihannya dengan menjual rumah tempat tinggal dia dan istrinya, lalu menggunakan uang hasil penjualan untuk memulai kehidupan baru bersama putri semata wayang dan kedua orang tuanya.

Tak disangka, perjalanannya dalam mengasuh putri semata wayangnya membuat Mario bertemu dengan Marsha, wanita yang memilih keluar dari rumah karena dipaksa menikah oleh papinya.

“ Putrimu sangat cantik, rugi sekali pabriknya menghilang tanpa jejak. Limited edition ini,” - Marsha.

“Kamu mau jadi pengganti pabrik yang hilang?”

Cinta tak terduga ! Jangan lupa mampir !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah baru

Marsha berpamitan untuk ke kamar rawat abang temannya. Vion mengangguk. Dia membawa plastik berisi makanan masuk ke ruang rawat cucunya.

Disana Maureen sedang menonton film botak di ipad milik ayahnya. Gadis kecil itu tampak  fokus menonton dan tak menyadari bahwa Vion sudah berdiri di dekatnya.

“Waduh, cucu nenek sedang nonton apa ini ? Sampai nggak sadar kalau neneknya sudah duduk di sebelahnya..”

Maureen tentu saja terkejut mendengar suara sang nenek. “Nenek…”

“Serius banget sayang…”

“Botakna kacihan nenek… meleka tinggal cama nenek dan kakak na.. Cama dengan dedek, cuma dedek ada ayah cama kakek. Kalo ci botak nda ada olang tua cama kakekna…”

“ Masa sih ?”

“Iya nenek. Nenek lihat itu opa na dan itu kakak na… cuma meleka belempat nek. Cama dengan kitakan tinggal belempat !” seru Maureen polos.

Vion tersenyum. Tangannya mengusap kepala sang cucu. “Ayo, kita makan dulu ya !” ajak Vion.

Dia memberikan dua kotak nasi kepada suami dan putranya. Lalu dua kotak lagi untuk dirinya dan Maureen. Gadis kecil itu makan disuap oleh Vion.

Sementara itu, Marsha melangkahkan kakinya ke ruangan abangnya Melati. Dia terlihat begitu mempercepatkan langkahnya hingga dia kembali melihat pintu kamar yang dijaga oleh dua pria berpakaian hitam. Marsha terlihat bingung dengan satu kamar yang dijaga sangat ketat dan kamar itu satu-satunya kamar yang terletak dipojok.

“Kalau nggak salah, kemarin Marsha liat opa disini. Tapi bodyguardnya beda.. Kayaknya salah orang deh, nggak mungkinkan opa di Indo. Sementara Kak Amel bilang, opa di Jerman ..”

“Ah, benar-benar kamu Marsha… Tapi, kangen juga sama opa. Video Call aja lah nanti !” seru Marsha dan berbelok ke kamar Morgan.

Ceklek !

“Mela, Bang Mo— Kalian mau kemana ? Kok Bang Morgan udah ganti pakaian biasa ??” tanya Marsha terkejut.

“Maaf Mar, biaya rumah sakit membengkak. Aku nggak bisa bayar lagi. Kontrakan aku sama abang juga nunggak bulan ini,” kata Melati lirih.

“Iya Marsha, abang nggak punya uang. Gaji Melati juga habis buat bayar rumah sakit. Mending kita pulang saja dan mencari cara untuk melunasi kontrakan..”

“Tapi abang masih sakit loh,” kekeh Marsha saat melihat Morgan yang beberapa kali meringis.

Morgan menggeleng. Dia tetap ngotot untuk keluar dari rumah sakit. Dia tidak bisa melihat adiknya yang harus banting tulang untuk membayarkan biaya rumah sakit untuk dirinya. Sedangkan untuk makan, Marsha lah yang sering memberikannya.

“Nggak abang nggak boleh pulang, biar Marsha yang bantu ngomong ke administrasi untuk meringankan biaya pengobatan ! Abang harus dirawat sampai sembuh !”.

“Tapi Marsha…”

“Melati, ayo kita ke ruang administrasi ! Kita omongin ini ke pihak rumah sakit !” tarik Marsha.

Melati mau tak mau harus mengikuti Marsha. Morgan mengepal erat tangannya. Dia ingin segera pergi karena tak ingin mendapatkan banyak teror, apalagi mendengar cerita adiknya yang mengatakan bahwa Arneta menyakiti Melati tempo hari hal itu membuat Morgan marah.

“Tidak ada yang boleh menyakiti, adikku termasuk wanita itu !”.

Marsha dan Melati bergegas menuju administrasi rumah sakit. Namun langkah keduanya terhenti saat Marsha tak sengaja menabrak tubuh seseorang.

“Awww…”

“Maaf, maaf…” kata Marsha dan langsung melihat siapa orang yang dirinya tabrak.

Mata Marsha membulat saat melihat sosok pria paruh baya di hadapannya.

“Opa…”

“Marsha…”

“Jadi ini beneran opa Kendrick kan ??? Berarti Marsha nggak salah orang. Opa, Marsha kangen !!” Marsha langsung memeluk pria paruh baya itu.

Karena sudah ketahuan, Kendrick memeluk cucu bungsunya dengan hangat. “ Maaf sayang, maafkan opa..”

Marsha mengangkat kepalanya. “ Opa, siapa yang sakit ?”. Tanya Marsha yang masih memeluk Kendrick.

“Itu …..”

“Oh ya, apa dia temanmu sayang?” Marsha hampir melupakan Melati. Dia lalu memperkenalkan temannya itu kepada Kendrick dan menceritakan tentang kesulitan Melati dan abangnya. Kendrick mengangguk, dia memanggil salah satu bodyguardnya untuk mengurus pengobatan dan biaya rumah sakit abang Melati dan meminta memindahkannya ke ruangan VVIP.

Melati yang mendengar itu membulatkan mulutnya syok. Dia tidak tahu siapa sebenarnya Marsha. Tapi melihat apa yang dilakukan Kendrick membuat Melati tak bisa berkata-kata.

“Semuanya sudah opa urus. Kamu jangan memikirkan hal lain lagi, ya. Semoga abangmu cepat sembuh..”

“Wah, terima kasih tuan. Terima kasih !” kata Melati membungkukkan badannya sebanyak tiga kali.

“Jangan panggil tuan, panggil  opa sama seperti Marsha. Kamu sangat baik kepada cucuku..”

“Te–terima kasih, opa !” Mata Melati berkaca-kaca. Dia juga sangat kangen dengan kakeknya yang sudah lama meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

“Opa, Marsha kalau begitu aku mau menemui abangku ya..”

“Iya Mel, hati-hati !” seru Marsha. Melati mengangguk dan tersenyum. Dia kembali ke kamar rawat abangnya.

Setelah peninggalan Melati, Marsha merubah raut wajahnya. “Opa, sekarang jawab Marsha. Siapa yang dirawat diruangan itu !”.

“Apa kamu bisa jaga rahasia ?”.

“ Ada apa, opa ?”. Kendrick tak menjawab. Dia mengajak cucu bungsunya untuk berjalan masuk ke ruangan itu.

“Masuklah,” Marsha mengangguk.

Ruangan itu bukanlah ruangan VVIP. Ruangan itu, ruangan biasa yang disulap sedemikian rupa oleh Kendrick untuk memanipulasi sementara.

Dua brankar yang masing-masing diisi oleh seseorang membuat Marsha yang melihatnya terheran. Banyak selang yang tertancap di tubuh kedua orang itu membuat Marsha meringis.

“ Si–siapa mereka, opa ?” tanya Marsha kaku saat menyadari seseorang yang sangat familiar di ingatannya.

“Dia…..”

*

*

*

*

Mobil yang dikendarai Mario telah sampai di sebuah rumah sederhana namun terlihat sangat  mewah. Maureen yang tampak asing dengan rumah itu, langsung melemparkan beberapa pertanyaan kepada ayahnya.

“Ayah, ini lumah na ciapa ? Kita ke lumah ciapa ini ??? Acing cekali. Tapi lumahna becal dali lumah kita. Kita mau ngunci ya ayah ?” tanya Maureen aneh.

“Tidak, sayang. Ini rumah kita. Jadi kita akan tinggal di sini,”

“Lumah kita ? “ Mario mengangguk. “ Kelen kali lumah na. Becal lagi. Lumah-lumah tetangga na juga besal. Hihi… olang kaya balu kita, ayah ?”.

Vion dan Narel tertawa mendengar celoteh Maureen. Vion segera menggendong cucunya sementara Narel dan Mario membawa perlengkapan yang masih tersimpan di bagasi mobil.

‘Guk ! Guk ! Guk !’

“IIIIIIII ADA KUCINGGGGG !!” pekik Maureen heboh.

“Eh, itu Anj*ng bukan kucing !” ralat Vion kaget saat cucunya salah menyebut nama hewan.

“Hehe calah dedek ya, nek.”

“Gugukna capa itu, kok kecil kali nek ? Nda dikaci makan kah cama yang punya ?”.

“Itu anak guguk sayang..”

“Ohhh, kilain nda dikaci makan..” sahut Maureen menganggukkan kepalanya.

“Meloooooooooo !!! Balik kandang ciniii !!! Janan kelumah olaaaaaanggggg !!! Nda copan kali kau !!! Nda ijin cama b4bumu ini yaaaa !!” teriak seorang gadis kecil memegang sapu lidi di tangannya sambil meneriaki nama Mero.

Mero yang dipanggil terus menggonggong membuat Maureen meminta untuk diturunkan.

“Mellloooooooo !!! Janan bikin diliku malah ya, telbang nanti capu lidi nii…” teriak gadis kecil itu lagi. Maureen berjalan mendekat setelah Vion menurunkannya.

“Ihhhh, telcangkut kakina !” seru Maureen membuat gadis kecil itu mendekat.

“Telcangkut ?” Maureen mengangguk dan menunjuk ke arah kaki guguk itu.

Gadis itu memicingkan kedua matanya. Hingga suara cempreng membuat Maureen serta yang lainnya terkejut.

“HUWAAAAAAA CAPA YANG BOLGOL KAKINA MELOOOOOOO HUWAAAAAAA !!”

“Cemplengna cualana, bikin jantung dedek disko, disko..” ucap Maureen lirih sambil memegang dadanya.

1
♬☆❃.✮:▹alina◃:✮.❃♬☆
Semangat Kak Author ❤
A R
hedehhhhh
Heni Mulyani
lanjut
Della
Yuhu gess.. bentar lagi bakal masuk ke konflik semoga nyambung ya 😌.. jgn lupa bantu like dan komen..🤗♥︎
♬☆❃.✮:▹alina◃:✮.❃♬☆
Semangat Kak Author ❤
Heni Mulyani
lanjut
A R
🤣🤣🤣
A R
🤣🤣🤣🤣
Della
jangan lupa like dan komen ya teman-teman🤗👐
A R
bisa aee dedek ilenn 🤣🤣🤣😉
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
A R
aduhh nenek ngmg tutup pabrik segala 🤣🤣🤣🤣
A R
mau sedih tp ga jd 😭😭😭😭😭😭
louis
kok ya jadi nenek tledor ditinggal sendirian anak kecil. untung ada Marsha.
DISTYA ANGGRA MELANI
Kok percya aja sih sang opo gak diselidiki dulu...
Heni Mulyani
lanjut
LISA
Ceritanya bagus bangett nih
LISA
Makin seru nih
LISA
Aman Kak..bagus jg ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!