Kisah romansa anak sekolah pada umumnya, sang pemeran utama tertarik pada pemeran cameo. gimana kelanjutan kisah mereka? yuk baca aja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gigiit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keno kenapa?
"Kamu dari mana aja?" tanya Yuna dengan raut khawatir.
Bukannya menjawab, Juna malah memeluknya dengan erat. Air matanya jatuh begitu saja membasahi baju yang dikenakan gadis tersebut.
"Kenapa nangis, hem?" tanya Yuna penasaran.
"Biarin kaya gini dulu" ucap Juna, lalu ia membiarkannya menumpahkan semuanya. "Aku ga pengen kamu pergi ninggalin aku"
Sahabat-sahabatnya yang melihat itu hanya bisa menahan nafas. Mereka tidak menyangka sosok yang begitu tegas dan garang ternyata memiliki hati yang lembut. Baru kali ini mereka melihat Juna putus asa.
"Aku ga akan kemana-mana, aku tetep sama kamu" ucap Yuna menenangkan.
"Aku egois cuma mikirin perasaan sendiri tanpa mikirin perasaan kamu yang mungkin aja bosen sama hubungan ini" cicit Juna.
Yuna yang mendengar itu dengan segera menepuk-nepuk punggung lelaki tersebut dengan perlahan, dan menguatkan pelukannya.
"Siapa bilang kalo aku bosen sama hubungan ini? Dan apaan kamu ngayal ga jelas kaya gini" jawabnya.
"Makasih Na" ucap Juna dengan masih memeluk Yuna dengan erat.
Mereka yang melihat itu dengan segera memeluk keduanya untuk memberi support mental.
"Woy gue sesek, elah" cibir Yuna.
"Gue juga pengen dipeluk" timpal Bimo.
"Mati lo ditangan gue" ancam Juna, lalu melepaskan pelukannya. Matanya sembab, hidungnya berair. Melihat itu Yuna dengan segera membersihkan sisa air matanya dengan kedua tangannya, perlakuan itu membuat Juna tenang dan nyaman.
"Astaga mereka kok sweet amat ya" ucap Gita.
"Gue bisa kok lebih sweet" timpal Bimo.
"Inget yang diluar sekolah ini, awas lo" Jeno memperingati.
Aroma sedap menguap kesegala penjuru villa tersebut, orang pertama yang menuju dapur yaitu Bimo.
"Lo bikin apaan?" tanya Bimo penasaran.
"Oh ini nasi goreng seafood, ya meskipun gue alergi seafood tapi ga masalah" ucapnya.
"Terus lo ga makan gitu? Lo cuma bikinin kita makanan aja?" tanya Bimo lagi.
"Kalo jam segini gue jarang makan nasi" jawab Yuna.
"Terus makan apaan?"
"Ada salad buah dikulkas" tunjuknya.
"Pantes pertama kali gue buka kulkas, itu salad buah banyak banget" ucapnya.
"Yups" ucap Yuna.
"Eh lo gimana sama Keno? Gue liat-liat ya, hubungan kalian cuma disitu situ aja"
"Gue sama Keno?" ucapnya sembari menunjuk dirinya sendiri, "Lo tau kalo gue sama Juna udah pacaran. Tapi jujur aja, gue ga siap buat kehilangan dia, kalo boleh jujur, gue nyaman deket sama dia. Gue nyaman karna gue anggap dia sebagai kakak gue. Intinya gue ga mau kehilangan dia, gue suka saat dia perhatiin gue dalam bentuk sekecil apapun. Hal-hal yang dia lakuin buat gue bahagia" jelasnya.
"Suatu saat kan pasti dia juga nemuin pasangannya, apa lo ga ngerasa kehilangan?" tanyanya dengan penasaran.
Gya terdiam cukup lama,
"Mungkin gue egois, tapi boleh ga sih kalo dia buat gue aja? Haha tapi ga mungkin ya, toh nantinya gue pun bakal punya pasangan yang intinya kita bakal punya pasangan masing-masing dan gue ga tau kedepannya hubungan gue sama Juna kaya gimana. Kita kan ga tau takdir yang sebenernya kaya apa"
Tanpa mereka tau, Keno mencuri dengar percakapan mereka. Ada perasaan senang dan sedih saat mendengar itu,
Melihat Yuna yang melangkah menuju tempatnya, dengan segera ia berlari.
"Makanan sudah jadi" teriak Yuna dengan keras, membuat sang penghuni kamar keluar dan berlari menuju ruang makan.
"Keno mana?" pertanyaan pertama kali yang keluar dari mulutnya adalah Keno, bukan Juna yang melainkan adalah kekasihnya sendiri.
"Gue disini" ucap Keno.
"Ayo makan" ajak Yuna dengan senyuman manisnya.
"Masak apa lo?" tanyanya.
"Nasi goreng seafood sama udang asam manis" jawabnya.
"Dan lo alergi seafood" jelas Keno.
"Gapapa gue ga makan kok" ucap Yuna dengan senyumnya.
"Terus kamu makan apa?" tanya Juna dengan nada lembut lalu menghampiri Yuna.
"Ada pokoknya" bisik Yuna.
"Gimana tau rasanya enak apa enggak, kan lo ga rasain" ucap Keno.
"Ada Bimo yang nyobain masakan gue" jawab Yuna dengan enteng.
Sedangkan Keno hanya ber "oh" ria. Saat semuanya sedang menikmati santapannya, Yuna mengeluarkan salad buah kesukaannya. Keno yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang.
"Makan nasi Na" desisnya.
"Gue ga makan nasi saat jam segini" ucapnya.
"Dikit aja" ucap Keno. Lalu ia berjalan menuju kantong kresek yang ia simpan diatas meja ruang tamu. "Makan sama ini" ucapnya. Lalu ia mengambil piring dan mengambil nasi sedikit, "Aaaa"
"Lo makan aja dulu, gue bisa sendiri" tolak Yuna.
"Kalo dibiarin lo pasti ga akan makan" ucap Keno dengan tatapan tajam.
"Terus makanan lo?" tanyanya.
"Biarin dulu aja" ucapnya, "Aaaaaaa"
Hanya beberapa suapan saja, Yuna dengan segera memuntahkannya kembali.
"Makan yang bener Na" ucap Gilang.
"Gue ga bisa makan nasi sebanyak itu" jawabnya.
"Kalian makan aja, gue kekamar dulu" pamitnya.
Sepeninggal Yuna, mereka makan dalam diam, hanya dentingan sendok yang terdengar.
"Harusnya lo ga kaya gitu Ken" ucap Gita.
"Iya harusnya lo jangan paksa, kalo dia ga mau yaudah biarin" timpal Dewa.
"Kita ngerti kalo lo ga pengen Yuna sakit, tapi ga gitu caranya. Cara Lo salah. Kita juga disini ga pengen Yuna kenapa-kenapa" ucap Haru.
"Salad buah tuh bagus kok buat kesehatan, kayanya Yuna juga pengen ngejaga berat badannya" timpal Bimo.
"Ada apa sama lo?" tanya Juna yang sedaritadi diam.
"Sorry gue kekamar dulu" pamit Keno.
"Kenapa lagi sih tuh?" tanya Jeno begitu Keno sudah memasuki kamarnya.
"Kayanya ada yang ga beres" selidik Bimo.
"Kalian coba cari tau ya" pinta Gita.