Johanna Kate seorang gadis cerdas yang kehilangan ibunya pada usia muda. Yohanna sama sekali tidak mengetahui keberadaan ayahnya dan mengharuskannya tinggal bersama bibinya dan Nara. Selama tinggal bersama bibinya, Yohanna kerap mendapatkan perlakuan tidak baik.
Setelah lulus SMA, Yohanna diusir. Lima tahun kemudian, Bibi Yohanna berulah lagi. Demi membayar utangnya Hanna di paksa harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
Bagaimana kisah selanjutnya. Apakah Johanna harus menikahi lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
ikutin terus yuk....
Novel ke sebelas ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEMBALINYA LEVI
💌 MUST GET MARRIED 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Sementara di sisi lain.
Levi membawa mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kediaman George. Perjalanan udara selama 20 jam membuatnya kelelahan. Ditambah ia bertemu dengan gadis keras kepala, menambah kekesalan Levi naik satu level. Sungguh ini menjadi pengalaman pertamanya bertemu dengan wanita yang menolak uangnya. Levi tersenyum kecil di sana. Ia terus membawa mobilnya membelah jalanan. Levi kemudian mengembuskan napas panjang sambil terus menatap jalanan. Kembali ke kota ini sungguh tak pernah terpikirkan olehnya. Levi akhirnya memutuskan pindah sekolah setelah mendapatkan kabar bahwa ibunya sedang sakit. Semenjak ibunya menikah lagi. Levi memilih tinggal bersama saudara ibunya di Jerman.
Setelah perjalanan tiga puluh menit di tempuhnya. Kini Levi tiba di kediaman keluarga George. Levi keluar dari mobil. Ia tidak langsung beranjak dari tempatnya. Levi diam menatap keadaan rumah yang sudah 10 tahun di tinggalkannya. Di tempat ini lah Levi dilahirkan. Ia menarik napas dalam. Sesak itu datang lagi. Rasanya sangat berkecamuk. Ingatan itu kembali lagi, saat ibunya minta izin ingin menikah lagi.
Levi menahan air matanya agar tidak keluar. Levi mengedarkan pandangannya. Keadaan rumah ini banyak berubah. Taman rumah itu sangat besar, lima kali lipat dari apartemen aunty yang ada di Jerman. Walau apartemen di Jerman sudah termaksud mewah dan berkelas. Namun masih kalah dengan kediaman George. Kediaman George ini memiliki pintu masuk ubin dekoratif yang dihiasi dengan air mancur yang cantik. Rumah ini memiliki sepuluh kamar tidur, ruang tamu yang cukup besar, perpustakaan berpanel kayu ek, ruang makan yang mengesankan. Rumah itu dihiasi dengan kemewahan. Ruang santai utama memiliki sofa dipan. Kediaman George memakai lantai parket, plester yang rumit, dan perapian batu bata yang canggih. Garasi lima mobil besar, dan kolam renang.
"Selamat siang tuan,!" Sapa Antoni. Dia adalah supir yang menjemputnya di bandara dan beliau sudah lebih dulu tiba di rumah. Levi memang meminta Antoni pulang dengan taksi.
Seketika lamunan Levi, buyar dan hilang seperti asap yang tertiup angin. "Selamat siang." Sapa Levi dengan ekspresi datar.
"Nyonya sudah menunggu kedatangan anda."
Levi tidak berekspresi apapun. Ia sama sekali tidak menunjukkan rasa bahagia. "Baik." Jawabnya.
"Silakan tuan!" Tangan Antoni mengulur mempersilahkan.
Levi melangkah masuk ke dalam rumah. Sementara Antoni melangkah menuju mobil untuk mengambil barang-barang Levi. Lagi-lagi Levi mengedarkan pandangannya. Terdapat banyak pelayan di sana. Ia sambut oleh seorang wanita paruh baya dan dia mengenal wanita itu. Dia adalah kepala pelayan yang sudah 12 tahun bekerja di kediaman George.
"Selamat siang tuan, tuan dan nyonya sudah menunggu anda." Kata pelayan dengan sopan, ia maju beberapa langkah ingin membuka jaket Levi.
Dengan cepat Levi menolaknya. "Tidak, terima kasih, biar saya saja." ucapnya datar lalu melangkah masuk ke ruang tamu. Levi membuka jaketnya dan meletakkannya di sofa. Ia pun berjalan menuju ruang makan.
"Levi, anak ibu," Melissa membuka tangannya untuk memeluk putra kesayangannya. Ia sangat merindukan Levi. Sudah 6 tahun Levi tidak pernah pulang. Sungguh Melissa sangat tersiksa menahan rindu.
Dahi Levi mengernyit, ia menatap ibunya dari atas sampai ke bawah. "Bukannya ibu sakit?"
Melissa tersenyum. "Ibu sudah sehat saat mengetahui kau mau kembali ke rumah ini sayang."
"Ini bukan alasan ibu kan?"
Mata Melissa langsung berkaca-kaca dan kembali memeluk putranya. "Ibu sangat merindukanmu Levi. Ibu hanya ingin kau berada di dekat ibu."
Levi hanya diam terpaku di tempatnya. Sama sekali ia tak membalas pelukan ibunya. Melissa melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Levi. "Ibu sudah mengurus surat perpindahanmu. Besok kau sudah bisa sekolah." Ucapnya dengan senyum bahagia.
Levi hanya menarik napas dalam-dalam. Dia tahu, ibunya hanya membuat alasan konyol agar ia kembali.
Melissa menatap putranya dengan penuh kerinduan. "Kau tampan sekali sayang, kau mirip dengan mendiang ayahmu." Melissa mengusap punggung Levi dengan hangat dan menatap Levi dengan lekat. "Ibu sudah menyiapkan makanan kesukaanmu. Kita sekarang ke dapur." ajak Melissa membawa tangan Levi ke ruang makan.
Benar saja, sudah ada Abram di sana. Ayah tirinya. Posisinya duduk di kepala meja. Menunjukkan ia sebagai kepala keluarga di sana. Samantha juga ikut bergabung di meja makan. Dia adalah adik tiri Levi.
"Kau sudah datang Levi, selamat datang. Kami bahagia kau bisa kembali lagi." ucap Abram tersenyum dan memeluk singkat putranya.
Levi tidak menjawab. Sementara Samantha hanya melambaikan tangannya kepada Levi. Sebagai bentuk, ia juga bahagia atas kepulangan kakaknya. Pelayan segera menggeser kursi dan mempersilakan Levi duduk.
Masakan khas Eropa sudah tersaji di atas meja makan, para koki mengatur makanan itu sesuai urutannya. Makanan berkelas para kalangan atas tentunya. Wine yang harganya selangit saja sudah tersaji di sana.
"Apa ini perayaan khusus ibu. Makanannya terlalu berlebihan." kata Levi protes. "Tidak perlu ada wine di sini." imbuhnya.
Abram hanya tersenyum tipis. "Ini hanya makan siang sederhana saja. Sama sekali tidak berlebihan kok."
"Anggap saja ini makanan menyambut kau pulang." Melissa menimpali.
"Ini tidak sederhana, ini terlalu berlebihan."
"Ayolah kak, jangan merusak suasana. Kita bahagia kok kakak pulang." Samantha berucap dengan berdecak. "Aku ingin makan dalam ketenangan." keluhnya menatap tak suka. Levi selalu menciptakan permusuhan dengannya. Itu yang membuat Samantha tidak suka.
Pelayan sedikit membungkuk memberi hormat. "Makanannya sudah siap tuan, selamat menikmati." ucap pelayan dengan sopan, lalu mundur beberapa langkah ke belakang. Mereka tidak langsung meninggalkan meja. Pelayan tetap stand by di sana. Berdiri di belakang mereka dan siap menunggu instruksi jika di minta.
Levi memang tidak suka dengan keberadaan ayah tirinya. Tapi untuk kali ini, Levi tidak ingin membuat keributan. Kembalinya dia ke rumah bukan semata-mata kemauannya. Semua itu ia lakukan sebagai bentuk menghargai ibunya. Mereka menikmati makanan sesuai urutannya. Levi sendiri hanya diam menikmati setiap menu yang ada. Hanya Samantha yang selalu bicara dengan Abram di sana.
"Levi, besok kau sudah bisa masuk sekolah. Ayah sudah mengurus semuanya. Kau tidak perlu khawatir." Ucap Abram menatap ke arah Levi yang hanya diam.
Levi mengangkat wajahnya melihat ke arah Abram. Ia langsung menghentikan aktifitas makannya. "Aku tidak mengkhawatirkan apapun. Bukankah sekolah itu milik keluarga George?" ucap Levi mengambil gelas yang berisi air putih dan meneguknya.
Abram tersenyum menganggukkan kepala. "Itu jawaban yang ayah suka. Ayah yakin kau tidak sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah barumu. Di sana kau akan bertemu dengan Albert."
Levi tidak menjawab. Ia hanya memotong daging di atas piringnya dan memakannya.
"Ayah tidak bertanya denganku?" Samantha berbicara di sana.
"Bertanya apa sayang?" Tanya Melissa.
"Bagaimana sekolahku?"
"Ayah tidak perlu bertanya masalah sekolahmu sayang. Ayah yakin kau pintar dan bisa diandalkan di sekolah itu."
"Ayah terlalu memujiku." Samantha tersenyum menahan malu.
Abram tersenyum, lalu melanjutkan makannya dengan elegan. Mereka melanjutkannya dengan makanan penutup, masih melakukan percakapan-percakapan kecil sambil makan. Setelah selesai dengan menyantap makanan penutup. Abram kembali ke kamarnya yang di ikuti dengan Melissa. Sementara Levi sudah lebih dulu meninggalkan rumah. Dia ingin bertemu dengan sahabatnya Albert.
.
.
BERSAMBUNG
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍
Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.
^_^
dulunya hanya coretan baju doang...eh pulang pulang ke rumah kena marah enyak gue.... pokoknya paling suka jaman jaman sekolah dulu 😍
suatu keberuntungan buat aku dah 😆