NovelToon NovelToon
Titisan Darah Biru

Titisan Darah Biru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Dendam Kesumat / Ilmu Kanuragan
Popularitas:25k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Mahesa Sura yang telah menunggu puluhan tahun untuk membalas dendam, dengan cepat mengayunkan pedang nya ke leher Kebo Panoleh. Dendam kesumat puluhan tahun yang ia simpan puluhan tahun akhirnya terselesaikan dengan terpenggalnya kepala Kebo Panoleh, kepala gerombolan perampok yang sangat meresahkan wilayah Keling.


Sebagai pendekar yang dibesarkan oleh beberapa dedengkot golongan hitam, Mahesa Sura menguasai kemampuan beladiri tinggi. Karena hal itu pula, perangai Mahesa Sura benar-benar buas dan sadis. Ia tak segan-segan menghabisi musuh yang ia anggap membahayakan keselamatan orang banyak.


Berbekal sepucuk nawala dan secarik kain merah bersulam benang emas, Mahesa Sura berpetualang mencari keberadaan orang tuanya ditemani oleh Tunggak yang setia mengikutinya. Berbagai permasalahan menghadang langkah Mahesa Sura, termasuk masalah cinta Rara Larasati putri dari Bhre Lodaya.


Bagaimana kisah Mahesa Sura menemukan keberadaan orang tuanya sekaligus membalas dendamnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Titipan Dendam Lama ( bagian 1 )

Dua orang gadis muda berpakaian minim yang menonjolkan seluruh lekukan tubuh nya berjalan kaki dengan membawa bantalan kain warna hitam. Kemben yang mereka gunakan terlihat seperti kekecilan, tak mampu menutupi payudara mereka yang nampak menonjol keluar. Jarit yang menutupi bagian bawah tubuhnya pun terlihat diatas lutut, tak bisa menutupi mulusnya paha keduanya. Terlebih lagi, bibir mungil berwarna merah muda mereka selalu menyunggingkan senyuman seolah-olah ingin menggoda lelaki manapun yang mereka temui.

Kendati membawa beban yang cukup berat, keduanya sama-sama tidak terlihat kecapekan. Ini menunjukkan bahwa kedua gadis muda itu adalah pendekar yang memiliki tenaga dalam tinggi. Keduanya menyusuri jalan setapak yang membelah hutan di barat Lembah Seribu Bunga.

Saat hampir mencapai padang bunga yang sedang bermekaran, salah satu diantara mereka berdua melihat serombongan orang berjalan memasuki wilayah Lembah Seribu Bunga dari arah berbeda. Gadis berbaju ungu muda yang melihat orang orang itu langsung menarik tangan gadis berbaju biru ke arah balik pohon besar.

"Ada apa Raminten? Kenapa kau menarik ku?", bisik gadis berbaju biru segera.

" Sssssstttttttt, pelankan suara mu Dewani. Coba kau lihat di sebelah sana", jawab gadis berbaju ungu muda yang bernama Raminten itu seraya menunjuk ke arah orang-orang yang baru saja sampai di pinggiran Lembah Seribu Bunga.

Raminten langsung melihat ke arah yang ditunjukkan oleh saudari seperguruannya itu. Dan benar saja sekelompok orang nampak sedang berhenti di bawah pohon rindang.

"Nampaknya orang-orang ini ingin mencari masalah dengan perguruan kita, Raminten. Aku tahu perempuan tua yang membawa kipas besi besar itu. Dia adalah Dewi Kipas Besi, pendekar golongan putih tetapi suka menyiksa orang yang berani mengganggunya.

Seingat ku, perguruan kita tidak pernah ada silang sengketa dengan mereka. Kenapa tiba-tiba mereka muncul disini? ", bisik Dewani segera.

" Apa yang harus kita lakukan? Kita berdua mungkin sanggup untuk menahannya sementara waktu tetapi yang baju wulung itu sepertinya bukan pendekar muda sembarangan. Kita pasti akan kerepotan jika harus menghadapi mereka semuanya

Tambahan lagi, lonceng peringatan tanda bahaya ada disana. Kita harus bagaimana?", balas Raminten ragu-ragu.

" Kita gunakan cara kita yang biasa kita gunakan", ujar Dewani sambil tersenyum genit.

"Maksud mu?", tanya Raminten tak mengerti.

" Ada dua lelaki dalam kelompok orang-orang itu. Kita berdua tahu apa yang bisa membuat para lelaki terlena bukan? ", Dewani menggigit bibir bawahnya sembari memelorotkan kemben nya hingga buah dada nya terlihat semakin kentara.

" Ahhhh aku tahu apa maksud mu, Dewani. Ayo kita lakukan.. "

Kedua gadis muda itu, Raminten dan Dewani, langsung meletakkan barang bawaannya. Lalu dengan gaya genit mendatangi kelompok orang-orang itu.

Kedatangan kedua perempuan berbaju minim itu sontak membuat kaget kelompok orang-orang yang tidak lain adalah kelompok Mahesa Sura.

Mata Tunggak seakan-akan mau keluar dari rongga mata nya melihat penampilan kedua gadis muda itu. Pun Mahesa Sura sempat terpana beberapa saat sebelum diinjak kakinya oleh Pusparini. Sementara itu Dewi Kipas Besi dan kedua muridnya Cendani dan Ranti langsung waspada terhadap dua gadis muda yang berpakaian seperti pelacur di rumah bordil ini.

"Permisi Kisanak Ganteng. Ada perlu apa datang kemari? ", tanya Dewani pada Mahesa Sura dengan gaya centilnya. Di sangka ia yang ditanya, Tunggak langsung maju.

" Selamat pagi, dara dara jelita.. Kami sedang lewat disini. Apa mau menemani Kakang Tunggak jalan-jalan? ", sahut Tunggak dengan penuh percaya diri. Kontan Dewani langsung sewot setengah mati karena ini.

" Eh buntalan nasi, minggir kau!!! Aku tidak bertanya pada mu tapi pada orang di sebelah mu itu. Kalau pada mu, sebutan nya bukan orang ganteng tetapi karung beras tahu!!!

Phuuiiiiihhhh membuat ku ingin muntah saja ", maki Dewani keras yang membuat wajah Tunggak memerah karena malu. Sedangkan para perempuan langsung berusaha keras untuk menahan tawa mereka.

" Woh dasar siluman betina!! Kau pikir sudah secantik Bidadari Dewi Supraba hingga menghina orang seenak jidat mu hah?!!!

Dasar pelacur alas, menyesal aku menjawab mu dengan sopan! ", balas Tunggak tak kalah sengit.

" Apa kata mu?!! Coba ulang sekali lagi..!! ", Dewani yang marah besar karena dikatai Tunggak sebagai pelacur alas, hendak menyerang tetapi Raminten dengan cepat mencekal lengannya.

" Jangan gegabah Dewani.. Kita kalah jumlah dengan mereka. Lebih baik kita tanya dulu apa mau mereka sebenarnya ", bisik Raminten lirih. Dewani langsung menghempaskan lengan nya untuk menghilangkan kekesalannya.

" Kami mencari Dewi Upas. Sebaiknya kalian tidak menghalangi jalan kami ", sahut Dewi Kipas Besi segera.

" Maaf, guru kami sedang tidak bisa ditemui. Sebaiknya kalian kembali lain waktu. Silahkan.. ", jawab Raminten dengan sopan.

" Cihhhh!!!

Jangan mencoba untuk bersikap sopan pada ku selayaknya seorang wanita bangsawan, heh setan betina. Disini bukan istana dan dandanan mu itu sudah mirip dengan seorang perempuan nakal. Atau kau lebih suka disebut sebagai Empat Dewi Beracun hah?! ", ucap pedas Dewi Kipas Besi.

Mendengar omongan itu, Dewani yang sudah tidak bisa menahan lagi amarah nya langsung melompat ke arah Dewi Kipas Besi sembari menghantamkan telapak tangan kanannya.

" Mampus kau, siluman tua! Chiyyaaaaaattt..!! "

Whuuuuuttttttttt...

Melihat serangan dadakan ini, Dewi Kipas Besi langsung mengangkat kipas besi besar nya dan menggunakannya sebagai perisai perlindungan.

Bllllaaaaaaaaarrrrr!!!

Sementara Dewani bergerak, Raminten segera menendang sebuah pancang kecil yang tersembunyi di antara bunga-bunga warna warni. Setelah itu ia segera ikut membantu Dewani menyerang Dewi Kipas Besi. Pertarungan sengit antara mereka pun segera terjadi.

Sekalipun Dewi Kipas Besi sudah berumur, tetapi gerakan perempuan paruh baya ini masih lincah seperti anak muda. Dia gesit menghindar dan menyerang ke arah dua perempuan muda itu.

Whhhuuuuusssshh pllaaaakkk pllaaaakkk..

Bllllaaaaaaaaarrrrr bllllaaaaaaaaarrrrr!!

Sementara Dewi Kipas Besi bertarung, Mahesa Sura masih diam mengamati jalannya pertarungan mereka. Dua puluh jurus berlalu begitu cepat...

Bllllaaaaaaaaarrrrr..!!

Dewi Kipas Besi tersurut mundur beberapa tombak ke belakang begitu juga dengan Dewani dan Raminten. Perempuan tua itu segera membuka lebar kipas besarnya, mengalirkan sejumlah besar tenaga dalam lalu dengan cepat mengibaskan nya ke arah Dewani dan Raminten yang baru menjejak tanah.

Whhhuuuuusssshh...!!!

Angin kencang berhawa panas langsung menderu cepat ke arah dua murid Dewi Upas itu. Seketika keduanya terpental jauh ke belakang.

Saat itulah dari arah belakang muncul tiga bayangan yang bergerak cepat dan langsung menyambar tubuh Dewani dan Raminten hingga keduanya dibawa mendarat. Dua perempuan bertubuh sintal ini langsung muntah darah begitu menjejak tanah.

"Raminten, Dewani!! Kalian baik-baik saja?! ", tanya seorang perempuan tua berbaju ungu gelap yang berdiri di antara mereka berdua.

" Mu-murid baik-baik saja Guru.. Uhukk uhukk.. ", jawab Raminten sembari batuk-batuk kecil. Dua bayangan yang menangkap tubuh Raminten dan Dewani langsung menyalurkan tenaga dalam hingga nafas mereka yang tersengal-sengal akhirnya kembali pulih seperti sedia kala.

Perempuan tua yang tidak lain adalah Dewi Upas itu langsung menatap tajam ke arah Dewi Kipas Besi yang masih berdiri di tempat nya begitu melihat perempuan tua itu datang.

"Surtikanti!! Kenapa kau mengacau di tempat ku hah?! Apa kau ingin menabuh genderang perang dengan ku?!! ", teriak Dewi Upas penuh amarah.

" Membasmi kejahatan adalah tugas seorang pendekar golongan putih, Upas!

Kalau memang aku ingin berperang dengan mu, kau mau apa hah?! ", tantang Dewi Kipas Besi sembari mencebikkan bibirnya.

" Setan alas!!! Rupanya kau benar-benar ingin cari perkara dengan ku! Baik, Surtikanti, baik!! Ku ladeni apa mau mu!!! "

Usai berteriak keras, Dewi Upas segera merapal mantra Ajian Tapak Wisa nya. Cahaya putih segera terpancar di kedua telapak tangannya disertai angin kencang berbau busuk. Setelah itu ia langsung melompat ke arah Dewi Kipas Besi.

"Mati kau, setan jahanam!!!

Hiyyyaaaaaaaaattttttttt....!!!! "

Saat itulah, Mahesa Sura yang sedari tadi hanya memperhatikan jalannya pertarungan, melesat cepat memapak pergerakan pimpinan Lembah Seribu Bunga itu dengan ilmu kanuragan yang serupa.

Bllllaaaaaaaaaammmmmmmm!!!

Tubuh Dewi Upas terlempar ke belakang tetapi dengan cepat ia merubah gerakan tubuhnya dan mendarat meskipun masih tersurut mundur beberapa langkah. Di sisi lainnya, Mahesa Sura hanya terdorong mundur 2 langkah saja. Dengan nada rendah tapi menakutkan ia berkata,

"Lawan mu adalah aku.. "

1
arumazam
ini baru jih,gahar hajar bantai
arumazam
adu sakti
arumazam
mantapppp
arumazam
main politik lagi jaladara
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
ha ha ha.. penyusup melihat penyusup, pengintai melihat pengintai lainnya 🤣 semoga bisa menjadi sekutu mu ya Sura 😅
Ebez: wkwkwk ini kak Pandanwangi nongol juga akhirnya di kolom komentar, tengkyu kak 😁😁🙏🙏😘😘
total 1 replies
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
hmmm.. nama nya bagus, CempakaWangi, aku suka! 😊
arumazam
keling jepara kah ini?
saniscara patriawuha.
musuhhhh baruuuu nya mang jerangkonggh hidupppp ituuu palingannn...
Ebez: hehehe bisa jadi kang Saniscara 🙏🙏😁😁
total 1 replies
arumazam
yg begini keren,jago dan sadis
arumazam
mantapppp
Batsa Pamungkas Surya
hmmmm mmmm
Ebez: terimakasih atas dukungan nya bang Batsa😁😁
total 1 replies
dik chimot
bagus ceritanya
Disimpang Jalen
thor klu bisa si tunggak saat benar2 sura melakukan penyetbuan atau perang melawan perguruan itu gk perlu di ajak,,krn si tunggak gk bisa bela diri cuma jdi benan nantinya,,takut terlihat lucu klu msih di ajak cuma untuk denger ocehan gk makpaat yg di anggap lucu atau lawak,,krn ini pertarungan yg udh di rencanakan oleh sura,,kecuali pertarungan yg gk sengaja di perjalanan gk msalah masih melibatkan karakter lucu si TUNGGAK
Ebez: hehehe cek episode selanjutnya ya bang Jalen 👍👍🙏🙏😁😁
total 1 replies
Windy Veriyanti
matur nuwun udah up...
semoga bisa up setiap hari dengan lancar 🙏🤗
Ebez: hehehe assiiiiaaaaaappppp kak Windy 🙏🙏😁😁
total 1 replies
🆓🇵🇸 Jenahara
Up up up up kak ebez 🤭
Ebez: udah otewe tuh kak Jena 🙏🙏😁😁
total 1 replies
Endri ALLIKA
lanjutkan Bosque
Ebez: assiiiiaaaaaappppp kak / bang Endri?? 😁😁🙏🙏
total 1 replies
arumazam
mantullll bgtttt
arumazam
mantapppp
arumazam
baru tau ada yg baru
Windy Veriyanti
Pendekar Wulung lagi viral 😃
Ebez: hehehe sepertinya begitu kak Windy 😁😁🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!