"Maafkan aku mas, aku sudah berusaha untuk mencintai kamu, tapi nyatanya aku gak bisa, aku hanya menganggap ini hubungan balas budi.." Kinara menyodorkan sebuah map "Aku mohon lepaskan aku, agar aku bisa menjalani hidupku dengan pria yang aku cintai... tolong..
ceraikan aku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duka
Kinara masih duduk dengan terengah dia masih terkaget saat melihat berbagai jenis setan yang ada di dalam rumah hantu.
Arumi menopang dagunya dan Abi menyodorkan minuman, Kinara meneguknya dengan cepat bahkan dia hampir menghabiskan satu botol.
Abi sedikit tertegun saat melihat Kinara juga berkeringat dan nafasnya terengah, Apa dia keterlaluan,membuat wanita itu ikut masuk.
"Sudah ku bilang, jangan ikut masuk.. merepotkan." Pada saat yang sama ponsel Abi berdering dan dia bergegas mengangkatnya dan berjalan sedikit menjauh.
Kinara mendengus lalu memalingkan wajahnya, tapi matanya tiba-tiba berbinar melihat gulungan gula kapas,
Kinara meneguk ludahnya kasar, baiklah dia akan membelinya.
"Rumi tante sudah lelah, kalau mau main lagi sama Papa kamu saja" Kinara bangkit "Oh.. Arumi mau gula kapas tidak?" Arumi melihat telunjuk Kinara yang mengarah ke penjual gula kapas warna warni.
Arumi mengangguk "Aku mau tante.."
"Okey tunggu disini, tante akan belikan.." Beberapa saat kemudian Kinara sudah kembali dengan dua gulungan gula kapas ditangannya "Ini untuk Arumi.." Kinara memberikan satu gulungan untuk Arumi, dan langsung dinikmati bocah kecil itu.
Abi selesai dengan pembicaraannya di telepon dan kembali kemana Arumi dan Kinara berada, lagi-lagi Abi dibuat tertegun dengan apa yang dilakukan kedua wanita beda usia itu.
Keduanya duduk bersisian dengan gula kapas di tangan mereka, Arumi dan Kinara tertawa entah membicarakan apa, Abi juga melihat raut Kinara sudah berubah yang tadinya pucat sudah kembali berseri, cepat sekali.
Melihat Arumi tertawa hanya dengan sebuah gula kapas, Abi semakin menyadari selama ini dia tidak meluangkan waktu yang banyak untuk Arumi.
Sejak Riana menanda tangani berkas perceraian mereka Riana keluar dari rumah, dan menempati rumah yang di berikan Abi, bahkan Abi dengar Riana langsung pergi untuk liburan ke luar negeri, Abi tak peduli, hanya saja Abi takut Arumi bersedih tak bisa melihat Riana lagi, tapi lagi- lagi yang terjadi membuatnya lega, Arumi tak menampakan sesuatu berarti mungkin karena sudah terbiasa di tinggal Riana, jadi ada ataupun tidak adanya Riana Arumi sudah biasa.
Mata Abi beralih ke wanita di sebelah Arumi, Kinara.. Abi menyunggingkan sedikit senyumnya, mengingat sosok Kinara, dan setelah hari ini Abi rasa dia sedikit mengenal wanita itu, ternyata Kinara takut hantu.
Abi terkekeh lalu menghampiri Arumi dan Kinara "Sudah selesai bermain? kita harus pulang"
Arumi mengerucutkan bibirnya "Boleh tidak Arumi menginap dirumah tante Kinara"
Abi mengeryitkan alisnya lalu melihat kearah Kinara. "Tidak bisa nanti mengganggu tante Kinara.." Arumi makin cemberut.
"Tidak apa-apa Pak, eh maaf saya belum tau nama Anda?"
Abi mengangkat alisnya sudah berapa jam mereka bertemu dan wanita ini baru menanyakan namanya "Abi, Fabian panggil saja Abi.." Kinara mengangguk.
"Pak Abi tidak perlu khawatir saya akan menjaga Arumi.."
"Tidak, maksudku.."
"Papa please.." Arumi menatap penuh permohonan.
Abi menghela nafasnya "Baiklah jika tante Kinara mengizinkan, kamu boleh menginap.."
Kinara tersenyum, lalu senyumnya menghilang saat Abi mengatakan sesuatu yang menggelikan "Ini bukan alasan karena kamu terbayang hantu yang tadi kan? aku tau kau tinggal sendiri" Abi menyeringai "Kamu tahu, malam ini jangan matikan lampu, jika tidak sampai pagi kamu akan terus mengingat wajah-wajah hantu itu.."
"Ti..tidak, tidak begitu..heheehee mana ada begitu.." Kinara menutup mulutnya, sialan Papa Arumi benar- benar menyebalkan, tapi dari mana dia tahu dia tinggal sendiri.
.
.
.
.
Arumi menginap dirumah Kinara dan benar saja Kinara bahkan sampai tak mematikan lampu satupun karena Papa Arumi berhasil menakutinya.
Kinara bangun sejak subuh hari untuk membuat kue, hari ini ada sedikit pesanan dari toko dan Kinara membuat satu kue untuk Arumi bawa pulang.
"Tante sedang apa?" Arumi keluar kamar sambil mengucek matanya.
"Membuat kue, Arumi mau?" Arumi mengangguk lalu berjalan kearah dimana Kinara berada, saat akan mengambil satu potong kue Kinara menggeser piringnya "Cuci muka lalu sikat gigimu lebih dulu.. tante sudah belikan sikat gigi untuk Arumi" Arumi mencebik lalu pergi kearah kamar mandi.
Beberapa menit kemudian Arumi sudah selesai dengan kegiatannya dan memakan kue buatan Kinara.
Kinara menyimpan satu kue kedalam kotak "Yang ini untuk Arumi bawa pulang" Arumi melihat kue dengan krim di atasnya, dan membuat Arumi menelan ludahnya.
"Terimakasih.."
"Kembali.." Kinara tersenyum sambil mengusak rambut Arumi, dan kembali membuat kue pesanan toko kue Bu Amina, hanya lima kotak kue, jadi Kinara bisa menyelesaikannya dengan cepat, lalu dia akan mengantarkan Arumi pulang kerumahnya.
Kinara membawa Arumi berjalan menyusuri trotoar, Kinara akan mengantar kue lalu memesan taksi untuk mengantar Arumi.
Tiba di toko kue, Kinara menyimpan kuenya, lalu sekedar berbincang dengan Bu Amina, Bu Amina bertanya tentang Arumi dan Bu Amina terkejut saat Kinara mengatakan bahwa Arumi, anak dari pembeli kue yang sombong tempo hari.
"Kebetulan sekali bukan?"
Saat Kinara sedang asik mengobrol Arumi melihat mobil Papanya di sebrang jalan, Arumi yang melihat itu segera keluar toko untuk menghampiri Abi "Tante ada Papa" Kinara menyadari Arumi pergi saat dia sudah berada diluar toko.
"Arumi?"
Kinara mengikuti Arumi dengan cepat bagaimana pun Arumi akan menyebrang jalan dan Kinara sedikit khawatir.
Kinara meraih tangan Arumi saat akan menyebrang "Hati- hati.. bagus jadi tante tak perlu mengantar pulang, tapi jangan lupa kue nya" Kinara mengoyang kotak kue untuk arumi, Arumi tersenyum senang sambil meloncat- loncat.
Kinara menuntun Arumi untuk menyebrang, Abi keluar dari mobilnya, tadi saat akan keluar Abi menerima telpon jadi sedikit terlambat saat melihat Kinara dan Arumi sudah berjalan kearahnya.
Abi menyunggingkan sedikit bibirnya saat kedua tangan itu bergenggaman dengan erat, kedua wanita beda usia itu bahkan saling tertawa.
Pemandangan yang tak pernah Abi lihat dari Riana untuk Arumi, seketika hati Abi merasa hangat, jika saja Arumi punya ibu seperti Kinara.
Abi tenggelam dalam lamunannya sesaat sebelum tersadar saat melihat dari arah berlawanan sebuah mobil melaju dengan kencang, kearah Kinara dan Arumi.
Abi berlari dan berteriak dan membuat Kinara tersadar lalu melihat kearah mobil yang melaju cepat, hanya sepersekian detik hingga Kinara tak sempat mengelak, namun tangan Kinara berhasil mendorong Arumi menjauh dan..
Brak...
Kinara terpental saking kencangnya mobil itu melaju, bahkan para warga yang menyaksikan terpaku sebelum saling berteriak.
"Akhhh kecelakaan.. pengemudi melarikan diri..!!" Abi membeku saat berlari Abi berhasil meraih Arumi karena Kinara mendorong Arumi kearahnya, tapi Kinara..
Kinara tergeletak di atas aspal dengan darah yang mulai menggenangi sekujur tubuhnya, bukan hanya dari kepala, darah juga mengalir dari bagian bawah tubuhnya.
"Wanitanya sedang hamil, Ya ampun panggil ambulans!" teriak seseorang, Abi berlari dengan menggendong Arumi.
Kaki Abi terasa lemas, Arumi berteriak memanggil nama Kinara.
Tangan Abi bergetar saat meraih tubuh Kinara "Nara..?" tidak ada jawaban sama sekali, Kinara tak sadarkan diri, tiba-tiba mata Abi terasa perih, untuk pertama kalinya Abi menangisi wanita yang baru dia kenal.
Terang saja Kinara terpental beberapa meter, bahkan jika Kinara bisa terselamatkan itu sebuah keajaiban.
.
.
.
🏃🏃Kabuuurrr... aku takut dihajar readers 😅
kudungung banga wanita seperti itu ..
ketika tau dihiyanati ...
langsung putuskan ,mencari jln yg lebih baik kedepan x....