Karena saya masih wanita yang beradab,
masih bisa mengganti kecewa dengan doa, sekalipun berbaur dengan luka sepertimu.
Bertahun tahun hidup dalam hubungan rumah tangga yang tidak sehat. Tiap saat harus berhadapan dengan orang orang yang memiliki jiwa tak waras, suami kejam, mertua munafik, kakak dan adik ipar yg semena mena. Bertahan belasan tahun bukan karena ingin terus hidup dalam tekanan tapi karena ada anak yang harus dipertimbangkan. Namun dititik tiga belas tahun usia pernikahan, aku menyerah. Memilih berhenti memperjuangkan manusia manusia tak berhati.
Jangan lupa kasih like, love dan komentarnya ya kak, karena itu sangat berarti buat kami Author ❤️
Salam sayang dari jauh, Author Za ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penjara
" Apakah itu rumahnya mbak." Yudha bertanya pada Yeni yang terbuai dengan pikirannya sendiri, bahkan terlihat air mata sudah membasahi pipinya. Rasa sakit hatinya sangat dalam karena penghianatan laki laki yang masih sangat di cintai.
" Iya yudh, itu tempat mereka sekarang." Sahut Yeni pilu.
" Sudahlah jangan tangisi laki laki seperti dia, jangan lihat kan air mata mbak sama mereka. Tunjukkan kalau mbak baik baik saja tanpa laki laki brengsek itu. Yuk kita temui mereka. Tanganku sudah gatal menghajar laki laki kurang ajar itu.
Brak! Brak! Brak!
Bugh! Bugh! Bugh!
" Tolong! Hentikan! Kalian sudah gila! Teriak wanita istri barunya Jarwo.
"Diam kamu pelakor." Sungut Yeni kesal, tangannya menjambak rambut wanita yang dia benci dengan penuh emosi. Melihat istrinya kesakitan, Jarwo tidak terima dan berniat untuk menolong dari amukan mantan istrinya. Sebelum langkahnya terayun dengan buas Yudha kembali memukul wajah Jarwo hingga membuatnya tersungkur.
" Ada apa ini?" Suara bariton seorang laki laki menghentikan aksi gila yudha dan yeni yang sudah tak terkendali.
" Hentikan, jangan bikin rusuh di kampung sini." Sambung pak Arman yang ternyata RT di kampung tempat Jarwo mengontrak. Tadi ada salah satu warga yang mendengar keributan sehingga langsung melaporkan pada ketua RT yang diteruskan pada warga.
" Pak Jarwo, ada masalah apa? Kenapa mereka memukuli bapak?" Tanya salah satu bapak bapak yang membantu Jarwo untuk bangkit.
" Silahkan duduk, bicara baik baik, apapun masalahnya tidak dibenarkan bersikap anarkis seperti ini." Kembali pak Herman bersuara tegas.
" Wanita ini sudah merusak rumah tangga saya dengan mas Jarwo, dia pelakor." Teriak Yeni penuh amarah.
" Dan laki laki ini sudah menghancurkan kebahagiaan adik saya dengan berselingkuh dengan perempuan murahan itu " sambung Yudha yang tak kalah emosi.
Warga yang hadir hanya bisa terdiam, bingung harus menanggapi seperti apa, karena jika sudah berurusan dengan perselingkuhan sangat sensitif, wanita manapun tidak akan bisa terima dan pasti sakit hati.
" Apa benar demikian pak Jarwo?" Pak Herman berusaha untuk menengahi agar tidak lagi terjadi keributan.
" Benar pak RT." Jarwo menarik nafasnya dalam, berusaha menahan rasa sakit hatinya pada keluarga mantan istrinya.
" Saya memang sudah menikah lagi tanpa sepengetahuan istri saya. Itu karena saya punya alasan. Selama menikah hampir delapan tahun, kami belum memiliki momongan, bukan menyalahkan takdir, tapi Yeni mantan istri saya selalu menolak untuk hamil, katanya takut tubuhnya tidak indah lagi. Dan selama ini, kami juga hidup terpisah, Yeni tidak pernah mau saya ajak untuk tinggal bareng di kontrakan, bahkan ketika saya sakit pun Yeni tidak pernah mau datang untuk merawat saya, yang ada di pikirannya hanya uang dan uang. Bahkan dia juga tidak pernah mau di ajak untuk berkunjung ke rumah orang tua saya. Lalu apa gunanya saya punya istri, kalau semua harus saya kerjakan sendiri. Saya laki laki normal yang butuh kehadiran perempuan yang bisa memenuhi kebutuhan biologis dan juga merawat saya, dan itu tidak pernah dilakukan oleh mantan istri saya ini." Dengan dada bergemuruh Jarwo meluapkan semua yang dirasakannya selama membangun rumah tangga dengan Yeni tanpa ada yang di buat buat sedikitpun.
" Berarti saat ini, pak jarwo dan Bu Yeni sudah bercerai?" Tanya pak RT sambil menatap ke arah Jarwo dan Yeni bergantian.
" Iya pak, saya sudah menjatuhkan talak dan sekarang sedang menunggu hasil sidang. Karena saya sedang mengurus perceraian kami." Jawab Jarwo datar tanpa mau sedikitpun menoleh pada Yeni, Jarwo sangat membenci perempuan yang dulu pernah menjadi ratu di hatinya.
" Gila kamu Mas! Demi perempuan ini kamu tega menghancurkan rumah tangga kita. Dimana hati nurani mu hah?" Teriak Yeni tidak terima. Dan, Bugh! Tanpa di duga Yudha kembali mendaratkan pukulan ke wajah Jarwo, hingga keluar darah segar dari bibirnya.
" Hentikan pak, ini sudah masuk tindak kriminal. Kalau pak Jarwo tidak terima bisa dilaporkan dengan tuduhan penganiayaan." Herdik pak RT geram dengan sikap arogan Yudha yang dinilai tidak pantas.
" Saya akan laporkan perbuatan mereka pak." Balas Jarwo datar, matanya memerah menahan amarah.
" Apa kamu bilang, sudah gila kamu!" Balas Yudha tidak terima, wajahnya seketika memucat mendengar penuturan Jarwo yang terlihat sangat marah.
" Dari tadi aku sengaja diam, tapi kalian justru semakin menggila. Harusnya sadar diri. Bukankah kamu juga menyelingkuhi istrimu yudh? Dan harusnya juga kamu bisa introspeksi dengan sikapmu selama ini Yen, bukan malah semakin membuatmu mempermalukan dirimu sendiri." Sambung Jarwo sinis dan berhasil membuat Yudha dan Yeni seketika memucat.
" Saya akan melakukan visum, luka ini cukup untuk membuatmu mendekam di penjara, agar kesombongan yang kalian agungkan selama ini runtuh dengan dinginnya jeruji besi." Herdik Jarwo penuh dengan penekanan.
" Maafkan aku Mas. Aku hilaf, aku tidak terima kalau kakakku tersakiti." Suara garang Yudha mendadak berubah dengan nada mengiba. Bayangan penjara berhasil membuat nyalinya ciut.
" Terlambat. Pergilah! Tunggu surat panggilan dari kantor polisi besok. Malam ini silahkan tidur dengan nyenyak di kasur empuk kamu, sebelum kamu tidur beralaskan lantai dingin yang banyak nyamuk di dalamnya." Sahut Jarwo sinis, sakit hatinya selama ini terbalaskan tanpa harus mengotori tangannya.
Sikap arogan Yudha yang memang selalu tak pernah pandang bulu, bahkan sama istri dan anaknya saja dia tega, apalagi pada Jarwo
yang hanya kakak ipar.
Jarwo selama ini mang sudah sangat tidak nyaman dengan keluarga Yeni, namun berusaha bertahan, berharap Yeni mau berubah dan memenuhi tanggung jawabnya sebagai istri, namun justru semakin tak bisa di kasih tau dan selalu bersikap semaunya. Hanya uang dan uang yang Yeni inginkan.
Ibu mertuanya apa lagi, selalu berkata kasar dan tak jarang melukai hati. Hingga Jarwo memutuskan untuk memilih melepaskan Yeni dan menikahi wanita lain yang bisa menerima dan mencintainya dengan tulus.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (ongoing)
#Coretan pena Hawa (ongoing)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (ongoing)
#Sekar Arumi (ongoing)
#Wanita kedua (Tamat)
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
Happy ending ❤️