Entah mengapa Alisa merasa marah. Tiap kali melihat abangnya berdua bersama Mia. Yang tidak lain teman Amar kuliah. Membuat Alisa merasa aneh dengan perasaanya sendiri. Hingga membuat Alisa selalu gusar tiap kali Amar dekat dengan Mia. Yang sering ikut mengerjakan tugas dirumah. Dan Amar juga sering mengantar nya pulang. Amar juga seperti memberi perhatian lebih pada Mia membuat Alisa cemburu.
" Kenapa sih bang Amar pake mengantar kak Mia. Lagian dia sudah punya sopir yang selalu menjemputnya pulang kan!!" kata Alisa
" Ada apa dengan mu de, abang hanya berbuat baik pada orang lain. Kasihan Mia kalo pulang sendiri malam malam" jawab Amar
" Lalu jika Lisa pulang malam, apa abang akan perduli?" tanya Lisa.Membuat Amar menoleh dan menatap lekat mata gadis cantik di depannya itu. Seakan Amar merasa ada belati yang menusuk dadanya.
" Kau.....!!" kata Amar kaget.
Penasaran baca ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Perasaan Lisa
Lisa di sebrang sana pun ikut terdiam. Karna tidak ada suara lagi dari ponsel Amar. Tak berapa lama, baru terdengar desahan nafas.
" De....sudah dulu ya, ada telp masuk," kata Amar membuat alasan.
" Ya bang," kata Lisa menutup pembicaraan mereka. Sambil duduk terdiam di sisi tempat tidur. Sambil memijat keningnya.
" Ada apa sebenarnya dengan bang Amar, Abang sepertinya orang lain sekarang ," kata Lisa yang mengingat jelas motor Amar.
*************
Besoknya seperti biasa, Lisa diantar Zain berangkat ke sekolah. Sedangkan pulangnya Lisa naik angkutan umum seperti biasa. Karna Lisa tidak mau merepotkan Zain. Dan saat Lisa sudah sampai di rumah. Lisa terkejut melihat Amar sudah pulang. Namun Amar pulang bersama Mia.
" Abang sudah pulang?" kata Lisa senang.
" Ya de, sana lihat oleh oleh di kamar ade dari abang. Bang Amar mau bantu Mia dulu membuat tugasnya," kata Amar. Bersikap seperti biasa. Seakan akan tidak terjadi apapun. Walau ia tahu, tadi reaksi wajah Lisa sangat terkejut. Saat melihat dirinya sudah pulang.
" Hai de Lisa, apa kabar" sapa Mia tersenyum pada Lisa.
" Baik" jawab Lisa. Lisa pun tersenyum pada Mia Namun ada rasa tidak suka di dalam hati Lisa. Karna Lisa pernah melihat Mia makan berduaan dengan lelaki lain.
" Ya sudah bang, kak Mia. Lisa masuk kamar dulu ya," kata Lisa
" Ya de," kata Amar. Seraya melirik punggung Lisa yang pergi meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.
Sebenarnya Amar tidak ingin pulang. Apalagi bertemu Lisa. Tapi karna Mia minta tolong pada Amar. Terpaksa Amar membawanya pulang kerumah lama. Karna ia belum mau menceritakan tentang keluarga barunya. Dan Amar sempat minta ijin pada bundanya untuk membantu Mia mengerjakan tugas di rumah. Agar Mia lebih nyaman. Ketimbang di kampus atau kontrakan Mia.
Dan itu Amar lakukan sampai satu minggu. Yang membuat Lisa merasa terabaikan Karna Amar juga mengantar Mia pulang.
" Ada apa dengan abang sih?" guman Lisa saat pulang dari sekolah. Namun Lisa di jemput Zain bukan Amar, karena Amar bilang ia tidak bisa menjemput Lisa dengan alasan sibuk.
" Kenapa?" kata Zain yang menoleh pada Lisa yang bergumam sendiri.
" Tidak ada apa apa bang, apa bang Amar sibuk ya. Kok ngak bisa jemput Lisa akhir akhir ini," kata Lisa heran
" Bisa jadi," kata Zain yang tidak ingin mencari kesalahan Amar. Sambil menyetir mobilnya menuju rumah.
" Abang langsung kerja lagi ya de, kunci rumah di tempat biasa," kata Zain.
" Ya bang," kata Lisa. Yang akhir akhir ini sudah mulai dekat dengan Zain.
Dan tak lama mobil Zain pun masuk ke jalan komplek perumahan. Lalu berhenti persis di depan pagar rumah mereka.
" Kita sudah sampai de," kata Zain.
" Ya bang, terimakasih ya bang. Hati hati dijalan," kata Lisa turun dari mobil dan langsung mengucapkan salam. Lalu mobil Zain pun meninggalkan Lisa di depan pagar.
Lisa pun membuka pagar rumah. Dan bergegas masuk ke teras. Tapi matanya terbelalak, saat melihat pintu rumah mereka terbuka lebar dan ...
" Ade sudah pulang?" tanya Amar. Karna Lisa pulang lebih awal.
Lisa tidak menjawab. Ia langsung bergegas masuk ke dalam rumah.Juga tanpa menyapa Mia. Karna sudah beberapa kali Mia datang mengerjakan tugas di rumah mereka. Bahkan Mia juga meminjam laptop abangnya.
" De...." panggil Amar. Karna Lisa tidak menjawab pertanyaannya. Namun tidak ada sahutan dari Lisa.
" Kenapa dengan adikmu Mar," kata Lisa menatap Amar.
" Entahlah, selesaikan saja tugasmu. Nanti aku antar pulang. Aku temui Lisa dulu ya," kata Amar beranjak dari sofa
" Ya Mar, mungkin Lisa sedang capek. Maklum kan sudah dekat ujian," kata Mia
" Mungkin," jawab Amar yang melangkah menuju kamar Lisa.
Sedangkan Lisa duduk diam di atas tempat tidur. Sambil membuka bukunya untuk menghafal pelajarannya.Namun pikirannya masih tertuju pada Amar dan Mia.
Entah mengapa Lisa merasa kesal. Tiap kali melihat abangnya itu berduaan bersama Mia
Yang tidak lain teman kuliah Amar. Membuat Lisa merasa aneh dengan perasaannya sendiri. Itu membuat Lisa gusar tiap kali Amar dekat dengan Mia. Yang seringkali ikut mengerjakan tugas, di rumah mereka. Dan Amar juga sering mengantar Mia pulang. Bahkan Amar seperti memberi perhatian lebih pada Mia. Yang membuat Lisa merasa cemburu.
" De " kata Amar muncul dari balik pintu. Lalu masuk kekamar Lisa.
Lisa hanya diam tidak menyahut. Sehingga Amar pun mendekati adiknya itu.
" Apa ade capek, maaf tadi abang tidak bisa menjemput ade. Dan minta bang Zain untuk menjemput ade di sekolah," kata Amar.
" Hmm" dehem Lisa.
" Ade tidur saja kalo capek, abang mau mengantar Mia pulang dulu ya. Ngak usah menunggu abang takut pulang malam. Karna Abang ada masih ada kerjaan di bengkel," kata Amar
" Kenapa sih abang pake mengantar kak Mia
Lagian dia sudah punya sopir yang sudah menjemputnya pulang kan" kata Lisa ketus
" Ada apa dengan mu de, abang hanya berbuat baik pada orang lain. Kasihan Mia kalo pulang sendiri malam malam" jawab Amar
" Lalu jika Lisa pulang malam. Apa abang akan perduli?" tanya Lisa. Membuat Amar menatap lekat mata gadis cantik di depannya itu. Seakan Amar merasa ada belati yang menusuk dadanya
" Kau...." kata Amar kaget.
Mendengar nada bicara Lisa yang cukup ketus. Karna memang beberapa hari ini ia tidak menjemput Lisa ke sekolah. Dengan alasan kerja. Sampai Lisa naik angkutan umum. Atau di jemput oleh Zain.
" Abang keluar sana, ade mau belajar, !!" usir Lisa. Merasa di abaikan Amar beberapa hari ini. Lisa hanya berpikir Amar hanya perduli pada Mia. Amar tidak perduli pada dirinya lagi
" De...maaf , abang tahu ade capek. Tapi jangan marah sama abang begitu. Ya sudah ade belajar ya," kata Amar yang keluar dari kamar Lisa. Dengan perasaan tidak nyaman Lalu keluar menuju ruang tamu. Disana Mia masih sibuk dengan laptopnya.
Sedangkan Lisa di kamar menelungkupkan wajahnya ke bantal. Dengan mata berkaca kaca. Seakan ada kemarahan dalam dirinya. Namun tidak bisa ia luapkan.
" Hiks...hiks ...bang Amar jahat, kenapa sekarang abang berubah. Untuk apa dia perduli sama kak Mia. Kak Mia saja sudah punya pacar. Pria yang bersamanya waktu itu memakai mobil. Harusnya dia yang menjemput kak Mia," isak Lisa pelan.
" Abang tidak perduli pada Lisa lagi. Padahal bang Amar janji akan tetap sayang sama Lisa," kata Lisa lirih. Yang menangis pelan tanpa suara.
Sedangkan Amar duduk diam di sofa. Sambil memeriksa tugas Mia. Namun pikirannya tertuju pada Lisa. Karna baru pertama kalinya Lisa berkata ketus padanya. Apalagi terlihat sikap Lisa yang tidak senang saat melihat kehadiran Mia.
" Ada apa dengannya?" batin Amar merasa tidak nyaman. Karna Amar juga merasa bersalah pada Lisa.
" Tunggu sampai ade lulus, abang akan jelaskan semuanya de," kata Amar berkata dalam hati. Karna makin hari Lisa semakin jauh darinya. Itu membuat Amar saat ini merasa sangat bersalah. Jika pada akhirnya nanti hubungan mereka berakhir tidak baik.
" Mar kok melamun, Ada apa ?" tanya Mia Menegur Amar yang hanya diam sedari tadi.
" Ah bukan apa apa, apa sudah selesai. Biar aku antar pulang," kata Amar.
" Sedikit lagi, bentar ya Mar ," kata Mia.
Sedangkan dari balik dinding ruang tengah Lisa keluar untuk mengintip. Apa yang sedang di lakukan keduanya.
" Cari perhatian," guman Lisa yang berbalik dan berjalan kedapur, dengan perasaan kesal. Lalu membuat susu untuk dirinya sendiri. Sambil menyeka air matanya. Yang habis menangis.
" Ade bikin susu, abang bikinkan kopi ya," kata Amar tiba tiba muncul di dapur.
Deg....
Lisa tidak menjawab. Diam sambil mengaduk aduk susunya.
" Apa ade habis menangis, kok matanya...." kata Amar kaget. Melihat warna wajah Lisa
" Tidak..." jawab Lisa cepat. Namun Amar mendekati Lisa dan langsung membalik tubuh Lisa kearahnya. Dan mengangkat dagu Lisa, hingga terlihat mata sembabnya.
" De...." kata Amar menatap dalam mata bening itu.
Sudahlah memanfaatkan kebaikan Amar eh lama lama kok ga tau diri ga sadar diri juga ya
Kaya dah putus urat malunya si Mia
Semoga Ade sukses ya kuliah di LN
Bila sewaktu sewaktu ditinggal orang terkasih / pasangan, dunianya tak runtuh seketika
Apakah Amar dengar percakapan Lisa yang mau kuliah di Australia, terus mulai gamang pikirannya, otaknya terusik?
Pulang pulang dah sukses
Biarin aja Amar ngrasa kehilangan kamu
Mending fokus belajar raih cita cita, asah skill
Nikmati masa muda tuk hal hal berguna
Edan tenan, berbuat dosanya sama Hans, kok menjerat Amar tuk tanggung jawab
Siap siap jadi bom waktu
Terimakasihh🥰🥰
Bisa gegeran ujung ujungnya
Terlalu baik apa terlalu naif Amar?
Gimana nanti reaksi ayah bundanya juga Amar