"apa yang kau lakukan Alexander!! kau.. kau tidak akan membunuh ku kan. ingat lah Alex, aku ini istri mu. istri sah mu! dan bahkan aku sedang mengandung anak mu!"
"itu bukan anak ku Clarisse! aku tidak menginginkan mu sejak awal. dan anak itu hadir juga karena rencana busuk mu! kau adalah wanita murahan rendah! wanita kejam seperti mu memang pantas mati. kau sudah beberapa kali mencelakai Odelia dan kali ini aku tidak akan mengampuni mu!"
" Odelia sialan itu pantas mendapatkan hal-hal yang buruk! dan kau tau jika Odelia tidak pernah mencintai mu seperti aku mencintaimu!"
"aku tidak memerlukan cinta mu Clarisse. mati lah!!"
*****
selamat menikmati perjalanan Lady Clarisse yang berusaha mengubah masa depan nya agar hidup lebih lama dan bahagia.
SELAMAT MEMBACA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alexander bertindak aneh
Di kediaman Maximilians lebih tepatnya di ruang kerja milik Alexander. Pria dengan rambut coklat yang sedikit ikal itu sedang menyiapkan sesuatu dengan Hans. Wajahnya terlihat sedang serius dan di tekuk.
"Hans aku ingin kau memperketat pengawasan dan penjagaan setiap sudut pintu masuk depan dan belakang di kediaman ini. Aku tidak ingin kecolongan seperti tadi pagi. Dan aku ingin kau menyiapkan makanan terbaik kita untuk siang ini. aku harus membuat calon mertua ku terkesan dengan usaha ku mewujudkan impian anak mereka!". Dengan percaya diri nya Alexander membanggakan usaha yang bahkan bukan tujuan Clarisse lagi.
"baik tuan saya akan melaksanakan nya".
"dan apa kau sudah membelikan barang yang ku minta tadi?". Tanya Alexander yang masih duduk di kursi kerja nya sambil melihat berkas-berkas yang ada di atas meja di hadapan nya.
"sudah tuan, semua sudah saya persiapkan. dan saya juga tidak menyangka jika anda akan bergerak secepat ini".
mendengar ucapan Hans, mata Alexander kemudian menatap ke arah Hans. "kau tidak lihat tadi pagi apa yang wanita ular itu lakukan?. Dan bahkan kau juga tidak tau apa yang dia katakan pada ku. Wanita ular itu benar membuat ku repot dan kesal. Aku ingin mengawasi wanita itu yang terlalu terobsesi dengan diriku. Dan juga aku terpaksa karena perintah dari kaisar". entah apa yang di pikirkan Alexander saat ini. Namun satu yang pasti pria itu tidak terima dengan apa yang di katakan Clarisse kepada nya tadi pagi.
Perkataan wanita itu sungguh membuat hati dan perasaan nya geram dan takut. namun Alexander terlalu bodoh untuk mengartikan hal itu. Panglima perang kekaisaran Reus itu terlihat tidak mau mengakui bahwa dia khawatir dengan ucapan dari Clarisse tadi pagi. Alexander juga berfikir jika Clarisse hanya membual agar mendapatkan perhatian dari diri nya.
Namun berbeda dengan Hans, mendengar akhir kalimat yang di ucapkan tuan nya buat pria itu tak percaya dan tak habis pikir. Pasal nya jika kaisar memaksa tuan nya untuk menikah dengan lady dari Corleone itu tidak mungkin tuan nya ini harus repot-repot bahkan sampai marah hanya untuk mendapatkan surat pengesahan dari kaisar untuk pernikahan nya dengan lady Clarisse.
Jika di lihat tuan nya ini berubah menjadi kekanak-kanakan saat 4 hari yang lalu. Hans tak bisa berkata apapun. Pria itu sadar jika tuan nya ini sangat keras kepala jadi apa pun perintah dari tuan nya Hans akan melaksanakan tugas itu dengan sebaik mungkin.
"pergi lah lihat apakah semua persiapan sudah selesai dan juga cari tau sudah sampai mana calon mertua ku berada. Aku sungguh sudah tidak sabar untuk menyambut kedatangan mereka. Dan satu lagi aku tidak ingin Clarisse keluar dari kamar ku hingga semua persiapan sudah dilakukan dan sebelum kedua orang tua angkat nya datang. Aku tidak ingin dia berpura-pura untuk kabur lagi dan berpura-pura tidak menginginkan hal itu. apalagi dia melakukan hal yang di luar batas kewajaran seorang bangsawan!".
Setelah mendengar perintah dari tuan nya Hans segera keluar dan melakukan perintah tersebut satu persatu. Tinggal lah Alexander sendiri di dalam ruangan itu. Pria itu kemudian membuka sebuah laci kecil di bawah meja kerja nya dan mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah dengan disain yang sangat indah dan elegan.
Alexander membuka kotak kecil itu dan di dalam nya terdapat sepasang cincin yang sangat indah. cincin silver yang sangat kilat walaupun disain nya terlihat sedikit tua.
"aku rasa tidak ada waktu membeli yang baru dan aku harap ini akan pas jika wanita itu pakai. Untuk kali ini aku akan mengikhlaskan peninggalan kedua orang tua ku untuk di pakai wanita ular itu. Walaupun aku tidak mencintai nya kurasa itu tidak masalah untuk nya. Karena ini lah yang dia ingin kan sejak dulu".
Alexander menutup kembali kotak kecil tersebut kemudian memasukkan nya kedalam kantong celana yang saat ini dia pakai.
Hingga beberapa menit dia berkutat dengan kertas-kertas di atas meja nya sebuah suara yang sangat berisik terdengar di telinga nya. Suara wanita yang selama ini mengikuti nya seperti lady gila terdengar sedang marah di luar ruangan ini.
"biarkan aku masuk. aku ingin berbicara dengan tuan mu yang keras kepala itu!. Dia benar-benar membuat ku naik darah!". Clarisse marah kepada penjaga pintu ruang kerja milik Alexander. Clarisse benar-benar ingin minta kejelasan dengan apa yang dia dengar dan dia lihat di ruang utama kediaman Maximilians saat wanita itu berkeliling bersama dua pelayan yang mengawasi nya.
Clarisse tidak percaya dan tak habis pikir dengan apa yang para pelayan itu katakan. Clarisse bahkan tak mampu berjalan saat salah satu pelayan mengucapkan hal yang membuat hati nya merasa muak. Pelayan tua tersebut malah mengucapkan selamat kepada nya.
Apa nya yang selamat. Apa pelayan tua itu mengatakan selamat atas kematian nya yang akan segera datang. Atau pelayan tua itu mengatakan selamat untuk kehidupan nya yang akan berantakan di masa depan.
Clarisse tak perlu kata-kata selamat itu untuk nya. Yang dia perlu kan hanya terbebas dari pria yang bernama Alexander Maximilians. Hanya itu! Bahkan jika itu terjadi maka dia berjanji akan menjadi ibu yang baik untuk anak nya kelak dan akan mengurus calon anak nya dengan sangat baik. Bahkan jika perlu dia akan menjadi wanita yang ramah, baik hati dan tidak sombong.
Tapi apa takdir secara tidak langsung sedang mempermainkan diri nya. Seakan-akan memberikan kesempatan untuk hidup kedua kali nya namun hanya untuk merasakan kematian kembali. Dan tanpa di ketahui siapa pun, kematian itu sangat menyakitkan untuk diri nya bahkan untuk calon anak nya yang belum sempat lahir namun mati di tangan ayah kandung nya demi wanita lain.
Sungguh membuat Clarisse muak. Jadi Clarisse tak ingin hal yang di pikirkan nya itu terjadi lagi dan lagi. Lebih baik Clarisse pergi dari kekaisaran ini dan menjadi rakyat jelata dari pada harus tetap tinggal namun merasakan penderitaan. Tapi untuk lari dari kekaisaran ini sekarang menjadi tidak mudah. Pasal nya Alexander seperti tidak mengijinkan dirinya pergi dan seperti nya pria itu ingin menyiksa nya lebih cepat.
Clarisse benar benar tidak tau rencana busuk nya itu membuat Alexander menjadi dendam dan membenci diri nya. Dan saat ini Clarisse berfikir jika hal itu lah yang membuat Alexander menyiksa Clarisse di kehidupan sebelumnya. Clarisse dapat berfikir dengan jernih sekarang karena perasaan cinta dan suka nya terhadap Alexander sudah menghilang dari kepala dan hati nya.
Clarisse tak mau terulang kedua kali nya menikah dengan pria yang sama karena menurut nya menikah lagi dengan Alexander itu sama saja dengan mengulang sebuah penderitaan dan kematian. Ini lah usaha yang sedang dia lakukan menggedor pintu ruang kerja Alexander dan memaksa masuk keruangan tersebut.
"Alexander!! Aku ingin bicara padamu!". Ucap Clarisse dengan hati yang menggebu dengan kekesalan.
Berbeda dengan reaksi Clarisse yang kesal, Alexander malah duduk dengan tenang menyandar kan tubuh nya ke kursi dan menatap langsung Clarisse yang saat ini terlihat begitu cantik di mata pria itu. namun lagi-lagi ego nya menyangkal.
"apa kah ini yang kau pelajari dari sekolah tata Krama mu lady Clarisse Corleone? Seorang putri bangsawan yang menerobos masuk ke ruangan seseorang itu sangat lah tidak sopan. Aku bisa saja menghukum mu karena ketidaksopanan yang kau tunjukkan pada ku saat ini!". Alexander masih mempertahankan gestur tubuh yang tenang di hadapan Clarisse yang saat ini sedang menahan amarahnya.
"tidak perlu berbasa-basi Alexander Maximilians! apa kau merencanakan pernikahan diantara kita berdua saat ini? Apa kau sudah gila!?".
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.