Enggak dapet anaknya, Ayahnya pun jadi.
Begitu pula Isvara Kinandari Heksatama, gadis cantik patah hati karena pujaan hatinya menikah dengan wanita lain. Isvara atau yang kerap disapa Isva melakukan hal yang diluar nalar yaitu menikahi Ayah dari pria yang cintai yaitu Javas Daviandra Bimantara.
Keputusan terburu-buru yang diambil Isva tentu saja, membuat semua orang terkejut. Tidak terkecuali sang adik yaitu Ineisha Nafthania Heksatama, bagaimana tidak. Pria yang dinikai oleh Kakaknya adalah Ayah mertuanya sendiri, Ayah dari Archio Davion Bimantara.
Pria yang Isvara cintai memang menikah dengan adiknya sendiri, tentu hal itu membuatnya sangat sakit hati karena yang dekat dengan Archio adalah dirinya. Namun, Archio secara tiba-tiba malah menikahi Ineisha bukannya Isvara.
Demi menghancurkan pernikahan Ineisha dan Archio, Isvara harus tinggal bersama mereka. Salah satu caranya yaitu menikah dengan salah satu keluarga Archio, sedangkan yang bisa ia nikahi hanyalah Javas seorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20 | Kemarahan Darius
Permintaan keluarga Chio, bahwa pernikahan Ineisha dan Chio untuk akad nikahnya diadakan di kediaman pengantin wanita yaitu Ineisha. Setelah akad selesai, mereka sah menjadi suami istri. Chio akan membawa Ineisha pulang ke rumahnya, sedangkan untuk resepsi akan diadakan hari berbeda. Mungkin masih menunggu nanti, begitu juga acara bulan madunya harus tertunda dulu.
Walau begitu Ineisha dan keluarganya menyetujuinya, karena bagi mereka yang penting sah dulu. Namun, resepsi akan tetap dilaksanakan karena keluarga Bimantara ataupun keluarga Heksatama bukanlah keluarga sembarangan, mereka pasti punya banyak kenalan yang harus diundang ke acara mereka nanti.
Saat Ineisha memberitahu keluarganya tentang sang Kakak, jelas mereka sangat terkejut dan tidak bisa langsung percaya begitu saja. Jadi mereka memutuskan datang ke kediaman Bimantara untuk memastikan kebenarannya sendiri.
Ketika hendak menampar Isvara sekali lagi, Aina dan Javas langsung pasang badan. Bahkan Javas langsung menangkis tangan Papa mertuanya itu. "Saya tidak akan membiarkan Anda menyakiti istri saya Isvara, sekali lagi," bela Javas, pria itu sedikit menyesal tadi kurang sigap seperti sekarang, hingga membuat Isvara merasakan tamparan dari Papa mertuanya. Atau besannya, tetapi Javas lebih suka menyebut Darius mertuanya dibandingkan besannya. Padahal ia dan Darius memiliki kedua hubungan itu.
"Istri-istri, jangan kamu sebut putri saya istri kamu, karena saya nggak pernah merasa menikahkan kalian. Pernikahan kalian tidak pernah terjadi 'kan? Jadi jangan coba untuk membohongi saya lagi,"
"Pernikahan kami memang terjadi pada pagi tadi, saya punya bukti kok," ujar Javas tanpa rasa takut, ia memperlihatkan sebuah video pernikahannya dengan Isvara yang memang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Bukan hanya Darius yang melihat video itu, Aina, Rieta, Ineisha bahkan Chio yang penasaran pun ikut melihat video prosesi ijab kabul Javas dan Isvara.
Tidak terima dengan apa yang baru saja ia lihat, Darius langsung melempar ponsel Javas ke sembarangan tempat, untungnya tidak ada yang terkena dengan lemparannya.
"Tidak, video itu hanya editan. Jangan kamu coba-coba membohongi saya. Saya tidak semudah itu percaya dengan video yang ada di ponsel itu, jaman sekarang sangat mudah membuat video seperti itu," kekeh Darius tidak percaya.
"Tuan Darius, atau saya harus memanggil Anda dengan sebutan Papa mertua. Video itu asli, silakan Anda pastikan sendiri jika tidak mau percaya. Atau mau saya datangkan penghulunya atau sekalian orang yang menjadi wali Isvara. Agar Tuan Darius dan yang lainnya bisa percaya," balas Javas santai. Untung saja ia membuat video itu asli, walau pernikahannya yang tidak asli. Jika dicek oleh orang IT manapun pasti mengatakan bahwa videonya asli.
"Tidak perlu, Javas. Saya sudah ada di sini," ujar seorang pria yang tiba-tiba muncul di ruang tamu kediaman Bimantara.
"Petro?" Darius mengenali pria yang baru saja datang itu, bagaimana tidak mengenali sedangkan pria itu adalah adik kandung Darius. Tentu saja putra kandung Rieta juga.
"Iya, Bang. Ini aku, apa Abang nggak liat dengan jelas siapa yang menjadi wali Isvara. Orang itu aku, aku yang menikahkan mereka. Memang kamulah yang lebih berhak menikahkan putrimu, tetapi Isvara sendiri terlalu takut untuk meminta kamu menikahkannya dengan Javas. Karena tahu kamu tidak akan mau, awalnya aku juga nggak mau. Nggak berani lebih tepatnya, tetapi Isvara meminta tolong bahkan merayuku sampai nggak sanggup untuk menolak permintaan keponakanku. Jadi aku bisa pastikan itu video asli tadi pagi," jelas Petro panjang lebar.
Sebenarnya pernikahan Isvara dan Javas tidak sah, tetapi dibuat sah karena pernikahannya memang hanya pura-pura. Kalau beneran jelas sangat tidak sah, karena hanya Darius yang berhak menikahkan putrinya. Entah Ineisha ataupun Isvara, berbeda jika Darius sudah tiada.
Darius yang sangat emosi langsung memukul adik kandungnya. "Harusnya kamu nggak ngelakuin itu, Petro. Kamu terlalu ikut campur dengan urusan keluarga Abang. Selama Abang masih hidup, hak wali anak-anak Abang itu urusan Abang."
Petro memegang bekas pukulan Abangnya, ia menatap lengkap Darius lalu berkata, "Semua sudah terjadi, Bang. Pernikahannya sudah sah, enggak ada salahnya Abang berdamai dan menerima pernikahan ini. Walaupun Javas lebih tua, aku percaya Javas bisa membuat Isvara bahagia."
"Tidak sah, pernikahan mereka tidak sah. Saya nggak akan pernah menganggap pernikahan ini terjadi."
Isvara menatap Papanya dengan tatapan yang sulit diartikan, ia tahu sang Papa memang adalah orang yang sangat keras kepala. Dan sifat itu ternyata menurun padanya dan sang adik.
"Pernikahan sudah terjadi, Darius. Bahkan saya juga sama terkejutnya denganmu, karena selama ini putra saya tinggal diluar negri. Tiba-tiba ia mengabari saya pulang membawa istri barunya, tetapi saya tidak bisa apapun. Kita sebagai orang tua hanya bisa merestui mereka, apalagi mereka saling cinta. Saya sama sekali tidak membenarkan apa yang putra saya dan putrimu lakukan Darius." Akhirnya Tiana angkat bicara, dirinya sudah menduga hal ini terjadi. Untungnya ia sudah mempersiapkan semuanya.
"Kak Tiana benar, Darius. Sudah ikhlaskan saja Isvara dengan Darius jika Isvara bahagianya seperti itu. Enggak perlu kamu buat keributan gini, kamu juga tadi apa-apaan mukul adik kamu sendiri di depan banyak orang," ucap Rieta yang setuju dengan perkataan Tiana, karena ia mengenal Tiana sejak dulu selalu bersikap bijak.
"Mama dan Tante Tiana bisa dengan mudah bicara seperti itu, karena kalian tidak merasakan jadi aku. Putriku menikah tanpa memberitahuku, ditambah lagi menikah dengan pria yang lebih tua darinya. Entah bagaimana mereka bisa kenal, padahal kata Tante Tiana, putranya itu selama ini tinggal di luar negri. Hancur hatiku, asal kalian tahu." Darius benar-benar tidak mau mendengarkan siapapun, ia lebih memilih mendengar hatinya sendiri tanpa perduli apapun.
Darius menatap sinis putri dan menantunya. "Isvara dan kamu, saya nggak perduli siapa nama kamu. Dari kapan kalian kenal? Bagaimana kalian bisa saling jatuh cinta hingga akhirnya memutuskan untuk menikah?"
Isvara dan Javas saling pandang, hingga akhirnya Javas menjawab pertanyaan mertuanya. "Kami bertemu di Indonesia, lebih tepatnya di Abraham resto. Saya salah meja, hingga duduk di meja yang sudah Isvara pesan. Isvara sendiri saat itu, ia juga sedang sibuk mengerjakan sesuatu hingga tidak menghiraukan orang. Agak lama saya memandanginya, lalu asisten saya menghampiri kami mengatakan bahwa saya duduk di meja yang salah."
"Isvara yang sedang sibuk sendiri, baru sadar dengan keberadaan saya. Saya langsung meminta maaf, awalnya saya kira Isvara adalah klien yang mau saya temui. Karena Isvara tidak terlihat masih mahasiswa, bahkan terlihatnya sudah seperti kerja kantor. Tampak dewasa dan berwibawa. Saya juga baru tahu, ternyata Isvara sedang belajar soal perusahaan. Saya yang tidak jadi bertemu klien, memutuskan untuk kembali duduk di meja Isvara. Setelah berkenalan, kami jadi berdiskusi banyak hal soal perusahaan. Setelah itu kami cukup dekat bahkan kami saling tukar nomor telpon, saya juga beberapa kali pulang ke Indonesia dan menyempatkan untuk bertemu dengan Isvara. Saat saya pulang untuk urusan perusahan, saya memang tidak mengatakannya pada Mama. Semakin dekat, hingga akhirnya saya memutuskan untuk melamar Isvara. Ia mau, bahkan meminta saya segera menikahinya. Saya tentu tidak masalah dengan hal itu."
mampir juga dikaryaku yuk/Smile/