NovelToon NovelToon
Peak Of Martial Art : Mortal World

Peak Of Martial Art : Mortal World

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Mengubah Takdir / Ahli Bela Diri Kuno / Pusaka Ajaib
Popularitas:201.4k
Nilai: 4.6
Nama Author: YanYan.

Di dunia di mana kekuatan adalah segalanya, Liu Han hanyalah remaja 14 tahun yang dianggap aib keluarganya. Terlahir dengan bakat yang biasa-biasa saja, dia hidup dalam bayang-bayang kesuksesan para sepupunya di kediaman megah keluarga Liu. Tanpa ayah yang telah terbunuh dan ibu yang terbaring koma, Liu Han harus bertahan dari cacian dan hinaan setiap hari.

Namun takdir berkata lain ketika dia terjebak di dalam gua misterius. Di sana, sebuah buku emas kuno menjanjikan kekuatan yang bahkan melampaui para immortal—peninggalan dari kultivator legendaris yang telah menghilang ratusan ribu tahun lalu. Buku yang sama juga menyimpan rahasia tentang dunia yang jauh lebih luas dan berbahaya dari yang pernah dia bayangkan.

Terusir dari kediamannya sendiri, Liu Han memulai petualangannya. Di tengah perjalanannya menguasai seni bela diri dan kultivasi, dia akan bertemu dengan sahabat yang setia dan musuh yang kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesalahpahaman di Pagi Hari

Matahari pagi mulai menyinari hutan, sinarnya yang lembut menembus dedaunan lebat dan masuk ke dalam gua kecil tempat Liu Han dan wanita misterius itu beristirahat. Liu Han duduk di dekat api kecil, memanggang potongan daging belut yang dia bawa sebelumnya. Aroma harum dari daging panggang mulai memenuhi udara, bercampur dengan embusan angin pagi yang dingin.

Dia sesekali melirik ke arah wanita yang masih pingsan di sudut gua, terbaring dengan wajah pucat. Meski tidak tahu siapa dia, Liu Han merasa bersyukur bahwa wanita itu masih hidup setelah pertempuran sengit semalam.

“Semoga dia segera sadar,” gumam Liu Han sambil membalik potongan daging di atas bara. “Aku sudah menghabiskan pil penyembuh untuk merawatnya.”

Namun, suara pelan dari arah wanita itu membuat Liu Han menghentikan kegiatannya. Dia menoleh, dan mendapati wanita itu mulai bergerak. Perlahan, matanya terbuka, menatap langit-langit gua dengan ekspresi bingung.

Wanita itu mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya pandangannya tertuju pada Liu Han yang sedang duduk di dekat api. Tatapan bingungnya dengan cepat berubah menjadi curiga.

“Kau… siapa kau?!” serunya sambil berusaha bangkit, meski tubuhnya masih lemah.

Liu Han buru-buru menenangkan. “Tenang dulu. Aku hanya membantumu. Kau terluka parah tadi malam setelah—”

Namun, sebelum dia sempat menjelaskan, wanita itu sudah berdiri meski sedikit sempoyongan. Tatapan dingin dan penuh amarah terpancar dari matanya.

“Kau... apa yang sudah kau lakukan padaku?!” teriaknya sambil mengangkat tangannya, mengumpulkan energi spiritual yang tersisa.

“Apa? Aku tidak melakukan apa-apa!” jawab Liu Han, mundur dengan tangan terangkat.

Wanita itu tidak mempercayainya. Dia memeriksa tubuhnya sendiri, memastikan pakaian dan barang-barangnya masih utuh. Namun, kondisi fisiknya yang lemah membuatnya mengira yang terburuk.

“Kau bajingan rendah! Beraninya kau bertindak tak senonoh padaku!” teriaknya dengan suara penuh kemarahan.

Energi spiritual berwarna ungu gelap mulai berkumpul di tangannya, membentuk sebuah bola energi yang mengarah langsung ke Liu Han.

“Oi, tunggu dulu! Aku hanya menyelamatkanmu! Tidak ada hal buruk yang terjadi!” Liu Han mencoba menjelaskan, tapi wanita itu tidak mendengar.

Bola energi itu melesat cepat ke arah Liu Han. Meski kekuatan spiritualnya lemah karena pertarungan semalam, energi dari serangan itu masih cukup untuk membunuh Liu Han jika dia terkena langsung.

Dengan refleks, Liu Han melompat ke samping, membuat bola energi itu menghantam dinding gua dan menciptakan ledakan kecil yang menghancurkan batu di sekitarnya.

Wanita itu kembali menyerang, kali ini dengan tinjunya yang dilapisi energi spiritual. Liu Han, yang tidak ingin melawan, terus menghindar sambil mencoba berbicara.

“Tunggu! Kau salah paham!” teriak Liu Han.

Namun, wanita itu tidak peduli. Setiap serangannya semakin cepat, dan Liu Han hanya bisa bertahan dengan mengandalkan kelincahannya.

“Kau tidak akan bisa lari!”

Wanita itu melompat, mencoba menghantam Liu Han dengan serangan terakhirnya. Namun, tubuhnya yang masih lemah membuatnya kehilangan keseimbangan di udara. Liu Han melihat celah itu dan menangkap pergelangan tangannya untuk menghentikan serangan.

“Dengar aku dulu!” seru Liu Han, menahan serangan dengan tenaga yang cukup untuk tidak melukainya.

Wanita itu mencoba melepaskan diri, tapi kekuatannya sudah habis. Napasnya memburu, dan tubuhnya bergetar karena kelelahan.

“Kau...” gumamnya, matanya mulai kehilangan fokus.

“Aku tidak melakukan apa-apa padamu,” kata Liu Han dengan nada lebih tenang. “Aku hanya membawamu ke tempat aman setelah kau pingsan. Itu saja.”

Wanita itu terdiam sejenak, menatap mata keemasan Liu Han yang penuh keteguhan. Dia mulai menyadari bahwa pria di depannya tidak menunjukkan tanda-tanda niat buruk.

“Jadi… kau tidak menyentuhku?” tanyanya dengan suara melemah.

“Tentu saja tidak!” Liu Han menjawab tegas. “Aku bahkan tidak tahu siapa kau!”

Mendengar itu, wanita itu akhirnya melepaskan tangannya dari cengkeraman Liu Han. Dia tersungkur di tanah, tubuhnya terlalu lemah untuk berdiri lagi.

“Kalau begitu... maaf,” katanya pelan, suaranya nyaris seperti bisikan.

Liu Han mendesah lega, lalu membantu wanita itu kembali duduk di sudut gua. Dia mengambil mangkuk sederhana dari cincin penyimpanannya, menuangkan sup herbal yang dia buat dari bahan-bahan di sepanjang perjalanan.

“Minumlah ini. Kau butuh energi,” katanya sambil menyodorkan mangkuk itu.

Wanita itu ragu sejenak, tetapi akhirnya menerima mangkuk itu dan mulai meminumnya perlahan. Wajahnya yang tegang mulai melunak seiring dengan rasa hangat dari sup herbal itu mengalir ke tubuhnya.

“Aku benar-benar minta maaf,” katanya setelah beberapa saat. “Aku terlalu cepat menuduhmu.”

Liu Han hanya menggeleng. “Kau tidak salah. Dalam situasi seperti itu, aku juga mungkin akan berpikir hal yang sama. Tapi aku pastikan, aku hanya ingin membantumu.”

Wanita itu menatap Liu Han dengan tatapan campuran rasa terima kasih dan rasa bersalah. “Namaku Ling Yan. Terima kasih karena telah menyelamatkanku.”

Liu Han tersenyum tipis. “Aku Liu Han. Dan kurasa kita butuh lebih dari sekadar perkenalan. Apa yang terjadi semalam? Kenapa mereka menyerangmu?”

Ling Yan menunduk, wajahnya serius. “Itu... cerita panjang. Tapi aku tidak bisa tinggal di sini terlalu lama. Ada lebih banyak musuh yang mungkin sedang mencariku.”

Liu Han menyadari bahwa situasi ini lebih rumit daripada yang dia duga. “Kalau begitu, kau harus pulih dulu. Kita bisa mencari cara untuk keluar dari hutan ini setelah itu.”

Ling Yan mengangguk pelan, lalu kembali bersandar pada dinding gua. Meski rasa takut sempat menghantuinya, dia kini merasa sedikit lebih tenang di bawah perlindungan Liu Han.

Sementara itu, Liu Han menatap api yang mulai redup, memikirkan langkah selanjutnya. Dengan Ling Yan di sisinya, perjalanan keluar dari hutan ini akan menjadi lebih rumit.

Setelah Ling Yan pulih sebagian berkat sup herbal dan perawatan sederhana Liu Han, suasana di dalam gua menjadi lebih tenang. Ling Yan duduk bersandar di dinding, menatap api kecil yang perlahan mengecil, sementara Liu Han sibuk menambahkan ranting-ranting kering untuk menjaga api tetap menyala.

Setelah beberapa saat hening, Ling Yan menarik napas panjang dan mulai berbicara.

"Kurasa kau berhak tahu siapa aku sebenarnya," katanya pelan. "Namaku Ling Yan. Aku adalah salah satu murid inti dari Sekte Pedang Langit."

Liu Han mendongak, terkejut mendengar nama sekte yang terkenal itu. Sekte Pedang Langit adalah salah satu sekte besar di wilayah selatan, dikenal karena murid-muridnya yang kuat dan disiplin yang ketat.

"Sekte Pedang Langit?" ulang Liu Han.

Ling Yan mengangguk. "Benar. Aku ditugaskan oleh sekte untuk menyelidiki markas sebuah organisasi bandit yang baru-baru ini mulai meresahkan warga di sekitar wilayah pegunungan Huosu. Mereka tidak hanya merampok para pedagang, tetapi juga membunuh tanpa ampun. Akibatnya, banyak pedagang yang waswas dan mulai menghindari rute di sekitar pegunungan ini."

Dia menatap Liu Han, ekspresinya serius. "Aku hampir berhasil menemukan markas utama mereka, tapi sepertinya mereka sudah tahu bahwa aku mengawasi. Itulah sebabnya aku disergap oleh orang-orang berjubah hitam tadi malam."

Liu Han mengangguk pelan, mencerna cerita Ling Yan. Dia bisa merasakan kelelahan yang tersirat dalam suaranya, meskipun wanita itu berusaha terlihat tegar.

"Bagaimana denganmu?" tanya Ling Yan tiba-tiba, menatap Liu Han dengan rasa ingin tahu. "Apa yang membuat seorang pemuda seperti kau berkeliaran sendirian di tempat berbahaya seperti ini?"

Liu Han terdiam sejenak, menimbang apa yang harus dia ceritakan. Akhirnya, dia memutuskan untuk berbicara jujur, meski tanpa menyebutkan buku emas yang menjadi rahasianya.

"Aku berasal dari kota Fangchi," katanya pelan. "Aku... diusir dari keluarga Liu."

"Diusir?" Ling Yan mengernyit. "Kenapa?"

Liu Han menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Keluarga Liu menganggapku sebagai aib. Dibandingkan sepupu-sepupuku, aku dianggap tidak berbakat dalam kultivasi. Ayahku tewas dalam misi, dan ibuku koma. Tanpa siapa pun untuk melindungiku, aku hanya menjadi beban di mata mereka."

Dia tertawa kecil, penuh rasa pahit. "Akhirnya, mereka memutuskan bahwa aku tidak layak tinggal di rumah keluarga besar. Jadi, di sinilah aku, mencoba bertahan hidup di dunia yang tidak peduli pada yang lemah."

Ling Yan memandang Liu Han dengan tatapan tidak percaya. "Tunggu... kau sekarang berada di ranah *Qi Gathering* lapisan kedua, kan? Bagaimana mungkin mereka menganggapmu tidak berbakat? Untuk anak seusiamu, itu sudah cukup tinggi."

Liu Han hanya mengangkat bahu, tidak berniat menjelaskan lebih jauh. Dia tidak bisa menceritakan tentang buku emas itu, terutama pada seseorang yang baru dia kenal.

"Aku tidak tahu. Mungkin mereka hanya ingin alasan untuk menyingkirkanku," jawabnya singkat.

Ling Yan terdiam sejenak, lalu tersenyum tipis. "Keluargamu mungkin tidak menghargaimu, tapi menurutku kau punya potensi. Kau berhasil menyelamatkanku tadi malam, dan aku yakin itu bukan kebetulan. Kau lebih kuat daripada yang kau kira."

Liu Han hanya tersenyum kecil, merasa sedikit canggung dengan pujian itu.

Setelah beberapa saat, Ling Yan melanjutkan. "Kau tahu, Liu Han, Sekte Pedang Langit selalu mencari bakat baru. Dengan kemampuanmu sekarang, kau pasti bisa menjadi murid di sana. Aku bahkan bisa merekomendasikanmu langsung."

Mata Liu Han melebar mendengar itu. "Kau... serius?"

"Tentu saja," jawab Ling Yan dengan yakin. "Sekte Pedang Langit adalah tempat di mana bakat seperti milikmu bisa berkembang. Ditambah lagi, aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri sekarang."

Liu Han tertegun mendengar kata-kata itu. Dia tidak pernah membayangkan bahwa pertemuannya dengan Ling Yan akan mengarah ke sesuatu yang sebesar ini.

"Adik, ya?" gumamnya sambil tersenyum.

Ling Yan tertawa kecil. "Kenapa? Tidak suka punya kakak seperti aku?"

Liu Han menggeleng sambil tertawa pelan. "Tidak, bukan itu. Aku hanya belum pernah memiliki seseorang yang memanggilku adik sebelumnya. Rasanya... aneh."

Mereka berdua tertawa ringan, dan suasana yang semula tegang perlahan mencair. Meskipun perjalanan mereka masih panjang dan penuh bahaya, keduanya merasa lebih tenang karena memiliki satu sama lain untuk diandalkan.

Bersambung...

1
Rozali Bz
mantaaaap.
lanjut lg dong thor!
koen
keren thor
Dewo Bumi
Ini ceritanya mirip-mirip film dragon ball 🤭
Dewo Bumi
wah sepertinya MC bakalan pingsan terus-terusan kalau bertarung dengan musuh 🫣
Ridu Suadi
lanjut thor
Mas Trisno Trisno
lnjut
Saiful Badri
Mantap
Saiful Badri
Lanjutkan
Mas Trisno Trisno
update p g tour
tiga benua
tll lambat alurnya...!!! mc nya msh ank sklh kayanya
Dewo Bumi
biasanya monster punya sesuatu di dalam tubuhnya yg bisa membuat MC berlatih 🤔
Dewo Bumi
masa tidak ada warisan tenik bertempur untuk MC berlatih 🤔
Dewo Bumi
masih di pantau alur ceritanya 🙏
medya afdhalin
Lumayan
Hendra Saja
mantap Thor walau tanggung kali..... semangat Thor.....
إندر فرتما
mantul
Mas Trisno Trisno
lnjut
Raysonic™
Feng li.. mana FengLi dan cao li
Halu
lemah sok pahlawan kocak lu
Raysonic™
sepupu MC kayaknya yg akan menjadi cangkang Mofu jendral iblis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!