Ryo Seorang Idola Boy Band yang merupakan pewaris utama Rumah sakit terbesar di negara yang sedang menikmati masa puncak karirnya sebagai Idola. Ia yang dikagumi kaum hawa bak seorang pangeran pujaan selalu bermain dengan gadis manapun yang mau menyodorkan tubuhnya untuk ia nikmati.
Ciuman dengan seorang gadis biasa yang ia temui saat menari balet, membuatnya merasakan hal yang berbeda. Menemukan adanya seorang gadis yang tak mengidolakan bahkan membencinya, membuat Ryo seakan tertantang.
Penasaran dengan gadis yang menolaknya membuat Ryo justru larut dalam perasaan yang membuatnya merasakan namanya kerinduan.
Namun dihati sang gadis, justru terpatri nama Bams yang merupakan sahabat Ryo. Bams yang justru tak menyadari perasaan sang gadis justru hanya merasa kasihan pada gadis malang itu.
Novel vol.1 telah tamat. Sekarang berlanjut pada vol.2 dimana banyak terungkap hal mengejutkan!
Menguji kembali cara Ryo, Aira, Bams & Kiky mencintai pasangan mereka masing masing
CARAKU MENCINTAIM
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafila Asda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Cemburu
Ryo menatap Aira lekat. Aira terus menatapnya dengan memohon dan menggeleng kecil.
“Dia!” Akhirnya ucapan itu keluar dari mulut Ryo.
Aira yang dari tadi sudah sangat gugup, menutup mata saat Ryo mengatakan itu dan melihat ke arahnya. Ia pun hanya menunduk.
“heh?” Ucap Boman kaget menoleh ke Aira
Mereka semua melihat ke Aira yang menunduk. Ia jadi tidak nyaman saat itu juga. Panas dingin mulai menyelimuti badannya.
“Aira?” ucap koreografer itu
“iya, Ai ra!” Ucap Ryo sangat tegas
Boman berjalan mendekati Aira.
“Kamu beneran bisa ngedance ai?” dia tidak percaya
Aira tersenyum takut dan menggeleng kecil
“bohong!” ucap Ryo yang masih duduk santai melihat Aira menggeleng.
“aku lihat dengan mata kepalaku sendiri dia menarikannya” Ryo menjelaskan lagi. Ia terus menatap Aira.
“Ai.. kalo kamu bisa, kamu akan nyelamatin kita semua!” ucap Boman berharap
“tapi .. saya gak bisa ...!” ucapnya berdalih
Bams melihat reaksi Aira seperti itu mengerti. Aira berbohong. Ia menyembunyikan sesuatu.
“Biar gue bicara ma dia!” tiba tiba Bams datang memegang bahu Boman.
Bams menarik tangan Aira untuk keluar dari sana. Melihat itu Ryo menjadi panas. Kepala Ryo seperti mendidih, dadanya seperti tak bisa menarik nafas. Ia cemburu! Ryo meminum minuman bahkan hingga tetes terakhir dan menggenggam botol minuman ringan itu dengan keras hingga menjadi penyok.
Bams mengajak Aira bicara di Balkon belakang.
“kamu beneran bisa ngedance?” tanyanya serius
Aira hanya menunduk
“aii... !” panggilnya lagi setelah Aira tetap diam
“beneran?” tanya Bams lagi memegang kedua bahu Aira
Aira mengangkat kepala, ia menatap Bams yang terlihat serius saat itu. kemudian ia
menunduk dan menutup mata. Ia mengangguk pelan.
Bams melepaskan pegangannya perlahan dan tersenyum senang. Aira masih menunduk gugup.
“kamu mau kan gantiin tika?” Raut wajah Bams langsung berubah karena mungkin Aira tidak bersedia.
“aku...” Aira tidak bisa menjawab
“ai.. pliss! Kamu satu satunya orang yang bisa nyelamatin boys dari ketidak prefesionalan” lanjut Bams
“tapi.. kamu tahu sendiri.. aku...” Aira takut
“kamu beneran bisa?” tanya Bams lagi
“dance .. aku bisa.. tapi hanya saat aku sendiri” jelasnya lagi
"coba dulu! sapa tahu kamu bisa dance di tengah tengah orang lain juga" Bams meyakinkan
"aku.. aku..." Aira bingung
“kamu pasti bisa, kamu harus lawan diri kamu sendiri” lanjut Bams
“tapi..” Aira berusaha menolak
“pikir deh.. bayaran yang kamu terima!” Bams berusaha memberi semangat pada Aira
Bayaran? Nah.. utang ku..! Benak Aira
Aira jadi teringat utang pada Bams. Seketika ekspresinya berubah
“bayarannya mahal?” Aira metatapnya lagi
“hhm..!” angguk Bams tersenyum senang melihat ekpresi Aira
“tapi aku cuma sementara gantiin Tika buat tampil aja kan?” ia memastikan
“iya!” Bams tambah senang.
“hhmm...” tiba tiba nada suara Aira merendah. Ia berpaling melihat keluar.
Tapi Tika kan pasangan Ryo? Bisa gak ya aku minta tukar dengan Bams
“kenapa?” Bams tanya lagi
Aira menghela nafas. Ia ingin mengatakan keberatan berpasangan dengan Ryo, tapi ia takut Bams akan menanyakan kenapa. Aira berpikir sejenak.
“bayarannya seberapa?” tanyanya lagi
“mungkin sekali tampil, bisa satu bulan gaji kamu” ucap Bams
Aira kembali berpikir. Jika ia terima tawaran ini, paling gak dia bisa membayar utangnya pada Bams lebih cepat.
“hmmm...” Aira berpikir lagi
“udah.. ambil aja!” ucap Bams lagi
“ya? hem?” bujuknya
“OKE!” Aira tersenyum.
“sip!” Bams dan Aira tersenyum bersama.
Ryo yang dari tadi memperhatikan mereka dari dalam memalingkan wajah dan pergi. Ia kembali ke Ruang latihan dimana Boman dan teman teman menunggu mereka.
Saat Bams dan Aira memasuki ruangan itu. ada tatapan marah Ryo pada Aira. ia sangat jelas menunjukan kalau dia kesal padanya.
“Kita selamat!” ucap Bams yang memegang bahu Aira dari belakang. Ryo masih menatap tajam.
“Aira bisa gantiin tika” ucap Bams
Puk Puk Puk!!
Sontak semua bertepuk tangan. Tidak dengan Ryo yang masih melipat kedua tangan dan menatap Aira dingin.
“good! Akhirnya kita gak perlu kehilangan muka!” ucap Boman
“Boys still the best!” ucap Arya merasa senang juga
“Kita latihan dulu!”jawab Ryo langsung berdiri dan menghentikan uforia mereka semua.
“oo iya..! “ sang koreogrfer
“kita lihat dulu.. seperti apa Aira” ucapnya
Ryo mendekati Aira.
“kamu ganti dulu!” Ryo menyuruhnya mengganti pakaian
Aira menatap Ryo biasa. Tapi Aira melihat tatapan kekesalan di mata Ryo.
Ryo menunggunya ditengah ruangan itu. Disana hanya ada Boman, Bams dan sang koreografer. Mereka ingin melihat dulu seperti apa tarian Aira. sementara Jordi dan Arya memilih menggunakan waktu itu untuk bersantai dan menghubungi kekasih mereka.
Aira memasuki ruangan itu tampak berbeda. Ia tidak mengenakan jaket hodie tapi mengenakan t-shirt mini dengan celana berbeda yang disediakan agensi untuk setiap dancer yang berlatih disana, rambut cantiknya terikat dengan indah. Sangat berbeda dengan Aira sehari hari. Kali ini ia terlihat feminim. Bams sangat kaget melihat Aira yang tampak berbeda. Ryo tersenyum kecil melihat Aira yang berjalan ke arahnya.
Musik mulai dimainkan. Aira sangat gugup saat itu. tapi ketika ia mengganti pakaian tadi. Ia bercermin lama. Dan mengatakan pada dirinya.
"Anggap kamu menampilkan tarian balet yang dulu" gumamnya menatap dirinya di cermin
Aira menutup mata dan menghela nafas. Ia membayangkan dirinya diatas panggung bersama tim.
Tangan Ryo mulai memegang tangan Aira. Untuk lagu pertama, Aira mampu menari dengan baik. Ryo yang senang dengan hal itu, seakan tidak merasa lelah meski berkali kali ia menahan tubuh Aira yang kadang tak seimbang.
“Bravo ... Bravo” ucap Boman bangga
Tepuk tangan mengakhiri dance. Aira tersenyum puas meski dengan nafas ngosngosan. Ia tersenyum bangga pada Bams yang seakan tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Baru kali ini ia melihat Aira seperti itu.
Ryo mengambil minum untuknya dan mengambil satu lagi untuk Aira. ia memberikannya. Padahal biasanya Aira yang melakukan itu.
“sempurna!” ucap koreografer dengan gaya yang sedikit 'kewanitaannya'.
“sekarang yang solo!” ajak Ryo langsung mengulurkan tangan
“Tunggu yo!” ucap Bams langsung menurunkan uluran tangan Ryo
“biarkan Aira beristirahat sejenak!” Bams membelanya
Aira menoleh ke Ryo. Ryo kembali duduk dan menikmati minuman.
Bams mengangkat kedua jempol dan tersenyum lebar. Aira bergaya membanggakan diri dan mereka tertawa. Ryo menghela nafas saat mereka seperti itu.
“heels!” ucap Boman meminta untuk Aira
“aa.. saya gak bisa kalau pakai heels” ucap Aira ragu
Sejenak mereka saling melihat. Koreografi dance itu mengharuskan mereka tampil garang dengan boot heels. Tapi ada masalah baru, karena Aira tidak bisa menggunakannya
“dia akan menjadi dancer icon. Biarin dia tampil beda sendiri” ucap Ryo yang santai melihat mereka yang justru terlihat sibuk karena itu.
“tapi say..“ koreografer ingin protes
“pilih beda atau gak sama sekali?” Ucap Ryo lagi memotoong omongannya
Boman melihat ke arah Aira. ia seperti menego. Tapi Aira tetap menggeleng kecil dan tersenyum meringis, mengatakan kalau ia memang tidak biasa menggunakan heels saat menari.
“OKE! Kita akan ganti bootnya” ucap koreografer
“Done!” Ryo berdiri dan berjalan ke arah Aira
“mainkan!” perintahnya untuk menyalakan musik
Ryo dan Aira mengambil posisi menari.
“Menari seperti kemarin kemarin malam?” Bisik Ryo. Aira menatapnya. Saat itu Ryo sekilas mengingat saat mereka pertama bertemu. Tatapan seperti itu yang Aira tunjukan.
Saat menari, Berkali kali Aira merasakan dekapan Ryo yang erat. Aira merasa tidak nyaman dengan hal itu, karena Ryo seakan berlebihan, dan seolah mengambil kesempatan. Aira pun menjadi tidak fokus. Hingga tarian pun menjadi kacau.
“break! Break!” ucap koreografi
“maaf.. maaf!” Aira merasa tidak nyaman. Ia menatap Ryo yang menatap tajam dan mendendam. Aira memejamkan mata dan mencoba menenangkan diri. Ia mengatur kembali nafas. Hingga ia kembali berpikir positif dan fokus.
Anggap ia danseur.. anggap dia danseur Aira.. benak Aira
Kini Ia hanya akan menganggap Ryo seorang danseur (penari balet pria).
Ryo terus mendekatkan wajahnya ke wajah Aira. Tatapan mata Ryo seperti tatapan seorang kekasih.
Tarian solo itu memang untuk menunjukan seolah sepasang kekasih yang pada akhirnya harus dipisahkan oleh kematian. Ending dari tarian itu sendiri berakhir ketika penari wanita jatuh lunglai di pelukan penari pria.
“Kemistri yang sangat sempurna!” ucap sang koreografi pada Aira yang selesai menari dengan tepuk tangan bangga.
“kenapa gak bilang kalo kamu bisa ngedance ai?” tanya Boman yang mendekat.
Aira yang tersenyum seolah menjawab entahlah. Ia masih sibuk mengatur nafas. Melihat Aira yang seperti memiliki semangat baru, Bams memberikan minuman. Baru saja Aira ingin mengambil, Ryo langsung merebut dari tangan Bams dan meminumnya. Ia menatap Aira kesal dan pergi dari sana. Bams tertawa melihat itu.
“dia cemburu!” ucap Bams tertawa
Mendengar itu Aira memasang raut wajah kaget.
Apa mungkin Bams membaca tingkah Ryo?
“Dia marah karena aku lebih perhatian sama kamu dari pada dia” Bams tertawa
Aira pun bernafas lega dan ikut tertawa.
Aira melamun sendiri pada malam itu. Ia teringat tadi ketika ia meeting bersama Boman. Aira akan mendapat bayaran atas kinerjanya. Ia mengingat senyum Bams, namun ia kembali teringat tatapan marah Ryo saat mengambil minuman dari tangan Bams. Ia kesal sendiri, lamunannya justru diganggu oleh seseorang seperti Ryo.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
Terima kasih buat yang sudah mau baca dan mengikuti terus lanjutan novel ini..
Mohon kiranya sudi setelah baca satu episode untuk memberi jempol dan sedikit komentarnya ya...
Love you all, makasih semua