Nada memiliki Kakak angkat bernama Naomi, mereka bertemu saat Nada berumur tujuh tahun saat sedang bersama Ibunya di sebuah restauran mewah, dan Naomi sedang menjual sebuah tisu duduk tanpa alas.
Nada berbincang dengan Naomi, dan sepuluh menit mereka berbincang. Nada merasa iba karena Naomi tidak memiliki orang tua, Nada merengek kepada Ibunya untuk membawa Naomi ke rumah.
Singkat cerita, mereka sudah saling berdekatan dan mengenal satu sama lain. Dari mulai mereka satu sekolah dan menjalankan aktivitas setiap hari bersama. Kedekatannya membuat orang tua Nada sangat bangga, mereka bisa saling menyayangi satu sama lain.
Menginjak remaja Naomi memiliki rasa ingin mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tua Nada. Dia tidak segan-segan memberikan segudang prestasi untuk keluarga Nada, dan itu membuat Naomi semakin disayang. Apa yang Naomi inginkan selalu dituruti, sampai akhirnya terlintas pikiran jahat Naomi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evhy Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
Kenzo menatap jam yang melingkar di tangannya, Nada belum terlihat keluar dari kamar mandi membuat Kenzo merasa khawatir.
Naomi terlihat sudah berada di dalam mobil milik Jhonson, terlihat dari gayanya seakan tidak terjadi apa pun.
"Mah, Pah, ayok kita pergi sekarang. Kasihan keluarga Kenzo pasti nunggu lama," ucap Naomi.
"Tapi Nada gimana? Masa iya kita tinggalin," jawab Nadia.
"Mungkin Nada lagi sama temennya, udah biarin nanti biar dia suruh susul aja ke restauran itu."
Abimanyu mengangguk setuju dengan ucapan Naomi. "Bentar Papa mau bilang sama Pak Wiliam dulu."
Abimanyu keluar dari mobil untuk menghampiri mobil milik William.
"Bagaimana kalau kita duluan ke tempat restaurannya, sepertinya Nada masih ada kegiatan di sekolah," ucap Abimanyu.
"Oh gitu, baiklah kita duluan saja ke tempat makannya," jawab Wiliam.
Abimanyu mengangguk sambil tersenyum penuh kemenangan. "Baik, Pak."
"Mah, Kenzo mau tunggu Nada dulu."
Sintya mengangguk. "Ya sudah kalau begitu, nanti kalian menyusul ya. Jangan lupa ajak Nadanya."
Kenzo mengangguk. "Iya Mah."
Dua mobil pun sudah keluar dari lingkungan sekolah menuju tempat di mana mereka akan bercengkrama.
Flashback.
"Lo dapat dari mana gaun ini, hah?!
Nada terdiam, dia harus bungkam dan tak mau sampai Naomi tahu jika ini baju pemberian dari Sintya Mama Kenzo.
"Jawab atau gue robek baju Lo ini!" ancam Naomi.
Nada sudah merasa kesakitan dibagian kepala, cengkraman Naomi begitu kuat dan menyiksa.
"Itu dari Tante Sintya."
Naomi membulatkan mata. "Apa Tante Sintya, Mama Kenzo?"
Nada meringis sambil menganggukkan kepalanya. "I-iya."
"Sialan Lo, gatel banget jadi cewek! Udah gue bilangin jangan coba deketin Kenzo, Lo budeg apa?"
"Gue udah bilang sama Lo, Kenzo yang deketin gue!" suara Nada meninggi membuat Naomi semakin murka.
"Berani Lo teriaki gue, hah?!"
Naomi menarik Nada lalu menghempaskannya dekat dengan wastafle dan kening Nada pun terbentur. Tidak ada rasa bersalah dengan apa yang dilakukan pada Nada.
"Lo harus terima akibatnya!" Naomi menarik lengan Nada untuk masuk ke dalam bilik kamar mandi lalu menguncinya dari luar.
Setelah melakukan kekerasan pada Nada, Naomi keluar dari toilet, berjalan dengan tergesa-gesa lalu menabrak tubuh Kiki.
"Aw... " Naomi memegangi bahunya.
"Sorry," ucap Kiki.
Naomi mengangguk sambil tersenyum. "Iya Ki, enggak apa-apa kok. Gue duluan ya."
Kiki menganggukkan kepala sambil melihat gerak-gerik Naomi yang terbilang cukup mencurigakan.
**
Kenzo mencari ke arah toilet di mana Nada dan Naomi berada, dan bertemulah Kenzo dengan Kiki yang masih berdiam diri di sana.
"Lo kenapa?"tanya Kiki.
" Liat Nada?"
Kiki menggelengkan kepala. "Gue cuma liat Naomi keluar dari toilet."
Kenzo berdecak, dia menatap toilet wanita dan mencoba masuk ke dalam sana. Namun, Kiki menghentikan pergerakan Kenzo.
"Mau ngapain Lo masuk ke toilet cewek?"
"Gue mau memastikan sesuatu." Kenzo melepaskan lengan Kiki, lalu masuk ke dalam toilet yang sunyi dan sepi karena beberapa siswa di sana jarang menggunakan toilet tersebut.
Kenzo celingukan ke setiap sudut tak lupa memanggil nama Nada berulang kali, tapi tidak ada sahutan sama sekali.
"Kayanya Nada enggak ada di sini," ucap Kiki.
"Gue ngerasa dia ada di sini," jawab Kenzo sambil memperhatikan salah satu pintu yang terlihat ditekan oleh tongkat sapu dari luar.
Kenzo membuka tongkat sapu tersebut, lalu mendorong pintu toilet dengan perlahan. Betapa terkejutnya Kenzo dan Kiki saat melihat Nada terkapar di lantai dengan darah yang keluar dari pelipis ditambah pakaian lusuh dan sudah sobek.
"Nada?" panggil Kenzo, sambil memangku kepala gadis itu.
"Kepala Nada pusing," keluh Nada dengan suara serak.
"Bawa ke UKS cepat!" ucap Kiki dengan wajah khawatir.
Kenzo menganggukkan kepalanya, dia berusaha menggendong Nada dan membawanya ke UKS dengan berlari sekuat tenaga.
"Nada sadar," ucap Kenzo di sela saat dia berlari.
Sampai di UKS Kenzo langsung menidurkan Nada dan berteriak memanggil dokter. Dokter yang sedang berjaga langsung menghampiri Kenzo.
"Ada apa ini?"
"Cepat periksa dan obati dia!"
Sang dokter ketakutan mendengar suara Kenzo yang terlihat sedang marah.
**
Keluarga William dan keluarga Jhonson sudah berada di sebuah restauran ternama, mereka sedang menikmati makanan yang sudah mereka pesan sebelumnya.
"Haha, iya betul. Lain kali kita bisa pergi berlibur bersama, supaya hubungan keluarga kita semakin erat," ucap Abimanyu.
"Tentu saja, kita bisa atur jadwal. Apalagi anak-anak kita saling mengenal satu sama lain," jawab William.
"Sudah jelas, apalagi saya ingin mendekatkan Naomi dan Kenzo. Mereka terlihat sangat cocok, apa Pak William setuju?"
William tersenyum sambil melirik Sintya. Sintya pun hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan Abimanyu.
"Ya silakan, jika Kenzo bersedia dekat dengan Naomi. Saya tidak akan memaksa dan itu terserah Kenzo saja."
"Ngomong-ngomong, Kenzo kok belum sampai?" tanya Nadia.
Sintya melirik jam tangannya. "Iya ya, seharusnya Kenzo sudah tiba bersama Nada."
Naomi mengerutkan kening. "Bersama Nada? Bukannya Kenzo datang ke sini sendiri, Tante."
"Tadi bilangnya sih, mau membersihkan tempat acara sambil nunggu Nada dan habis itu mereka akan barengan ke sini."
Naomi mengeratkan genggamannya, hingga uratnya tercetak jelas. 'Sialan!' hardik Naomi dalam hati.
"Ya kita tunggu saja mereka," jelas William.
**
Nada membuka matanya dengan hati-hati, karena rasa sakit dari pelipisnya terasa sampai mata.
"Haus," ucap Nada.
Kenzo langsung mengambilkan air minum, lalu membantu Nada untuk duduk. Gadis itu meminumnya secara perlahan.
"Gue di mana?"
"UKS."
Nada memegang pelipisnya yang sudah diperban, lalu memegangi kepala belakangnya yang terasa perih dan sakit.
"Apa yang terjadi di toilet tadi?" tanya Kenzo dengan nada serius.
"Gue jatuh," jawabnya tanpa menatap Kenzo.
Kenzo memegangi dagu Nada supaya gadis itu menatap dirinya.
"Gue bukan anak kecil yang bisa dibohongi."
Nada memejamkan mata. "Beneran gue jatuh."
Kenzo menghela napas. "Kalau Lo udah sehat, Lo bisa cerita sama gue."
Kenzo berbalik keluar dari ruangan UKS, meninggalkan Nada di dalam sendiri. Nada pun merenungkan apa yang terjadi padanya.
"Naomi kenapa semakin jahat sama Nada?" tanya Nada sambil menatap lurus ke depan.
"Gue minta tolong sama Lo, urus semua pengurus osis dan juga bersihkan aula. Gue enggak bisa turun tangan," ucap Kenzo.
"Lo jangan khawatir biar gue urus semuanya," jawab Kiki sambil menepuk bahu Kenzo. Lalu, berbalik beberapa langkah dan kembali menatap Kenzo. "Gue mau Lo jujur sama gue."
Kenzo mengerutkan keningnya, menunggu kelanjutan ucapan Kiki.
"Lo sama Nada pacaran?" tanya Kiki to the point.
Kenzo menatap lekat wajah Kiki, dia tidak menjawab pertanyaan yang Kiki lontarkan padanya.
"Enggak usah Lo jawa. Gue pergi dulu." Kiki pun akhirnya meninggalkan Kenzo diam mematung di depan UKS.
Pertanyaan simple itu seharusnya bisa dijawab oleh seorang lelaki, namun Kenzo malah diam seribu bahasa.
Nada turun dari ranjang dan keluar UKS dengan perlahan, Kenzo berbalik dan sudah melihat Nada berada di sampingnya.
"Lo mau ke mana?"
"Ya mau balik lah, emang mau ke mana?"
"Lo masih sakit."
"Ke jedot doang juga. Udah ah gue mau istirahat di rumah."
Kenzo menggenggam lengan Nada, Nada menatap lalu menghela napas.
"Lo mau tarik tangan gue lagi?"tanya Nada.
Dan jawaban yang diberikan Kenzo pada Nada yaitu, menggendong Nada dengan penuh ke hati-hatian. Nada terkejut sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Kenzo.
" Gue enggak akan tarik tangan Lo lagi."
Nada terpaku dengan tingkah laku Kenzo padanya. Nada tidak pernah membayangkan ini sebelumnya.