Tamara adalah seorang wanita malam yang mempunyai banyak pelanggan. Dia menjadi salah satu wanita favorit di tempatnya bekerja.
Kehidupannya begitu bebas, karna dia hidup sebatang kara tanpa adanya keluarga, orangtua ataupun sanak saudara.
Tamara terus teringat di malam dia mendapatkan sebuah rasa yang tak dapat dia lupakan. Akankah dia mendapatkan cinta tulus dari seorang pria..? mengingat dia adalah cinta satu malam dari banyaknya pria.
Dan siapakah orangtua Tamara yang sebenarnya..?
Penasaran dengan kisahnya, ikuti terus kisah hidup Tamara dan jangan lupa like, coment,favorit dan votenya ya...
Salam manis semoga sehat selalu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pencarian
"K...kau mengikutiku..."
"Tidak...aku kan berada di kantor waktu itu...kau lupa aku bahkan sempat melakukan panggilan video padamu saat akan melaksanakan rapat..."
kata Jodi menatap Ara tanpa rasa bersalah.
"Ya memang bukan kau...pasti kau menyuruh anak buahmu kan..."
kata Ara dengan perasaan sedikit kesal.
"Memangnya kenapa... aku kan berhak tau apa yang kekasihku lakukan disana...aku takut kau membohongiku dan menemui pria lain disana...lagi pula aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja...apa itu salah..."
jawab Jodi malah dengan wajah yang tersenyum lebar.
Ara pun tak menjawab dia hanya mendnegus kesal.
"Huuufhh..."
"Sudahlah sekarang katakan padaku...apa yang kau lakukan di pondok pesantren itu..."
tanya Jodi penasaran, karna pekerjaan Ara adalah seorang wanita malam tapi Ara berkunjung ke sebuah pondok pesantren yang jelas mengajarkan pendidikan agama di dalamnya, jelas itu bertolak belakang dengan kehidupan Ara, dan itu membuat Jodi penasaran di buatnya.
Ingin menceritakan suatu kebohongan tapi Ara berfikir, jika dia berbohong sekarang maka akan menciptakan suatu kebohongan lagi suatu hari nanti. Dan pasti Jodi suatu saat nanti akan tau kebohongan Ara, mengingat dia mempunyai banyak mata-mata. Ara pun memilih untuk jujur padanya menceritakan semua tentangnya tanpa ada yang dia tutup-tutupi lagi.
Toh jika saja Jodi memang tak serius denganku tidak mungkin dia akan menceritakan kehidupan ku pada publik... lagi pula siapa aku...aku bukan orang penting di luar sana...
batin Ara berfikir sebelum bercerita pada Jodi.
Dan akhirnya Ara pun menceritakan semuanya pada Jodi, tentang dirinya yang berasal dari panti asuhan, batu giok dan pondok pesantren yang dia kunjungi tempo hari.
"Jadi kau kesana mencari ibumu..."
tanya Jodi.
"Hmm..."
jawab Ara hanya berdehem.
"Berarti ibumu berada di perkotaan...mungkin masih di kota ini...karna dia menitipkanmu di panti asuhan yang dekat dengan rumahmu kan...berarti dia tak jauh darisana Sayang...aku bisa membantu mu untuk mencarinya...siapa namanya tadi..."
jawab Jodi mencoba menerka-nerka karna mendengar cerita Ara.
"Apa kau sungguh mau membantuku...namanya Aisyah..."
jawab Ara antusias menatap Jodi.
Ara cukup senang mendengar perkataan Jodi, pasalnya dia juga tau seberapa besar pengaruh Jodi di negaranya, dia pasti memiliki banyak teman dan anak buah yang mungkin bisa menemukan ibunya.
"Tapi ibu Alma pun tak tau masihkah ibuku hidup atau tidak..."
imbuh Ara lagi berwajah sedih.
"Kau tak perlu pesimis seperti itu...yang penting kita cari dulu setiap orang yang bernama Aisyah...dan aku yakin ibumu pasti masih hidup Sayang...dan kau juga harus yakin akan hal itu..."
kata Jodi mencoba meyakinkan Ara.
"Hmm..kau benar..."
kata Ara mulai tersenyum lagi.
"Jadi kau benar-benar akan membantuku..."
imbuh Ara lagi.
"Ya aku akan membantumu...tentu tak akan semudah itu sayang...kau harus bersabar karna pasti banyak sekali nama Aisyah di negara ini...kita akan menunjukkan batu di setiap orang yang bernama Aisyah...tapi sebelumnya kita harus ke pondok pesantren dulu...tanyakan berapa umur dan tanggal lahir saudara kembar dari ibumu...ibumu pasti memiliki tanggal lahir dan umur yang sama bukan...itu akan membuat pencarian lebih mudah nanti..."
"Pondok pesantren.... kau mau kesana..."
"Tentu saja...kita akan kesana besok..."
jawab Jodi dengan tersenyum dan mengelus puncak kepala Ara lembut.
"Jangan khawatir kita pasti akan menemukannya sayang....kita harus meminta restu orangtuamu bukan sebelum menikah...jadi ini juga penting buatku..."
imbuh Jodi lagi dengan senyum tulus.
Mata Ara pun berbinar senang, tanpa terasa dia memeluk Jodi dengan eratnya.
menikah....benar aku harus meminta restu orangtuaku sebelum menikah...jadi Jodi benar-benar mencintaiku...dia bahkan mau membantuku menemukan ibu...
batin Ara.
Aku tak menyangka kehidupannya begitu memilukan...tapi dia dapat menyembunyikan segala kesedihannya dalam senyumnya yang manis itu...dan aku juga heran kenapa dia masih mau mencari kedua orangtua yang bahkan telah tega membuangnya....dia benar-benar wanita berhati baik hanya saja kehidupan tak memihak padanya, memaksanya bekerja menjadi wanita malam....tapi mulai sekarang akan aku pastikan dia akan selalu bahagia berada di sampingku...
batin Jodi sambil membalas pelukan Ara dan mencium puncak kepalanya.
Hari pun berganti, Jodi mengurungkan niatnya untuk pergi ke pondok pesantren bersama Ara karna ada sebuah pertemuan mendadak seorang klien yang tak bisa di batalkan. Dia pun menyuruh anak buahnya untuk pergi ke pondok pesantren itu untuk mengetahui segala hal yang membantu Jodi mempermudah pencarian ibu dari Ara.
Hari-hari berlalu dengan cepat, Jodi menyuruh salah satu anak buahnya yang handal di bagian IT untuk mencari daftar nama Aisyah di seluruh negara, terutama di beberapa kota yang di perkirakan ibu Ara tak jauh dari sana.
Telah menemukan daftar nama Aisyah tapi Jodi tak menemukan tanggal lahir yang sama dengan milik ibu Alma.
Jodi berfikir mungkin saja tanggal lahir yang tertera di data pemerintah salah, atau pun telah di ganti dengan suatu alasan, Akhirnya Jodi memutuskan untuk.memanggil beberapa nama Aisyah yang memiliki umur yang hampir sama dengan Alma.
Dengan sebuah panggilan video Alma juga membantu pencarian adiknya, dengan melihat satu persatu wajah yang di perkirakan mempunyai kemiripan dengan adiknya dulu. Juga beberapa ciri tubuh maupun tanda lahir yang dimiliki Aisyah. Tapi tak satupun mempunyai kemiripan dengan semua yang di sebutkan oleh Alma. Bahkan semua dari mereka tak tau menahu tentang batu giok yang di miliki Ara.
Beberapa dari mereka yang tau bahwa Jodi adalah seorang pengusaha kaya, mengaku sebagai ibu dari Ara dengan berbagai alasan, tapi ketika di minta untuk menyebutkan bentuk, rupa maupun warna dari batu giok milik Ara tak ada satupun yang menyebutkan dengan benar ciri-ciri batu tersebut.
Dirasa semua memanglah bukan ibu kandung dari Ara, Jodi pun memulangkan semuanya, dia memberikan beberapa bingkisan untuk semua wanita bernama Aisyah itu karna telah meluangkan waktu untuk membantu pencarian ibu Ara.
Dengan berat hati akhirnya Jodi melakukan pencarian di daftar nama orang-orang bernama Aisyah yang sudah meninggal dunia. Berharap meski tak menemukannya ketika hidup setidaknya Ara bisa tau dimana letak makan ibunya.
Tapi lagi-lagi semua menemukan jalan buntu, ada ratusan nama Aisyah yang sudah meninggal tapi dengan nama orangtua yang tak sama. Dari situ akhirnya Ara memilih untuk menyerah dan menyudahi pencarian terhadap ibunya.
"Aku akan terus berusaha sayang...tenanglah kita pasti akan menemukannya..."
kata Jodi sambil memeriksa nama-nama yang kembali di kirim oleh anak buahnya yang tertera di layar laptopnya.
"Sudahlah...aku sudah lelah...mungkin memang aku di takdirkan untuk tak memiliki.ibu..."
kata Ara sambil bersandar di sofa dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipinya.
"Aku mohon jangan berkata seperti itu....aku akan terus mencarinya...aku akan terus berusaha..."
kata Jodi sambil menangkupkan kedua tangannya di wajah Ara.
"Aku tak mau meneruskan lagi pencarian ini..mungkin aku sudah di takdirkan hidup sendiri tanpa hangatnya kasih sayang orangtua di sampingku..."
kata Ara getir menatap Jodi.
"Kau akan mendapatkan kasih sayang orangtua meski bukan dari orangtua kandungmu sayang..."
kata Jodi berusaha mengubah topik pembicaraan agar Ara tak semakin tenggelam dalam kesedihannya.
"Maksudmu..."
kata Ara menatap penuh tanya pada Jodi.
"Kau akan mendapatkan kasih sayang dari orangtuaku...aku akan segera mengenalkanmu pada kedua orangtuaku..."
kata Jodi sambil tersenyum, lalu mencium bibir Ara lembut.
Sementara Ara masih terdiam, mencerna baik-baik apa yang barusaja di katakan Jodi, lalu beberapa detik kemudian matanya membulat sempurna.
apa dia benar-benar akan menikahiku....
.
.
.
.
.
Bersambung....
Semoga ada bonus chapter nya,dengan ara yg bnyk ank🤭
karena rasanya gak rela deh udah tamat aja😢
nih ku kasih vote untuk mu thor,karena cerita nya Sangat bagus😘
ah seneng banget aku🥰🥰