harap di baca dan DIPAHAMI, novel ini banyak adegan dewasa, milf lovers, untuk yang tidak menyukai adegan 21++, dilarang keras membaca novel ini.... MC bertindak sesuka hati, kurang berakhlak, jadi bagi yang mencari alur cerita yang bagus dan MC yang lurus, tentunya anda salah novel, itu tidak di temukan di novel ini. selamat membaca, semoga terhibur
seorang pria yg berada di puncak kultivasi... dialah xiao zhou sang dewa kematian, dengan kemampuan yang di ranah surgawi menyebabkan kehancuran dan ketidak seimbangan, sehingga dewa harus menghentikan nya.
xiao zhou pun harus kehilangan segala nya, dan bereinkarnasi kembali 10 ribu tahun kemudian. dengan tubuh yang tersegel dewa.
membuatnya tidak bisa berkultivasi, dan juga takdir yang merubah jalan hidup nya yang kedua harus terbalik dengan kehidupan pertama nya, dialah yang akan menghentikan ketidak seimbangan alam yang di sebabkan orang lain...
ini adalah novel pertamaku, novel ini lebih ke arah romantis, dan erotis dari pada action.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzyl Morinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tungku yang terlupakan
Xiao Zhou berlari menaiki bukit, menuju puncak abadi.
ditepi hutan pohon-pohon almeria dan pinus berjejer di sepanjang jalan menuju kediaman leluhur Liu.
"hari belum terlalu sore, aku rasa sebelum malam aku sudah sampai di kediaman leluhur Liu" batin Xiao Zhou.
saat hari mulai gelap Xiao Zhou sampai di depan sebuah pintu gerbang dan mengetuk nya beberapa kali.
tidak beberapa lama pintu gerbang itupun terbuka Xiao Zhou pun cepat melangkahkan kaki nya masuk kedalam, kediaman Liu Fenghua.
dan terdengar suara merdu di udara.
"bocah sudah berapa lama kau tidak mengunjungi ku, apa kau sudah melupakan ku?" terdengar suara Liu Fenghua dengan nada dingin dan seperti sedang kesal.
Mendengar suara itu Xiao Zhou menjadi pucat, keringat dingin keluar pakaian yang di kenakan pun basah oleh keringat nya, di kedua kehidupan nya tidak pernah ia merasakan hawa seperti ini.
"Mohon maafkan aku nenek leluhur Liu, aku berjanji akan sering-sering mengunjungi nenek leluhur," ucap Xiao Zhou
Seketika itu juga tekanan langsung hilang dan di dekat Xiao Zhou sudah berdiri wanita secantik dewi dengan harum tubuh yang menyegarkan.
"hormat ku nenek Liu" ucap xiao zhou membungkuk.
"Sudah lah Zhou'er jangan terlalu formal, dan juga jangan pernah memanggilku nenek lagi, tubuh ku belum terlihat setua itu," sambil melotot kan mata nya mendekat ke wajah Xiao Zhou, membuat wajah mereka berdekatan.
mata mereka saling menatap untuk beberapa saat,
"deegggg..." dada Liu Fenghua sedikit berdesir, wajah nya sedikit memerah, dan dengan cepat memalingkan wajahnya ke tempat lain.
"bocah kecil itu sudah tumbuh menjadi pemuda yang begitu tampan sekarang," batin Liu Fenghua, yang untuk pertama kalinya mengagumi ketampanan seseorang.
"ehemmm... ingat ucapan ku tadi, atau aku akan menghajar mu mengerti, dan kau sekarang sudah terlihat dewasa Zhou'er, kau sangat tampan, hanya saja matamu masih saja terlihat acuh, tapi itu membuat para gadis akan semakin penasaran dengan mu, hihihi... berhati-hatilah dengan wajah seperti ini," ucap Liu Fenghua, mengacak rambut Xiao Zhou, menghilangkan kecanggungan di antara mereka.
"Baik nen... emm bibi Liu maafkan aku" ucap Xiao Zhou gugup.
"baiklah Zhou'er kali ini ku maafkan, sekarang aku sedang sibuk tidak bisa menemui paman Wu mu itu" ucap Liu Fenghua.
ucapan Liu Fenghua membuat Xiao Zhou pun terkejut,
"sialan... wanita ini bisa membaca pikiran ku" batin Xiao Zhou, dan tidak berani menatap ke arah Liu Fenghua seperti ketakutan jika pikiran nya di lihat oleh Liu Fenghua.
"tenanglah Zhou'er, aku tidak bisa membaca pikiranmu itu adalah tehnik terlarang, aku hanya merasakan aura dari paman Wu mu itu di Paviliun Bulan." ucap Liu Fenghua
"cukup membicarakan itu, sebaiknya kau membersihkan diri dan, masak untuk makan malam mu sendiri, besok pagi ada yang harus kau kerjakan untuk ku," ucap Liu Fenghua seperti ibu yang sedang memarahi putra nya.
"baik bibi Liu aku mengerti," ucap xiao zhou dan langsung ke dapur memasak.
tidak berselang lama masakan pun jadi dan Xiao Zhou meletakkan nya di meja makan.
Xiao Zhou merupakan anak yang gemar memasak, dan setelah membersihkan diri nya remaja tanggung itupun mulai duduk untuk makan bersama bibi Liu yang sudah duduk lebih awal di meja makan, mereka pun menikmati masakan dari Xiao Zhou dengan lahap.
malam itu Xiao Zhou terlihat gelisah, warna kulit nya tampak memerah, seluruh tubuh nya bermandikan keringat.
Liu Fenghua melihat kejadian itu, dan dengan cepat mengangkat tubuh Xiao Zhou dan membaringkan nya di ranjang giok nya.
"Zhou'er... apa kau tidak membawa pil yang aku berikan?" tanya Liu Fenghua.
"aku melupakan nya Bibi, tadi siang aku tergesa-gesa untuk ke tempat ini," ucap Xiao Zhou, nafas nya terlihat tidak teratur.
Liu Fenghua dengan cepat melepaskan pakaian Xiao Zhou, agar dengan cepat menyerap khasiat ranjang giok itu.
Liu Fenghua sedikit terkejut melihat tubuh atas Xiao Zhou, matanya seperti tidak berkedip, dan seperti tidak sadar jemari lentik nya meraba dada Xiao Zhou.
"oohhh... tidak apa yang terjadi padaku?" dan cepat-cepat Liu Fenghua membuang pikiran nya, dan mengalir energi qi ke tubuh Xiao Zhou.
malam sudah larut, energi qi Liu Fenghua begitu banyak terserap membuat sedikit kelelahan, dan tanpa di sadari nya kedua nya sudah tertidur di atas ranjang giok itu.
langit belum terang Liu Fenghua tersadar, menatap sekeliling kepala nya terlelap di dada Xiao Zhou, dan jemari panjang nya memeluk dada yang satu dari remaja itu, tampak wajah Xiao Zhou yang terlihat begitu tenang dengan suara nafas yang teratur.
senyum indah Liu Fenghua menghiasi bibir merah nya, tangan nya mengelus wajah Xiao Zhou, dan seperti tersambar petir kesadaran mulai kembali.
"apa aku menyukai pemuda ini? yaahh Dewa.... apa yang telah ku pikirkan, dia sudah seperti anakku sendiri, aku merasa jijik pada diri ku sendiri," batin Liu Fenghua dan dengan cepat bangkit dari ranjang itu, dan menyelimuti tubuh Xiao Zhou serta meninggalkan nya.
***
pagi pagi Liu Fenghua mengajak Xiao Zhou ke bukit di belakang kediaman nya, tempat itu hanya mempunyai jalan masuk dan keluar hanya dari kamar Liu Fenghua.
dan di bukit itu terdapat sebuah seperti sumur berdiameter sekitar sepuluh meter, terlihat air sumur itu mengeluarkan uap ke emasan.
di samping sumur terdapat bukit yang di tumbuhi tanaman herbal.
"bibi Liu itu benda apa?" tanya Xiao Zhou menunjuk benda seperti tungku pil yang begitu besar.
"itu tungku yang terbuang dari langit, bibi sendiri tidak tau sudah berapa lama tungku itu ada disitu" ucap Liu Fenghua.
tungku itu sangat besar berbentuk bulat dan berdiameter 2 meter.
"Bibi boleh kah aku melihat nya?" tanya xiao zhou.
"baiklah.. tapi hati-hati tungku itu tepat berada di bibir sumur" ucap Liu Fenghua.
Xiao Zhou hanya mengangguk, dan mendekati tungku itu, dan naik ke atas tungku tersebut, di dalam tungku tersebut xiao zhou merasa hangat dan nyaman.
"hemm... coba tunggu ini berisi air hangat pasti senang rasanya berendam di sini" batin Xiao Zhou sambil tersenyum lebar.
"Zhou'er.. cepat kemari bantu bibi mengumpulkan tanaman herbal seperti ini," Liu Fenghua sambil menunjukan sejenis tumbuhan herbal.
"Bibi Liu kenapa mengumpulkan tanaman herbal ini?" tanya Xiao Zhou.
"Bibi membuat beberapa pil untuk," Liu Fenghua menghentikan kata kata nya, terlihat ada raut sedih di wajah cantik nya, menatap ke arah Xiao Zhou.
"maafkan aku Zhou'er, aku tidak bisa menyelamatkan nyawa mu, racun di tubuh mu sudah mendekati jantung mu," batin Liu Fenghua, jemari-jemari lentik nya saling meremas, dirinya begitu marah karena tidak bisa berbuat lebih untuk pemuda itu.
hari sudah siang, beberapa pil penyembuhan sudah jadi, Liu Fenghua memberikan pil itu pada Xiao Zhou.
"Zhou'er... sebaik nya kau kembali ke paviliun bulan katakan pada paman Wu mu aku akan berkunjung besok, jangan lupa minum pil yang bibi berikan ini," ucap Liu Fenghua dan dengan cepat mengusap air matanya.
"baiklah Bibi aku berangkat sekarang," ucap Xiao Zhou.
Hari itu setelah kepergian Xiao Zhou, Liu Fenghua tidak dapat mengerjakan apa-apa, pikirkan nya selalu terbayang kejadian saat kepalanya tertidur di dada Xiao Zhou.
"ini tidak boleh terjadi, aku tidak boleh memikirkan nya lagi," batin Liu Fenghua.
Lanjuuuutkan Thor...🤭🤭😜😜🔥🔥💪💪
Lanjjuuutkan Thor...👍👍😍😍🔥🔥🤪🤪