Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Tbc:
Karya ini sedang diikutsertakan lomba YAW.
Mohon dukungannya yaa,dengan like,komen,vote,dan juga share..
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Cit...kamu belum mau pulang?"Laura menghampiri Citra di meja kerjanya.
"Belum Ra...aku bentar lagi."Jawab Citra.
"Kalo gitu aku duluan yaa".
"Iya,hati-hati di jalan yaa."Balas Citra.
Laura keluar dari gedung kantornya,sebelum keluar,Laura melihat keadaan sekitar dulu,ia tidak ingin bertemu lagi dengan Dika.
Karena merasa aman,Dika tidak datang lagi untuk menemui Laura,ia pun langsung keluar,dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir,di parkiran.
Tanpa Laura sadari,sejak tadi Dika memperhatikan Laura dari jauh,dan sekarang Dika sedang mengikuti Laura,dari jarak yang aman,agar tidak diketahui oleh Laura.
Dika sangat penasaran,dimana kini Laura tinggal,jika bukan dirumahnya lagi.
Dika juga ingin tahu,apakah Laura tinggal bersama Arya atau tidak.
Laura yang tidak menyadari dirinya sedang diikuti oleh Dika pun,mengemudikan mobilnya dengan santai.
Beberapa menit kemudian Laura sampai di gedung apartemen milik Arya,ia memarkirkan mobilnya terlebih dahulu,Laura lebih suka memarkirkan mobilnya di luar gedung apartemen,dari pada di parkiran basement atau bawah tanah.
"Ternyata kamu tinggal disini,Ra".
"Aku gak pernah tau kalo kamu punya apartemen disini."Ucap Dika.
Ia masih terus memperhatikan Laura dari jauh,dan saat Laura masuk ke dalam gedung apartemen,Dika pun segera menyusul.
Dan ikut masuk bersama Laura di dalam lift yang akan membawa Laura ke unit apartemennya,Laura masih belum menyadari ada Dika di dekatnya,karena saat ini,Dika merubah penampilannya,agar tidak dikenali oleh orang lain.
Ditambah di dalam lift bukan hanya ada dirinya dan juga Dika saja,membuat Laura tidak mencurigai apapun.
Pintu lift pun terbuka,dengan jarak yang aman,Dika masih mengikuti Laura dari belakang.
Saat Dika melihat Laura berdiri di depan pintu unit apartemennya,dan sedikit lagi akan masuk,Dika langsung menerobos masuk bersama Laura.
Laura terkejut karena Dika tiba-tiba saja ikut masuk bersamanya.
"Dikaaa...mau apa kamu kesini?,keluar kamu!"Ucap Laura.
"Kamu gak bisa lagi menghindar dari aku,Ra.Aku gak akan biarin kamu lepas gitu aja".
"Paling gak,aku harus mendapatkan sesuatu yang selama ini,kamu jaga."Ucap Dika,menatap Laura dengan tatapan penuh nafsu nya.
"Lepasin aku Dika,kamu jangan kurang ajar yaa."Laura berusaha melepaskan diri dari cengkraman Dika.
Sementara Dika menempelkan tubuh Laura di dinding,iya juga berusaha untuk mencium Laura,tapi Laura selalu memalingkan wajahnya.
"Kamu bisa diam gak sih!,aku akan kasih kamu sesuatu yang gak akan pernah kamu lupain sampai kapanpun,Laura."Ucap Dika.
"Lepas gak,aku bilang lepas Dika!,kamu menjijikan sekali."Laura terus meronta agar dilepaskan oleh Dika.
"Biiiii,biiiiii tolong aku."Teriak Laura.
"Kamu fikir aku percaya?,cuma kita berdua yang ada disini,kan?,kamu gak akan bisa lepas dari aku,Ra,aku harus dapatin itu,sebelum kamu menikah sama Arya".
"Aku gak rela,kamu menikah dengan lelaki yang jauh lebih baik dari aku."Ucap Dika lagi
"Biiiiii tolonggg."Teriak Laura lagi.
Bi sarti yang sedang tidur pun terbangun,ia terkejut,karena mendengar suara teriakan Laura,ia fikir dirinya bermimpi,tapi setelah mendengar suara teriakan ke 2 kali nya,ia yakin,itu bukan mimpi.
Bi sarti langsung berlari keluar dari kamarnya,ia mendapati laki-laki asing yang berusaha melecehkan Laura.
Tanpa berfikir panjang,bi Sarti mengambil talenan kayu yang ada di dapur,dan memukulkan talenan tersebut di bagian belakang kepala,yang jika terkena pukulan,akan membuat seseorang tersebut pingsan.
Setelah itu,Dika jatuh,dan tidak sadarkan diri.
Bi sarti langsung memeluk erat Laura,sementara Laura menangis tersedu-sedu di pelukan bi Sarti.
Untung saja ada bi Sarti,jika tidak,entah hal apa yang sudah terjadi padanya.
Bi Sarti meminta izin menggunakan hape Laura untuk menelpon Arya,karena Laura tidak bisa melakukan hal tersebut,tubuhnya gemetar karena ketakutan.
"Hallo den Arya,ini bibi,tolong kami den,ada orang asing masuk,dan hendak melecehkan non Laura,tapi saya sudah pukul orangnya,sekarang dia pingsan den."Bi Sarti langsung berbicara saat panggilannya sudah tersambung dengan Arya.
"Ya Allah,bi...terus Laura dimana sekarang?".
"Non Laura ada den,lagi di peluk sama bibi,aden tolong kesini segera."Balas bi Sarti lagi.
Arya langsung mematikan sambungan telpon,setelah itu,dirinya langsung menghubungi pihak keamanan apartemen,untuk mengamankan Dika terlebih dahulu.
Setelah beberapa detik menunggu,panggilan Arya pun diangkat oleh salah satu satpam di apartemen miliknya.
"Halo selamat malam,ada yang bisa saya bantu?"Tanya satpam tersebut.
"Malam pak,saya Arya,pemilik salah satu apartemen di Rich Clayton".
"Tolong bapak periksa ke unit apartemen saya,di nomor 21,barusan asisten rumah tangga saya mengabarkan,ada orang asing yang menerobos masuk,dan berusaha melecehkan calon istri saya".
"Tolong segera diamankan pak,saya khawatir,orang tersebut sadar,dan kembali bertindak jahat,karena di dalam apartemen saya,hanya asisten rumah tangga dan juga calon istri saya."Ucap Arya.
"Baik pak,saya akan segera kesana."Jawab satpam tersebut.
setelah mendengar jawaban dari satpam,Arya langsung memutuskan sambungan telponnya.
Ia berjalan keluar dari kamarnya,dengan wajah yang sangat cemas,Arya bahkan melewati ibu nya begitu saja,yang sedang berada di meja makan.
"Aryaa kamu mau kemana,makan malam dulu."Ucap ibu Arya,memanggil putranya yang hendak keluar rumah.
"Aku mau ke apartemen bu,Laura dalam bahaya."Jawab Arya,ia keceplosan menyebutkan nama Laura di hadapan ibu nya.
Padahal ibu nya pun sudah tau tentang Laura.
"Ibu ikut..."Ucap ibu Arya.
Arya yang panik dan sedang terburu-buru pun tidak mengatakan apapun,termaksud mengatakan jika dirinya keberatan sang ibu ikut dengannya
"Aryaaaa jangan ngebut-ngebut Ar...ibu belum mau mati,ibu masih mau lihat kamu menikah dan juga bermain sama cucu ibu".
"Ibu pegangan,aku khawatir sama Laura dan juga bibi,mereka hanya berdua di apartemen."Balas Arya.
"Iya tapi kamu juga gak boleh ngebut-ngebut kaya gini,kamu pasti udah telpon pihak keamanan di apartemen,kan?".
"Mereka pasti udah bergerak cepat,mengamankan orang asing itu."Ucap ibu Arya.
Arya perlahan-lahan,menurunkan kecepatan laju mobilnya.
Ia sadar,jika dirinya kenapa-kenapa,bagaimana dengan Laura.
Hanya butuh waktu 10 menit,Arya sudah sampai di gedung apartemennya,Karena rasa khawatirnya yang begitu tinggi terhadap Laura,Arya langsung lari begitu saja keluar dari mobilnya.
Ia bahkan lupa akan ibu nya yang tertinggal di belakang,ibu Arya memahami saat ini putranya sedang sangat cemas.
Ia membiarkan Arya untuk berjalan lebih dulu,sementara dirinya,menyusul di belakang.
"Bagaimana pak?,apa sudah diamankan orang asing tersebut?"Tanya Arya,kepada salah satu satpam yang sedang berjaga di sana.
"Sudah pak,kami sudah menelpon kepolisian,baru saja,orang tersebut di bawa ke kantor polisi."Jawab satpam tersebut.
"Terimakasih pak."Balas Arya.
Setelah itu,Arya langsung berjalan kembali,ia melangkah dengan setengah berlari,menuju unit apartemen miliknya.
Arya masuk ke dalam lift,di dalam lift ia terus saja bergerak kesana-kemari,kaki nya tidak bisa diam,karena merasa cemas dengan keadaan Laura,ia takut terjadi apa-apa dengan Laura,Laura pasti saat ini sedang merasa sangat ketakutan.
Setelah pintu lift terbuka,Arya langsung berlari kuat menuju unit apartemen nya,menunggu beberapa saat di depan pintu apartemen,sampai pintu apartemen pun dibuka oleh bi Sarti.
Arya masuk dan berjalan cepat ke arah Laura yang terduduk di lantai.Tanpa berfikir panjang Arya langsung mendekap dan memeluk Laura dengan erat.
Hati Arya sangat sakit,melihat kondisi Laura,Laura menangis tersedu-sedu dalam pelukannya,tubuhnya bergetar,Arya yakin,jika saat ini Laura sedang merasakan sangat takut,dan juga trauma.
"Arya...aku takut,aku takut banget,Dika tiba-tiba menerobos masuk ke apartemen ini."Lirih Laura.
"Aku gak tau,kalo dia ngikutin aku sampai kesini."Lirih Laura lagi.
"Huuusstt...udah yaa,kamu tenang,sekarang udah ada aku disini."Balas Arya,membelai lembut kepala Laura.
"Kamu udah aman,gak akan ada yang berani berbuat jahat lagi ke kamu,aku udah ada disini,mulai hari ini,aku akan selalu ada untuk melindungi kamu".
"Percaya sama aku,semuanya akan baik-baik saja,lelaki itu udah dibawa ke kantor polisi."Ucap Arya lagi,sambil memegang wajah Laura,memandang nya dengan lembut,dan menghapus bulir air mata yang ada di pipi Laura.
"Bi tolong ambilkan Laura minum."Ucap Arya kepada bi Sarti,yang masih berdiri di hadapan Arya dan juga Laura.
"Ayo sini,kita duduk dulu di sofa yaa."Arya menuntun Laura berdiri dan duduk di sofa yang berada di ruang televisi.
Ia kembali membawa Laura ke dalam dekapannya,Arya ingin Laura merasa tenang karena kehadirannya.
Sungguh,Arya tidak bisa membayangkan,jika saja,dirinya tidak meminta bi Sarti menemani Laura disini.Kejadiannya pasti akan lebih parah dari sekarang.
Bi Sarti pun datang,dengan membawa segelas air putih di tangannya,ia menyerahkan gelas tersebut kepada Arya.
"Minum dulu Ra..."Ucap Arya.
Laura mengambil gelas yang ada di tangan Arya,dan meminumnya perlahan.
"Coba tarik nafas dalam-dalam,terus hembuskan perlahan."Ucap Arya lagi.
Laura melakukan apa yang Arya katakan,ia menarik nafasnya dan menghembuskannya secara perlahan.
"Gimana?,udah mendingan?"Tanya Arya.
Laura mengangguk kecil,Arya mengambil gelas yang ada di tangan Laura,dan meletakkan nya ke atas meja.
Kemudian,Arya menyeka sisa-sisa air mata yang ada di wajah Laura,dengan lembut,membawa Laura ke dalam pelukannya lagi...