Kekecewaanya terhadap sang Ayah membuat Azzura menerima dengan lapang ketika sang ayah akan memasukannya ke sebuah pesantren.
Ingin menolak namun hatinya terlalu lelah dengan keadaan.
Satu hal yang ia harapkan bahwa langkahnya menerima keputusan sang ayah hanya agar sang bunda kelak akan bahagia dan tak mendapat siksaan atas semua dosa-dosa nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duaenam
...Lagi-lagi author mau ngucapin beribu-ribu terimakasih buat para sahabat yang selalu dukung othor....
...Pokoknya othor gak akan pernah bosen buat ngingetin sahabat untuk terus dukung author dengan cara follow,vote,like dan comment karya othor yang recehan ini🥰...
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
...----------------...
Setelah drama tentang bolu pisang tadi ,disinilah kedua sejoli sekarang berada.
Setelah melaksanakan sholat ashar berjamaah,zura dan Gus ilham masuk ke dalam kamarnya.
Zura duduk bersila di depan lemari Gus Ilham.
Tangannya mulai membuka tas dan mengeluarkan isinya.
Beberapa baju ia pisahkan seperti tunik dan rok agar tidak pusing untuk mengambilnya.
Zura membuka lemari Gus Ilham dan menata pakaiannya di dalam yang sebelumnya sudah di sediakan oleh Gus ilham jauh-jauh hari setelah pulang dari akad.
"Kapan barang-barang yang di titip di panti mau di ambil yang?"
Tanya Gus ilham yang sejak tadi duduk di atas kasur sambil memperhatikan kegiatan sang istri.
"Nanti aja lah a,kalau ada waktu luang.Lagian cuma tas,sepatu dan beberapa barang yang lain aja soalnya semua pakaian zura kasih aja ke anak panti biar lebih bermanfaat.Lagian sebagian jarang zura pakai, sayang juga kan kalo cuma di lipet atau di pajang doang"
"Aa setuju sayang karena segala sesuatu itu akan ada hisabnya,jadi alangkah baiknya jika barang yang kita miliki itu barang yang benar-benar kita perlukan karena seperti agama Islam melarang seorang muslim untuk berlebih-lebihan dalam segala hal, termasuk memiliki pakaian karena pakaian ada hisabnya atau pertanggungjawaban yang harus kita jelaskan di hari perhitungan kelak.Jadi menurut Aa ada baiknya jika memang kita ingin membeli pakaian baru maka lebih baik pakaian yang lama kita berikan kepada orang yang lebih membutuhkan seperti kamu sayang,itu jauh lebih bermanfaat." ucap Gus ilham yang kemudian tangannya menarik zura perlahan dan mendudukan di pangkuannya.
Perlakuan Gus ilham membuat zura diam mematung,jantung berdebar kencang,pipinya merah merona namun tangannya terasa dingin bagai es.
Lidahnya tiba-tiba kelu tak bisa berkata apa-apa.
"Aa belum membeli barang-barang hantaran untukmu seperti pada pernikahan umumnya karena waktu itu waktunya yang memang tidak memungkinkan di tambah Aa memang sengaja, ingin kamu sendiri yang memilih barang-barang apa yang kamu mau dan butuhkan "
Gus ilham menarik wajah zura agar saling bertatapan.
Mata keduanya saling menatap manik mata yang begitu tersirat kebahagiaan dan kehangatan.
"Sepertinya zura belum butuh apa-apa A,nanti aja belanjanya kalo zura butuh.Untuk sekarang pakaian ini aja udah cukup ,untuk kebutuhan lainnya lainnya zura bingung A apa zura harus belanja bulanan untuk dapur sendiri atau kasih uangnya aja ke umi "
Terlihat wajah kebingungan zura yang justru terlihat lucu bagi Gus Ilham.
"Maaf ya sayang untuk sementara kita tinggal bersama umi dan abah dulu,kalau boleh jujur uang Aa masih belum cukup untuk buat rumah, InsyaAllah akhir tahun nanti kita bisa mulai cicil pembuatan rumahnya "
Ada rasa sedikit kecewa karena ia belum bisa memberikan tempat tinggal pribadi untuk sang istri.
Sebelumnya Abah dan umi sudah berniat akan membuatkan rumah untuk Gus Ilham,namun dengan hati-hati Gus ilham menolaknya karena ia ingin membangun rumah keluarga kecilnya dengan hasil usahanya sendiri.
"Gak apa-apa ko A santai aja,zura juga masih ingin mengenal keluarga Aa lebih dekat."Jawab Zura tersenyum manis .
"Mm..nanti kalau rumahnya kecil zura tidak keberatan?"
Tanya Gus ilham hati-hati,bukannya tidak ingin membuat rumah mewah namun saat ini ia juga harus mulai menabung untuk masa depan keluarga kecilnya nanti.
Zura yang mendengar ucapan Gus Ilham langsung menangkup wajah Gus ilham.
"Aa pasti tahu kan rumah Ayah 3 kali lipat lebih besar dari rumah umi,maaf bukannya sombong tapi Aa juga tahu kan mewahnya rumah Ayah.Tapi bagi zura rumah itu bukanlah rumah impian zura,karena bagi zura rumah itu tak lebih hanya sebagai persinggahan sementara bagi zura.Rumah ayah mewah tapi bagi zura itu sepi A,rumah besar yang sama sekali tidak ada kehangatan keluarga. Tapi di sini,di rumah umi zura merasakan kehangatan yang selama ini zura inginkan.Jika harus memilih zura ingin mempunyai rumah sederhana tapi di dalamnya penuh kehangatan jadi walaupun kelak Aa menawarkan rumah mewah,zura akan tetap memilih rumah sederhana tapi nyaman dan asri"
"MasyaAllah sayang,beruntungnya Aa punya istri kaya kamu.Terimakasih Ya Allah karena sudah memberikan bidadari syurga untuk hamba"
Bahagia...
Satu kata yang Gus ilham rasakan saat ini,gadis remaja yang siapa sangka sudah menjadi seorang pengusaha bahkan terlahir dari keluarga kaya raya tapi ternyata begitu sederhana.
"Aku yang lebih beruntung A, Amalan apa yang aku perbuat sama Allah sehingga Allah memberikan zura laki-laki dan keluarga yang luar biasa"
Satu tetes airmata lolos dari ujung mata zura,
Tak pernah ada di dalam mimpinya ia akan berada di posisi yang sekarang.
Allah benar-benar sedang melimpahkan kebahagiaan untuknya.
"Walaupun di awal pernikahan ini kamu belum ada rasa cinta,tapi boleh kan Aa meminta agar zura bisa Ikhlas menerima pernikahan ini dan belajar mencintai Aa karena Allah "
Sungguh besar harapan Gus ilham dalam penikahannya ini,karena ia berharap ini menjadi pernikahan pertama dan terakhir untuknya.
Berharap Allah SWT selalu meridhoi setiap langkahnya hingga kelak Allah SWT mempertemukannya kembali di jannahnya.
"Tidak ada alasan zura untuk tidak ikhlas dengan takdir zura saar ini,dan tanpa Aa pinta pun zura sedang berusaha mencintai Aa karena Allah SWT.Dan zura pun ingin meminta keikhlasan Aa boleh ?"
"Apa sayang ?"
"Aa ikhlas tidak jika zura belum bisa memberikan hak Aa? Hanya sampai zura selesai ujian " Tanya zura hati-hati.
Zura tahu ini memang tidak benar karena menunda memberikan haknya untuk suami,tapi banyak pertimbangan yang zura fikirkan.
Saat ini zura hanya ingin bersungguh-sungguh melaksanakan ujian nya agar ia bisa mendapatkan hasil yang terbaik sehingga bisa membanggakan orang-orang yang menyayanginya.
Gus Ilham tersenyum manis melihat zura.
"Aa tidak akan pernah memaksakan kehendak,senyamannya dan sesiapnya kamu saja.InsyaAllah Aa ikhlas jika memang alasannya tepat..lagian cuma nahan 2minggu saja kan sayang?"
Goda Gus ilham tak lupa alisnya naik turun membuat zura gugup dan tersipu malu.
Wajahnya terasa panas karena mendengar ucapan terakhir Gus ilham.
Ia bukanlah gadis yang tidak mengerti tentang hubungan suami istri.
Dan itu membuat jantungnya berdebar lebih kencang lagi.
Gus ilham yang melihat wajah gugup zura merasa lucu,menggoda sang istri menjadi kesenangannya sekarang ini.Larut dalam pikirannya sendiri membuat zura tak sadar saat ada benda kenyal yang menempel di bibirnya.
Matanya melotot sejenak namun usapan lembut pada punggungnya membuatnya mencoba rilex dan memejamkan matanya kala Gus Ilham mulai menjelajahi seluruh dalam mulutnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...