NovelToon NovelToon
Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

"Menjadi prajurit butuh perjuangan, butuh pengorbanan. Berjuang untuk bumi tempat berpijak, demi setiap tarikan udara yang kita hirup dan demi orang-orang tercinta beserta kedaulatan. Berkorban, mengorbankan segala yang kita miliki sekalipun sebuah sumpah setia di ujung senapan."

~Teuku Al-Fath Ananta~

"Aku tak akan membuat pilihan antara aku atau bumi pertiwi, karena jelas keduanya memiliki tempat tersendiri di hatimu. Jadilah sang garuda meski sumpah setia kau pertaruhkan diujung senapan."

~Faranisa Danita~

Gimana jadinya kalo si sarjana desain grafis yang urakan dan tak suka pada setiap jengkal tanah yang ia pijaki bertemu dengan seorang prajurit komando pasukan khusus nan patriotisme dalam sebuah insiden tak terduga, apakah mereka akan seirama dan saling memahami satu sama lain, dalam menjejaki setiap jalanan yang akan mereka lalui ke depannya di belahan bumi pertiwi ini? Ikuti kisahnya disini yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JANJI KITA

Suara bising kendaraan yang melintas saling bersambut dengan degupan jantung yang cepat, "abang pergi lagi? Kapan, berapa lama?" sederet pertanyaan bernada mendesak dan kesal ditodongkan Fara pada Al Fath.

"Nanti kita bicara, jangan di jalan. Masa mau ngobrol sambil teriak-teriak," balas Al Fath, pelukan Fara mengerat di perut Al Fath, ia menempelkan badan di punggung suami tentaranya.

Al Fath memasukkan motornya ke bassement untuk parkir, dirasa sudah menemukan tempat yang kosong, mereka berhenti. Mungkin diantara para pengunjung gedung mall ini mereka termasuk ke dalam golongan pengunjung cuek, disaat yang lain datang dengan penampilan terbaik, keduanya malah serasi dengan jaket hijau berlogo tentara negara, dan alas kaki sendal jepit.

"Mau nonton apa?" Al Fath merangkul wanitanya dari samping.

"Action! Atau thriller," Fara bingung.

"Thriller aja gimana?" usul Al Fath mencetuskan ide, rupanya ini persamaan lain mereka,

"Boleh," angguk Fara. 2 tiket sudah di tangan tapi waktu masih menyisakan satu jam lagi.

"Cari makan dulu deh bang, masih lama soalnya," rengek Fara, karena ternyata perut dan ususnya sudah meronta-ronta sambil tawuran di dalam sana, untung saja tak saling lempar-lemparan asam lambung.

Al Fath mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, "disana aja gimana?" tunjuknya pada gerai makanan cepat saji yang masih di lantai yang sama, hanya terhalang beberapa gerai.

"Dimana aja lah bang, yang penting kenyang!" jawab Fara, Al Fath menggandeng tangan Fara yang hampir tenggelam di jaketnya.

Untuk selanjutnya kedua manusia beda postur ini berdiri di depan kasir memilih makanan apa kiranya yang akan menjadi menu makan malam keduanya.

"Malam mbak, mas mau pesan apa?"

"Abang mau pesen yang mana?" tanya Fara.

"Dek Fara sendiri?" tanya Al Fath balik.

"Fara yang paket nasi ayam tapi level 5, sama fire wings." Al Fath menoleh pada Fara menatap dengan sebelah alisnya terangkat, "yakin?" selera perempuan memang terkadang berbeda dengan lelaki.

"Oiya dong!" mantap Fara.

"Samain aja sama kamu, tapi punya abang level 1 aja," ia tak mau ambil resiko mules-mules nantinya sepulang dari sini, kan ngga lucu kalo bibirnya jontor cuma karena ayam.

"Hahaha cemen!" ejek Fara.

"Ohhh, sombong ya! Awas nanti kalo di rumah kamu bolak-balik toilet! Abang ngga ikut tanggung jawab." Al Fath menajamkan sorot matanya pada Fara mewanti-wanti.

"Tenang bang, perut Fara udah kebal! Udah berguru sama limbad!" jawabnya sukses membuat si mbak kasir melipat bibirnya ke dalam.

Ngga pedes kaya bukan makan! Slogan Fara.

Mereka mengambil nomor antrian dan memilih meja aga sedikit dekat pintu agar terlihat pintu depan bioskop di sebrang mereka.

Pengunjung gerai cepat saji ini tak terlalu banyak, mungkin bisa dihitung dengan jari, iya..jari kaki seribu.

Berulang kali Al Fath menyeka keringat Fara dengan tissue, "nah kan senjata makan tuan," gelas minuman Fara pun hampir kosong padahal baru beberapa gigitan saja Fara memakan fire wingsnya.

Al Fath mendorong gelas miliknya ke depan Fara, "enak kok! Abang mau coba?" Al Fath sangsi memakan sayap ayam berbumbu di tangan Fara, terlihat kurang meyakinkan bagi kesehatan lambungnya. Ia menggeleng, "liat muka kamu aja udah merah gitu, jangan sampe nanti ngga jadi nonton. Abang udah beli tiketnya," Al Fath sudah selesai makan sejak 5 menit yang lalu.

"Beres lah!" balasnya enteng, bibir Fara sampai memerah karena makanan itu.

"Udah dek, udah..itu bibir kamu udah merah gitu," tahan Al Fath, Fara mirip seperti Zahra adiknya, begini jika sudah makan di luar, sering tak terkendali sesuai nav sunya.

"Masih ada bang, sayang itu. Uang abang dibuang-buang!" balasnya.

"Udah yang ada ntar kamu sakit perut!" akhirnya Fara menyerah menyisakan satu sayap lagi karena larangan Al Fath.

"Tanggung?"

Al Fath menunjukkan wajah tak bersahabatnya yang membuat Fara akhirnya luluh, "oke--oke!" Fara melengos ke belakang mencari toilet untuk mencuci tangan.

"Udah tinggal 10 menit, kita masuk sekarang aja!" ajak Al Fath.

Selama pemutaran film keduanya fokus hanya pada film yang sedang ditonton tanpa ada adegan mesra yang menjadi pengganggu ke-khusyuk'an keduanya. Padahal di samping kanan, kiri, depan, belakang para pasangan malah asyik mojok bukannya menonton.

Sudah bukan masanya, kedua manusia ini mojok-mojokan di tempat gelap, di tempat terang sekalipun mereka bisa ngadon dedek, tanpa takut dosa karena tak ada hukum yang akan melarang, itulah keuntungan keduanya.

Dampak sayap ayam tadi baru terasa sekarang, perut Fara mulai merasakan sensasi kebakaran, mungkin si empunya sengaja ingin melakukan genosida pada cacing-cacing di perut.

"Bang, ke kamar mandi deh bentar!" nyengirnya, Al Fath melepaskan gandengan tangannya di tangan Fara, "nah kan, apa abang bilang?" perempuan itu segera berlari ke dalam kamar mandi sementara Al Fath menunggu di tempatnya sekarang sambil memainkan ponsel, niatnya malam ini Al Fath ingin berbicara serius pada istrinya itu, tapi ada saja hal yang mengganggu ke khidmat-an keduanya.

Terlihat Fara sudah kembali, Al Fath mengantungi kembali ponselnya, "udah?" Fara mengangguk.

Baru saja Al Fath akan meluncurkan kalimat pembuka, Fara sudah kembali menyela, "bang pulangnya beli susu dulu deh! Perut Fara ngga enak," pintanya. Al Fath menghirup nafas dalam-dalam dan menelan kembali semua ucapannya, jangan sampai ia melempar Fara dari atas gedung ini.

"Iya dek," hingga langkah mereka sampai di bassement, Al Fath belum juga mengutarakan isi pikirannya.

"Bang, bisa buru ngga bawa motornya Fara kebelet pengen ke air lagi?!" pinta Fara di tengah jalan.

"Udah abang bilang kan tadi?!" geramnya pada sang istri, akhirnya Al Fath mencari spbu terdekat di jalan menuju ke markas.

Moodnya untuk bicara sudah terbang ke angkasa, wajahnya keruh, acara kencan yang seharusnya romantis dengan lolosnya ajakan Al Fath malah berujung kesal.

"Udah?!" tanyanya bernada tegas sambil melipat tangan.

"Udah," magicnya perempuan ini bukannya takut dengan wajah banteng Narnia Al Fath, tapi ia malah terkekeh geli, "santai brurr, ngga usah nge-gas gitu bang, serem kaya macan! Rawrrr!" cibirnya, benar-benar menguji kesabaran, lama-lama ia garap juga sesampainya di rumah.

Tak ada obrolan yang terjadi di sisa perjalanan, keduanya sama-sama membisu menikmati suasana malam yang masih ramai.

"Bang,"

"Hm," ketusnya.

"Abang lagi pms ya?" Fara cengengesan, tak ada jawaban dari Al Fath.

"Cih, anak orang marah!" colek Fara di dagu Al Fath. Baru kali ini ada orang yang berani mencolek pak letnan kolonel, minta di lempar ke ladang ranjau apa gimana?

"Abang belum jawab pertanyaan Fara tadi," ia menaruh kepalanya di punggung Al Fath, begitu hangat, bahkan kini tubuh Fara menempel sempurna di badan belakang Al Fath membuat seketika jiwa angkuh yang tengah kesal itu runtuh.

Motor sudah masuk ke dalam markas kembali, suasana sudah gelap hanya diterangi lampu teras rumah-rumah dinas dan mes, hanya beberapa orang saja yang keluar dari rumah.

Al Fath menghentikan laju motornya, ia kembali menyusun kata-kata yang tadi sempat semrawut dan berjatuhan di jalanan karena tingkah ceroboh Fara.

"Loh, kok berenti disini? Motornya mogok?" tanya Fara menegakkan badannya.

"Engga," Al Fath menarik standar penyangga motor dengan kaki, membiarkan Fara tetap duduk disana sementara ia sudah turun.

"Dek,"

Fara mendongak demi melihat Al Fath.

"Ibukota sebenarnya hanya tempat transit abang saja, sambil menunggu tempat penugasan selanjutnya. Dan sekarang surat tugas abang sudah turun," Fara mengerutkan dahinya.

Diraihnya kedua tangan Fara dalam genggaman tangan besarnya.

"Abang mengemban tugas di daerah perbatasan timur negri sebagai danyon, bukan hanya seminggu, dua minggu..." tatapan itu semakin dalam menembus ruang dan waktu ke arah mata Fara. Tanpa ingin menyela al Fath, Fara hanya diam.

"Mungkin bisa setahun, dua tahun atau mungkin lebih lama lagi," gestur tubuh Fara menunjukkan keterkejutan, "maksud abang..."

"Ikutlah dengan abang, sesuai janji kamu di depan pejabat kesatuan dan di depan Allah,"

Secepat ini ia harus meninggalkan ibukota, tempatnya dilahirkan dan 'nyak? Tapi kembali, apapun resikonya sudah Fara pikirkan matang-matang sebelum ia memutuskan menerima lamaran Al Fath.

"Fara ikut kemanapun abang bertugas, mendampingi abang menjalankan tugas negara sesuai janji Fara di depan pejabat kesatuan dan di depan Allah," jawabnya, senyuman Al Fath tercetak jelas.

"Seperti janji abang sebelumnya, abang akan ajak kamu keliling nusantara, masih banyak hal indah di negri ini yang patut disyukuri," Al Fath refleks memeluk Fara, begitupun Fara yang membalasnya penuh semburat merah di pipi.

"Iya, Fara ikut abang!" cicitnya, akhirnya ada juga saatnya moment-moment romantis yang terjadi diantara mereka setelah melewati 7 putaran rotasi bumi.

"Oyy..oyyy!" teriak seseorang, keduanya menoleh tanpa melepaskan pelukan, ternyata beberapa orang sedang berjalan ke arah mereka.

"Saudara berdua ini mau bertindak as usi la di tempat gelap?! Ikut kami ke kantor !" ucapnya menggelegar namun kemudian ia tertawa puas melihat wajah-wajah terkejut Fara dan Al Fath.

"Si alan! Halal brur!" balas Al Fath, kebetulan sekali Andre, bang Yosef dan bang Regan baru saja selesai nobar sepakbola dari rumah Gentra, bahkan Dilar yang baru saja pulih ikut bergabung disana.

Fara menyembunyikan wajahnya di balik badan Al Fath, keciduk juga kan!

"Jangan gitu dong bang! Liat yang jomblo nih! Otewe cari gadis kalo kaya gini," sewot Dilar.

"Noh Lar, anak gadis banyak di rumah bang Regan! Mana warna-warni lagi," jawab Andre.

"Yang bener aja bang, itu mah ayamnya Kirani!" desis Dilar.

"Udah halal ko malah main gelap-gelapan!" ujar bang Regan.

"Gini nih pacaran jaman sekarang, daripada di tempat yang terang lebih milih tempat gelap, biar di temenin setan!" sahut Yosef diantara hisapan rokoknya.

.

.

.

1
laelatul qomar
Luar biasa
laelatul qomar
bacanya sampe tahan napas thor..hohoho
laelatul qomar
aku syuka banget karya othor yg bergenre militer lho..rasa nasionalisme dapet,romantis jg ad kocaknya jg ada..keren bget karya2 nya..entah ini sdh novel othor yg keberapa ak baca..syuka smua mua nya
Anonymous
o
Susilawati
mungkin utk saat ini Fara emang belum cinta tapi kalo bang Fath udah jatuh cinta pada pandangan pertama 🤭🤭🤭
Isra Nariah
mau atuh lihat tentara bawa baskom, aslina ngakak/Grin/
Susilawati
cinta pertama dan idolanya bang Fath itu umi Salwa, jadi ketika ketemu sama cewek yg 11 12 sama umi nya langsung jatuh cinta deh 🤭🤭🤭
Anita Choirun Nisa
seru pol
Yatie Amoya
bagus ceritanya
Yatie Amoya
suka ceritanya
maaaaaciii Thor 🥰
Ani
karya karya keren kok kak aku baru baca 2 cerita Kapt. Rayyan dan lanjut Letkol Al Fath.. bener bener amazing 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Ani
dua duanya sudah saya coba rasanya mantul. menurutku yang paling manis matoa papeda
Nur Halima
Luar biasa
dwigar maja
shangri-la..
inget sama Dj amber kan jadi nya 😁
dwigar maja
ceritanya bagus, udah baca 3x.. hahahha gak bosen
As Ngadah
FARANISA kita bestie😃😃😃😃
As Ngadah
Sagara otewe
As Ngadah
oalah ra fara
Attaya Zahro
Ikut terharu Q kak 🥺🥺🥺
Nana Niez
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!