NovelToon NovelToon
I'M Sorry, I Love You

I'M Sorry, I Love You

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Teen School/College / Masalah Pertumbuhan / Romansa / Teman lama bertemu kembali / Trauma masa lalu
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mae_jer

Kaiya Agata_ Sosok gadis pendiam dan misterius

Rahasia yang ia simpan dalam-dalam dan menghilangnya selama tiga tahun ini membuat persahabatannya renggang.

Belum lagi ia harus menghadapi Ginran, pria yang dulu mencintainya namun sekarang berubah dingin karena salah paham. Ginran selalu menuntut penjelasan yang tidak bisa dikatakan oleh Kaiya.

Apa sebenarnya alasan dibalik menghilangnya Kaiya selama tiga tahun ini dan akankah kesalapahaman di antara mereka berakhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Sabtu siang, Kaiya menggunakan waktu kosongnya menemani seorang bocah sakit kanker di rumah sakit tempat dokter Kean bekerja. Tiap minggu gadis itu memang selalu menyempatkan diri bermain dengan bocah bernama Ramba itu.

Dulu waktu Kaiya masih dalam perawatan di rumah sakit itu, Ramba selalu datang berbincang-bincang dengannya. Ia akui kehadiran Ramba yang lucu membuatnya merasa terhibur. Ramba selalu bercerita kalau dirinya tidak punya orang lain yang peduli. Anak itu seorang yatim piatu. Orangtuanya sudah meninggal sejak ia masih kecil, dan bocah itu sendiri harus bertahan hidup melawan penyakit kankernya.

Meski memiliki kisah hidup yang sedih, Ramba selalu bersikap ceria dan dewasa. Terkadang Kaiya sedih melihat Ramba, namun ia selalu berusaha tersenyum didepan bocah itu. Ramba adalah anak manis yang bisa membuat Kaiya betah berbincang-bincang dengannya di rumah sakit. Lihat saja sekarang, mereka seperti tidak pernah habis bahan obrolan sampai kedatangan dokter Kean.

"Kak Kaiya jangan lupa beliin Ramba komik kesukaan Ramba yah." seru Ramba mengingatkan dengan menatap Kaiya penuh harap. Bocah dua belas tahun itu suka menghabiskan waktunya dengan membaca.

Kaiya mengangguk melemparkan senyum tipis. Ia mengacak-acak rambut Ramba pelan.

"Apa yang kalian bicarakan?" kedua orang itu sama-sama menatap ke dokter Kean yang muncul tiba-tiba.

"Ramba minta kak Kaiya beliin Ramba komik dokter." kata Ramba semangat. Dokter Kean tersenyum.

"Sekarang kamu minum obat kamu yah. Setelah itu istirahat. Sudah seharian ini kamu bermain." ucap dokter tampan itu. Ramba sebenarnya belum mau tidur. Ia masih ingin mengobrol dengan Kaiya, namun anak kecil itu mengangguk patuh pada dokter Kean. Ia tahu dokter Kean melakukan hal itu untuk kebaikannya sendiri, jadi dia harus patuh.

                                  ***

"Bagaimana kuliahmu?"

Kaiya melirik dokter Kean yang berjalan di sampingnya. Mereka berjalan berdampingan saat keluar dari kamar rawat Ramba ke depan rumah sakit.

"Nggak ada yang istimewa, namun aku menikmati suasana barunya." ucap Kaiya. Dokter Kean tersenyum tipis.

"Kau sudah dapat teman baru?" tanyanya lagi. Giliran gadis di sebelahnya itu yang tersenyum lalu mengangguk.

"Ada satu, namanya Lory." jawabnya mengingat Lory.

"Kau bisa mulai pelan-pelan menerima orang baru. Asal itu tidak mengganggu pikiranmu." kata dokter Kean lagi. Kaiya mengangguk. Memang dokter Kean yang selalu mengerti dirinya.

Kaiya tahu dokter Kean ini sangat baik. Ia tidak hanya menganggap gadis itu sebagai pasien, tapi juga sahabatnya. Kaiya sendiri merasa senang mengenal pria itu. Dokter Kean sudah banyak sekali membantunya. Apalagi ketika dirinya berada di situasi-situasi sulit.

"Kaiya, kau tahu kan aku selalu bisa di hubungi kalau kau membutuhkanku?" dokter Kean menatap Kaiya dengan wajah serius. Gadis itu balas menatapnya.

"Ya, " angguk Kaiya. Tangan dokter Kean terangkat mengelus-elus lembut kepala gadis itu.

"Ya sudah. Hati-hati di jalan." gumam lelaki itu sambil membukakan pintu taksi yang telah berada di depan rumah sakit. Kaiya masuk ke mobil itu, melambai-lambai ke dokter Kean ketika taksi yang di tumpanginya mulai berjalan meninggalkan tempat itu.

Sepanjang perjalanan sang sopir taksi tidak pernah membuka topik pembicaraan. Sama dengan Kaiya yang tidak ada minat untuk bicara hari ini. Tidak, hampir setiap hari ia tidak ada minat untuk sekedar berbicara, mengobrol-ngobrol ringan dengan orang lain. Karena jelas dia yang sekarang hanyalah seorang gadis yang kaku, tidak seperti dulu lagi.

Gadis itu menghentikan mobil yang ia naiki didepan sebuah supermarket dekat apartemennya. Seharian ini ia merasa kelelahan, namun stok makanan dan cemilannya sudah habis. Jadi ia memutuskan untuk mampir ke supermarket kecil yang terletak tak begitu jauh dari tempat tinggalnya.

Kaiya menyeberangi jalan dengan langkah cepat, secepat yang mungkin dilakukan sepasang kaki yang belum beristirahat selama delapan jam terakhir ini, dan masuk ke supermarket. Ia langsung berjalan ke rak makanan ringan dan mie dan mengambil sebanyak mungkin dengan asal. Kalau bibinya lihat, ia mungkin akan diomelin habis-habisan. Tapi Kaiya tidak peduli. Baginya tidak penting lagi makanan yang ia konsumsi sehat atau tidak, yang penting perutnya ada isi.

"Anda mau bayar pakai apa nona?" tanya seorang perempuan muda yang bertugas di meja kasir dengan ramah setelah melihat barang-barang yang mau Kaiya beli diletakkan di meja kasir.

"Kartu." jawab Kaiya datar. Ia membuka tas sampirnya dan mencari dompet. Wajahnya berubah saat benda yang dia cari-cari tidak dapet juga. Ke mana dompetnya? Ia tidak bisa lagi membayar dengan cara lain karena ponselnya sudah mati.

"Sebentar, saya yakin sekali sudah memasukkan dompet tadi…" Kaiya mengaduk-aduk isi tasnya, lalu menumpahkan seluruh isinya ke meja kasir.

Kini, di atas sana ada buku kecil yang agak lusuh, bolpoin yang tutupnya sudah hilang, tissue, ponsel, dan barang-barang aneh lainnya yang sedikit aneh kalau dibawa cewek jaman sekarang. Biasanya kebanyakan perempuan akan membawa peralatan make up atau barang kecantikan lainnya dalam tas mereka, namun Kaiya sedikit berbeda.

"Kenapa tidak ada?" Kaiya bergumam sendiri sambil terus mencari. Ketinggalan di rumah? Berarti seharian ini ia tidak menyadari ia tidak membawa dompet?

Pandangannya berpindah ke kasir yang sepertinya berubah menatapnya dengan tidak suka. Tidak ramah seperti tadi lagi. Lalu ia merasa seseorang menepuk punggungnya dari belakang.

Kaiya menyembunyikan perasaan terkejutnya saat mengetahui siapa pria yang menepuknya dan berdiri di belakangnya itu. Ginran. Pria itu menatapnya datar, tanpa ekspresi. Ya ampun, kenapa mereka harus bertemu di situasi seperti ini sih. Memalukan.

"Kalau kamu tidak ada uang untuk membayar, minggir saja. Kau sudah membuat barisan menjadi panjang." kata pria itu dingin. Tak ada niat sedikitpun untuk membantu gadis itu membayar belanjaannya. Kaiya menatap ke barisan yang memang sudah panjang.

Apa karena dirinya? Ia jadi merasa tidak enak. Pantas saja kasir didepannya tampak tidak senang. Kaiya lalu cepat-cepat memasukkan kembali barang-barangnya di tas dan minta maaf pada kasir lalu cepat-cepat keluar dari dalam supermarket itu.

"Cih, kalau tidak punya uang bilang saja. Pakai alasan segala. Kan dia punya hape, masa tidak bisa bayar pake hape di jaman modern kayak gini. Terimakasih loh kak sudah bantu kami menangani pembeli yang aneh begitu. Lagaknya saja yang sombong, ternyata tidak punya uang." celetuk kasir tadi sambil menebarkan senyum termanisnya pada Ginran. Sayangnya, tidak ada respon sama sekali dari pria itu. Raut wajahnya tetap dingin, dan matanya terus tertuju pada barang-barang yang mau dibeli oleh Kaiya tadi.

"Ini saja kak belanjaannya?" tanya kasir itu lagi dengan senyuman ramah yang sengaja dibuat-buat.

"Hitung itu juga." ucap Ginran menunjuk barang milik Kaiya tadi. Sontak sih kasir merasa cukup terkejut.

"Kakak mau bayar barang-barang yang ingin dibeli gadis  tidak tahu malu tadi?" Ginran menatap tidak suka pada kasir itu.

"Dengar, ikuti saja apa kataku dan ingat baik-baik. Gadis tidak tahu malu yang kau sebut itu punya nama. Namanya Kaiya, dia seratus kali lebih baik dari perempuan sepertimu." Ginran menekan nama Kaiya dan menatap tajam kasir perempuan itu yang tersentak kaget lalu tersenyum canggung dan malu sekali. Apalagi orang-orang yang mengantri semua menertawakan dia.

"T ... ternyata kalian saling kenal." gumamnya tersenyum malu lalu cepat-cepat menghitung belanjaan milik Kaiya tadi.

1
Hurul Fatmi
Luar biasa
anisa f
nah yg namanya teman itu kek gini
Nurfath Handaya
ceritanya seru banget
anisa f
namanya teman, harusnya semua kyk darrel
kl kyk ginran naomi apalagi jiro, mereka kyk bukan teman, tp org lain yg hanya melihat "luar"nya saja
anisa f
1. saksi
2. teman d LN
Adila Ahmad
bgus
SmaiLlingMiQ
Luar biasa
Fajar Fitri
minta laki² seperti ginran ..pengen 😭😂
Tiffany_Afnan
tolong.. kalian menodai otakku ! pikiranku jadi awut²an
Tiffany_Afnan
yaa Allah Tuhan... Manusia Jahhatt !! 😞😞
Tiffany_Afnan
iih iya iihh.. aq aja yg cm baca juga malu bgt 🤭🤭 pdhl gk kenal kan.. pencemaran otak emang 🤣🤣🤣
Tiffany_Afnan
nyangkil? kesandung kah..
Tiffany_Afnan
darel paling gacor kek nya.. good.. bukan yg sumbu pendek.
karyaku
hi kak transmigrasi menjadi istri mafia jangan lupa mampir y kk
karyaku
hi kak transmigrasi menjadi istri mafia jangan lupa mampir y
Lilianti Mokodongan
penasaran dengan masalah yaya
Lilianti Mokodongan
ginran akan tahu semuanya PD akhirnya
Nur baeti
Luar biasa
Lilianti Mokodongan
hmhm ada yg cemburu niii
Lilianti Mokodongan
Ingat kakaknya yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!