Kimberly tidak menyangka keluarganya akan tega dan sejahat itu menjadikan dirinya sebagai gadis pelunas hutang, sedangkan kekasihnya dinikahkan dengan adik tirinya.
Kimberly lebih terpukul ketika mengetahui calon suaminya buruk rupa dan lumpuh, di tambah sikap lelaki itu sangat kejam serta Arogant. Tak peduli yang dia siksa lelaki atau perempuan, yang calon suaminya tahu hanya menindas.
Apakah pernikahan mereka berjalan harmonis atau berakhir perceraian?
Ikuti yuk Novelku yang Ke 41
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tempat Asing
"Sejak kejadian kebakaran hingga sekarang aku tidak bertemu dengan Mommy. Ketika aku bertanya sama Daddy katanya Mommy tidak ingin menemui ku dengan alasan wajahku buruk rupa dan ke dua kakiku lumpuh." Jawab Ray dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa bisa begitu?" Tanya Kimberly dengan wajah sangat terkejut.
"Katanya jika melihat wajahku membuat Mommy ingat akan kebakaran karena itulah Mommy tidak mau menemui ku." Jawab Ray.
"Hingga Kak Ray mempunyai dua adik kembar, orang tua Kak Ray tetap tidak pernah datang?" Tanya Kimberly sambil menatap wajah Ray yang terlihat sangat sedih.
"Tepat sekali, mereka tidak pernah datang." Jawab Ray sambil tersenyum tapi terlihat kalau senyumnya terasa hambar.
"Hingga suatu ketika aku mendengar kalau ke dua adik kembarku ingin menguasai seluruh harta orang tua kami bahkan memerintahkan anak buahnya untuk memata matai mansion ini." Sambung Ray.
"Padahal harta tidak bisa di bawa mati karena kalau kita meninggal hanya bisa membawa kebaikan yang selama ini kita lakukan. Jika kita membawa kejahatan yang ada matinya masuk neraka. Apalagi untuk apa memantau mansion ini?" Tanya Kimberly.
"Apa yang kamu katakan memang benar dan mengenai mengapa ke dua adikku menyuruh anak buahnya untuk memantau mansion karena ke dua adik kembarku tidak ingin wajahku di operasi dan ke dua kakiku bisa berjalan seperti semula." Jawab Ray.
"Ke dua adik kembar Kak Ray ... (Menjeda kalimatnya) ... Kok jahat banget ..(Dengan suara pelan nyaris tidak terdengar namun Ray dapat mendengarnya dengan jelas)." Ucap Kimberly.
"Benar sekali mereka sangat jahat sama seperti ke dua orang tuaku yang tidak pernah menyayangiku dengan tulus ketika wajahku buruk rupa dan ke dua kakiku lumpuh." Jawab Ray sambil mendongakkan kepalanya ke atas agar dirinya tidak menangis.
"Tidak ada yang menyayangiku dengan tulus ketika aku berada di rumah sakit akibat kejadian kebakaran itu hingga sekarang dan hanya Paman Donald sajalah yang menyayangiku dengan tulus." Sambung Ray dengan tubuh gemetar.
Grep
"Kak Ray salah, aku sangat tulus menyayangi dan mencintai Kak Ray." Ucap Kimberly yang hatinya entah kenapa sangat sakit mendengar penderitaan Ray membuat Kimberly memeluk tubuh Ray.
"Jika Kak Ray menangis maka menangislah dan tidak perlu malu karena terkadang pria menangis untuk menghilangkan rasa sesak di hatinya." Sambung Kimberly sambil mengusap punggung Ray.
"Hiks ... Hiks ... Hiks ..." Isak Ray sambil membalas pelukan Kimberly.
Kimberly hanya bisa mengusap punggung Ray berulang kali tanpa mengucapkan kata sedikitpun hingga beberapa saat Ray sudah mulai tenang.
"Terima kasih, kamu sudah hadir dalam kehidupanku dan aku harap kamu selalu setia denganku." Pinta Ray sambil mendorong perlahan tubuh Kimberly
"Aku janji untuk selalu setia dengan Kak Ray apapun yang akan terjadi." Ucap Kimberly dengan nada penuh keyakinan sambil menatap wajah tampan Ray.
Ray hanya tersenyum hingga Ray menatap bibir Kimberly. Ray mendekati wajah Kimberly membuat Kimberly memejamkan ke dua matanya.
Cup
Ray mencium bibir Kimberly karena tidak ada penolakan Ray kembali mencium bibir Kimberly namun berupa lu x ma x tan. Kimberly ikut membalas ciuman Ray hingga beberapa saat Kimberly menepuk dada Ray karena dirinya kehabisan nafas. Ray yang mengerti langsung melepaskan ciumannya.
"Hah ... Hah ... Hah ..." Kimberly langsung menghirup udara sebanyak - banyaknya.
Ray hanya tersenyum kemudian mengarahkan bibirnya ke arah leher Kimberly kemudian mencium leher Kimberly sambil melepaskan satu persatu kancing milik Kimberly. Kimberly mengeluarkan suara merdunya hingga Ray memberikan tanda kepemilikan.
"Aku ingin melakukannya, bolehkah?" Tanya Ray sambil mengusap salah satu gunung kembar yang masih terbungkus.
"Maaf Kak, kita melakukannya jika kita sudah resmi menikah." Jawab Kimberly sambil turun dari pangkuan Ray dan langsung mengancingkan kemejanya.
Ray menghembuskan nafasnya dengan perlahan sambil turun dari ranjang untuk mandi air dingin.
"Kak Ray marah?" Tanya Kimberly ketika melihat Ray turun dari ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi.
"Kakak tidak mungkin marah padamu." Jawab Ray sambil membuka pintu kamar mandi.
"Kalau tidak marah kenapa masuk ke kamar mandi? Kalau Kakak ingin melakukannya aku tidak akan menolaknya." Ucap Kimberly yang tidak ingin Ray marah.
"Kita akan lakukan itu besok saja karena kita sudah resmi menikah." Jawab Ray sambil masuk ke dalam kamar mandi.
Kimberly tersenyum bahagia mendengar ucapan Ray kalau besok mereka akan menikah.
"Aku tidak perduli jika merayakan pernikahannya secara sederhana asalkan kita sudah resmi menikah." Ucap Kimberly.
Kimberly berbaring di ranjang kemudian memejamkan matanya sambil menunggu Ray keluar dari kamar mandi. Namun karena lelah menunggu akhirnya Kimberly tidur dengan pulas nya.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka tampak Ray dengan wajah yang sangat segar karena habis mandi. Ray berjalan ke arah ranjang dan duduk di sisi samping Kimberly yang sudah tertidur dengan pulas.
'Aku sangat bersyukur bisa memiliki gadis sebaik kamu.' Ucap Ray dalam hati sambil menatap punggung Kimberly karena saat ini Kimberly membelakangi dirinya.
Tubuh Ray yang sangat lelah membuat Ray ikut berbaring dan tidak membutuhkan waktu yang lama Ray ikut tertidur dengan pulas.
Tidak berapa lama Kimberly membalikkan badannya kemudian tanpa sadar Kimberly memeluk tubuh kekar Ray untuk mencari kehangatan.Ray pun membalas pelukan Kimberly yang juga mencari kehangatan.
xxxxxxx
Di tempat yang berbeda di mana sepasang suami istri dan seorang putri mereka berada di mansion lebih tepatnya di kamar baru mereka yang berada di tengah hutan.
Sepasang suami istri tersebut perlahan membuka matanya kemudian langsung bangun dari ranjang sambil berpikir.
"Kenapa aku berada di tempat asing seperti ini?" Tanya sepasang suami istri tersebut bersamaan.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sambil menunggu up silahkan mampir ke karya temanku dengan judul :