Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24: Putri Kecil
Scarlett beranjak dari teras samping, Elyzia memanggilnya karena mereka akan pulang.
"Ah aku lupa.." gumam Scarlett melepaskan jaket Felix dari punggungnya.
"Aku tidak membutuhkannya lagi, sama seperti pemiliknya," ucap Scarlett melemparkan jaket ke sofa. Scarlett masuk ke dalam rumah.
"Begitukah?" timpal Felix entah sejak kapan pria itu datang.
"Jangan lupa, aku tidak memintanya. Kamu sendiri yang memaksaku," ucap Scarlett menyenggol bahu Felix.
"Akhh..." pekik Scarlett saat tubuhnya di dorong hingga punggungnya menyentuh tembok dan menghimpit tubuh wanita itu.
"Lepas!" Scarlett menatap tajam Felix. Pria itu menyeringai semakin menekan tubuhnya.
"Kenapa aku merasa menghindari ku? apa kamu sengaja melakukannya untuk menarik perhatian ku?" Felix menarik sudut bibirnya.
"Maaf, tapi anda terlalu percaya diri," kata Scarlet mendorong tubuh Felix.
"Ck.. bagaimana bisa Scarlett yang selalu mengejar-ngejar cintaku tiba-tiba berubah. Itu tidak mungkin," kata Felix.
"Bukankah seharusnya kamu senang. Dulu kamu selalu marah jika aku mengejar-ngejar cintamu seperti orang gila. Bahkan kamu bersikap dingin dan kasar pada ku. Tapi sekarang kenapa kamu seolah tidak terima dengan itu?" tukas Scarlet mengingatkan Felix.
"Atau..." Scarlet berhenti sejenak. Felix mengernyitkan alisnya menunggu kata-kata selanjutnya yang akan Scarlett lontarkan.
"Kamu mulai menaruh hati dengan ku?" bisik Scarlett di telinga pria itu dengan senyum meremehkannya. Felix terdiam dan tak sadar melonggarkan tekanan tubuhnya membuat Scarlett dengan mudah melepaskan diri dari kungkungan tubuh Felix.
"Andai Elyzia melihat ini. aku yakin, darahnya pasti mendidih," kata Scarlett tertawa dan menjauh dari pria itu.
Scarlett menghentikan langkah kakinya, dan memutar tubuhnya untuk melihat Felix, "Ku harap itu tidak benar. Karena apa? karena aku tidak tertarik dengan pria sepertimu. Aku tidak ingin cinta mu bertepuk sebelah tangan nantinya."
"Bodohnya aku dulu tergila-gila dengan mu. Aku melupakan fakta bahwa di luar sana ada banyak pria yang lebih dari mu," kata Scarlett lalu pergi meninggalkan Felix.
Felix tidak merasa sakit hati dengan perkataan Scarlett. Entah mengapa ia semakin penasaran dengan wanita itu. Tentu saja bukan karena tertarik dengan wanita itu. Felix yakin jika Scarlett sedang merencanakan sesuatu di balik perubahannya itu. Ia harus menyelidikinya. Felix yakin jika Scarlett hanya berpura-pura saja untuk merusak hubungannya dengan Elyzia.
"Elyzia, jangan lupa datang besok. Felix akan menjemput mu," ucap Diandra.
"Tentu Bibi," balas Elyzia.
"Memangnya kalian ada acara apa sayang?" tanya Peter pada istrinya.
"Tidak ada, kami hanya ingin memasak bersama," kata Diandra.
"Ah, Scarlett sudah datang. Kalau begitu kami pulang dulu Peter," tukas Wilson saat melihat Scarlett datang.
"Ah iya... hati-hati di jalan," ucap Peter. Wilson dan keluarganya lalu masuk ke dalam mobil.
Setibanya di rumah, Scarlett langsung menuju kamarnya. Ada sesuatu yang lupa. Ia menghentikan tangannya membuka pintu kamarnya.
"Selamat malam dad.." ucap Scarlett. Wilson tersenyum menatap putrinya.
"Selamat malam putri kecil daddy.." ucap Wilson membuat Scarlett tersenyum. Entah mengapa ia ingin memanggil Scarlett dengan panggilan kesayangannya.
"Aku bukan putri kecil lagi dad," balas Scarlett.
"Tapi kamu tetap putri kecil daddy," ujar Wilson. Scarlett mengangguk lalu masuk ke dalam kamarnya.
"Mom, dad.. aku ke kamar dulu. Good night mom, dad. Have a nice dream," tukas Elyzia. Wilson dan Mia lalu mengangguk.