Sang Ajudan

"Baik saya akan ceraikan kamu, tapi ingat kamu jangan menyesal atas keputusan kamu memilih dia. Proses cerai yang belum ada kata talak itu tidak menjamin kamu bisa sama dia. Saya hanya ingin mempertahankan ini semua kita harus sama - sama intropeksi diri. Kamu begitu mungkin karena saya, tapi kalau kamu tidak mau ya sudah. "

"Maaf Mas, saat malam itu setelah pulang Reuni kami tidur bersama. Kenapa saya lakukan itu? Karena saya tidak mendapatkan kepuasan dari kamu. Saya dapat dari dia, sekarang saya tahu, kenapa karena Adela. "

"Kamu Anita...!! " Tunjuk Raiz.

"Sekarang paham kan, jangan pertahan kan saya. "

"Baik, kalau itu yang kamu mau. Tapi ingat jangan menyesal dengan pilihan pria itu, dia masih status suami orang. "

"Jangan urusi masalah saya, sekarang talak saya. "

"Baik, semoga dia lebih baik dari saya. Dan maaf saya sudah menyakiti kamu dan buat kamu kecewa. " Ucap Raiz.

"Saya Raiz Hafizh Faisal, dengan sadar men talak Anita Hapsari haram bagi saya untuk saat ini."

Anita tersenyum dengan mata berkaca - kaca, dan Raiz pun menundukkan wajah nya dengan menutupi kedua tangan nya.

"Saya pamit Mas, saya keluar dari rumah ini. Besok kita akan jumpa pers, bahwa kita sudah bukan suami istri lagi. " Ucap Anita lalu keluar dari kamar mereka berdua.

"Ya Allah, saya dalam satu tahun ini menceraikan dia wanita. Dimana kedua nya sama - sama ada di hati saya. "

*****

"Jadi kamu cerai sama Anita? " Ucap Pak Kusumo.

"Iya, besok kita akan jumpa pers. " Ucap Raiz.

"Apa kamu akan cerita masalah kamu yang dulu? " Tanya Pak Kusumo.

"Kalau iya kenapa? "Jawab Raiz.

"Kamu apa nggak pikir tentang pencalonan kamu kembali, ini akan berpengaruh. Dan buat apa jumpa pers segala. "

"Pah, tidak jumpa pers atau jumpa pers semua akan tahu kalau kami telah cerai. Dan meluruskan masalah tentang pernikahan saya dan Adela. Dan saya masih mencari siapa dalang di balik bocor nya kabar pernikahan kami. "

"Apa setelah cerai kamu akan bersama Adela? "

"Entah kalau kesitu nya, saya saja baru cerai. Dan dia juga sudah punya calon. Apa saya yang akan berganti untuk jadi orang ketiga?"

"Kata kamu Adela sakit, apa kamu akan mendampingi nya sampai ajal nya tiba?"

"Papah berharap dia meninggal? "

"Kalau kamu kembali sama dia, berarti kamu pun akan di tinggal selamanya. Carilah pengganti Anita yang menemani kamu sampai tua. "

"Pah, orang sehat belum tentu hidup sampai tua. Orang sakit belum tentu bisa sembuh dan berumur panjang walau vonis dokter mengatakan tinggal menghitung hari."

"Menikah itu guna nya mencari keturunan dan menemani hingga hari tua. Kalau nggak wanita nya penyakitan buat apa. "

Ibu Laila menatap ke arah Pak Kusumo, dan segera beranjak dari tempat duduk nya.

"Mau, kamu mau kemana? " Panggil Pak Kusumo.

****

"Mba Laila tumben memanggil saya kemari?" Ucap Ibu Nuri.

"Setelah cerai, apakah suami saya masih suka mengobrol sama kamu? " Tanya Ibu Laila.

"Hanya sebatas masalah Raiz saja mba." Jawab Ibu Nuri.

"Apa kamu masih memiliki rasa sama suami saya? "

"Kalau itu sudah tidak lagi, setelah menceraikan saya. Yang ada hanya Raiz saat ini, bagi saya Raiz lah penguat hidup saya. Walau dia tak tahu saya sebenarnya Ibu kandung nya. "

"Maaf kan saya Nuri, kalau saya egois. Meminta Maaf Kusumo menikah sama kamu hanya demi sebuah keturunan. Saya tidak bisa memberikan nya keturunan setelah rahim saya di angkat. "

"Mas Kusumo itu hanya cinta sama Mba Laila, dia menuruti permintaan mba karena cinta nya sama mba. Saya hanya ingin selalu dekat sama Raiz walau dia tak tahu saya ibu nya. "

"Rumah tangga Raiz hancur, dia cerai sama Anita. "

"Berarti dia akan kembali sama Adela, anak itu saya suka sama dia."

"Kenapa kamu mendukung sekali?"

"Dia itu tak pernah menunjukkan betapa sedih nya dia dan rapuh. Dia rela pergi demi Raiz untuk kembali pada cinta terdahulu nya. Saya yakin Raiz sangat mencintai Adela, anak itu sakit parah. Dia harus bahagia di sisa hidup nya bukan berakhir sedih." Ucap Ibu Nuri.

****

"Jadi Pak Andi akan menikah kan anak Bapak? " Ucap Raiz saat membaca kartu undangan yang di kirim langsung oleh Pak Andi.

"Datang ya Pak, saya minta Bapak yang menjadi saksi dari pihak keluarga kami." Ucap Pak Andi.

"Insya Allah Pak, saya akan hadir. " Ucap Raiz.

Saat itu Adela masuk, berbisik pada Pak Andi. Tak sengaja mata Raiz dan Adela saling menatap.

"Pak, maaf saya harus segera pergi lagi Karena ada tamu. " Ucap Pak Andi.

"Baik Pak, terima kasih sudah mengantar langsung undangan nya. "

Adela menganggukkan kepalanya dan tersenyum kecil pada Raiz. Dan Raiz hanya diam sambil menatap punggung Adela hingga hilang dari pandangan nya.

*****

"Yakin, akan bicara di depan publik? " Tanya Sony.

"Iya, diam juga percuma karena pasti akan tahu semua. " Jawab Raiz.

Anita pun datang dan tanpa di temani oleh pendamping.

"Bagaimana sudah siap? " Tanya Anita.

"Siap, silahkan duluan jalan." Jawab Raiz.

"Tunggu , mana Adela? " Tanya Anita.

"Kita tidak perlu hadirkan dia, ini masalah kita." Jawab Raiz.

"Ya nggak bisa begitu dong,masalah kalian sudah bocor loh. "

"Anita, kamu tahu kan Adela itu sakit. Dia tidak boleh stres atau pun mendengar kabar yang nggak enak. Kalau sampai dia kenapa - napa apa kamu mau tanggung jawab hah..??"

"Tapi kalian harus jujur di depan publik."

"Cukup saya yang akan meluruskan semuanya. Jangan bawa Adela. "

"Sony, panggil Adela. " Pinta Anita.

"Jangan Sony. " Ucap Raiz.

"Baik, saya akan datang sendiri menemui dia di kantor nya."

"Jangan macam - macam kamu Anita. "

"Saya akan bilang kalau Mas tak ijin kan saya panggil dia, kalau Adela memeras kamu karena untuk membayar hutang keluarga nya dengan cara kamu menikah dengan nya secara kontrak. Dan Mas tahu, dari sini semua orang akan menyudutkan dia. Dan meminta dia untuk di mutasi, saya jamin karier nya terancam. "

"Kamu....!!! " Tunjuk Raiz.

"Kenapa, mau pilih mana? " Ucap Anita dengan tersenyum sinis."

.

.

.

.

.

.

.