Istri Pilihan Ibu

Hari ini adalah hari terakhir keduanya berbulan madu. Rendra sengaja memilih kereta malam, agar besok dia bisa seharian full istirahat di rumah, sebelum lusa dirinya akan masuk kerja. Keduanya memilih kembali ke hotel, setelah mereka berkeliling Yogyakarta seharian dan keduanya merasakan lelah. Ditambah dengan kejadian yang tadi pagi menguras emosi.

Sampai di hotel, Riana langsung membereskan barang-barang bawaannya dan suaminya. Rendra yang melihat istrinya ikut membantunya, memasukan baju ke dalam koper. Keduanya saling memandang dan melempar senyuman.

Tuhan, andaikan aku bisa seperti ini setiap hari dengannya, melihat senyumannya dan selalu bersamanya. Aku harap semua bisa terjadi.

“Mas, baju tidurnya sudah Aku siapkan,” ujar Riana.

Rendra memeluk tubuh istrinya dari belakang. Mencium aroma tubuhnya yang membuat sudah dirinya ketagihan. Riana masih belum terbiasa dengan sikap suaminya, dia melepaskan pelukannya dan menghadap pada suaminya.

“Mas, mandi mau duluan atau Aku yang duluan?” bukannya menjawab pertanyaan sang istri, Rendra terus berjalan mendekat pada istrinya. Jujur, Riana masih sedikit takut, dia mudur perlahan setiap Rendra melangkah maju.

Rendra terus melangkah hingga tubuh Riana bersandar di tembok kamar. Rendra tersenyum nakal melihat wajah sang istri yang terlihat ketakutan. Rendra memang sengaja mengerjai istrinya itu.

“Mas, ma-mau apa?” ucapnya terbata.

“Mau makan kamu,” jawabnya. Jantung Riana berdebar sangat kencang, saat Rendra berada tepat di depannya sangat dekat sekali.

“Mas, A ....” Rendra mencium lembut bibir istrinya. Riana mulai terbiasa dengan serangan mendadak suaminya. Dia menikmati setiap gerakan kelembutan bibir dari sang suami.

“Kamu ... ?” seketika Rendra menghentikan bicaranya.

“Ada apa Mas?” Rendra hanya menggelengkan kepalanya tersenyum.

“Aku, mandi dulu ya.” ujarnya. Rendra mengambil baju yang sudah di siapkan istrinya dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Apa dia tidak pernah melakukannya dengan suaminya? Kenapa ciuman dia sangat kaku? Seperti orang baru pertama kali berciuman, heran Rendra.

**♥️♥️**

Rendra menyerahkan kunci kamar dan keduanya langsung menuju ke stasiun kereta api. Selama perjalanan Rendra terus memegang tangan istrinya. Entah kenapa dia tidak ingin jauh dari istrinya. Rendra menyadari kalau dirinya sudah benar-benar jatuh cinta pada Riana.

Lain hal dengan Riana, dia masih saja meragukan perasaan Rendra padanya. Karena, mungkin ini pertama kalinya dia merasakan jatuh cinta, makanya Riana tidak peka dengan perasaan suaminya terhadapnya. Kekakuan Riana sangat terlihat oleh Rendra. Dan itu selalu menjadi pertanyaan untuknya.

Apa Riana mempunyai anak dari hasil diluar nikah? Orang yang sudah menikah tidak akan sekaku Riana.

Itu yang selalu gentayangan di otaknya. Bagaimana tidak? Semua yang di lakukan Riana kaku seperti orang yang baru pertama melakukannya. Rasa penasarannya terus berlanjut, sampai-sampai dia tidak sabar untuk meminta jatahnya pada istrinya. Tapi, Rendra menghargai keputusan Riana. Selama dirinya belum siap, Rendra tidak akan pernah memaksakannya.

Sampai di stasiun keduanya membeli beberapa cemilan sebelum masuk ke dalam kereta.

“Mau ini ga?” Rendra menunjukan makanan ringan pada istrinya. Melihat makanan itu mengingatkan Riana akan anaknya. Salsa sangat menyukai makanan ringan yang di pegang oleh Rendra.

“Mas, boleh aku membelikannya untuk Salsa? Dia sangat menyukainya,” tanpa menjawab, Rendra langsung memasukan banyak sekali makanan itu ke dalam keranjang belanjaan.

“Mas, ini terlalu banyak,”

“Kamu bilang dia sangat menyukainya kan?” ucapnya dan berjalan ke meja kasir. Riana tidak bisa menolaknya dan memilih mengikuti langkah suaminya.

Selesai membeli aneka cemilan, langkah Rendra terhenti di salah satu toko oleh-oleh yang disana, yang di dalamnya juga menjual aneka mainan. Rendra menarik tangan sang istri masuk ke dalamnya. Riana heran untuk siapa dia membeli banyak mainan.

“Mas, ini untuk siapa?”

“Untuk anakku,” deg!! mendengar itu jantung Riana langsung berdebar. Ingin rasanya dia menanyakan kembali apa yang baru saja di ucapkan suaminya.

Maksud Mas Rendra dengan anaknya siapa? Apa itu Salsa? Apa, Mas Rendra sudah mulai terbuka sama dia? Rasa penasaran terus bergejolak di dalam hatinya.

Selesai membayar mainan, keduanya pun masuk ke dalam kereta. Selama perjalanan keduanya tertidur lelap. Riana menyenderkan kepalanya di bahu Rendra dan sebaliknya Rendra menyenderkan kepalanya di kepala sang istri. Walaupun keduanya tertidur, tangan Rendra terus menggenggam tangan istrinya.

**JAKARTA**

Waktu menunjukan jam lima dini hari. Rendra membawa semua barang-barang dan tidak mengijinkan istrinya untuk membawanya. Memang, Rendra tipikal pria yang sangat romantis. Dia memanjakan wanita yang benar-benar dia sayangi dan cintai. Hanya satu hal yang dia benci di dunia ini, yaitu sebuah penghianatan. Karena bagi Rendra, sebuah komitmen adalah hal yang sangat penting dalam hidupnya.

Keduanya pun berjalan ke parkiran tempat dimana mobil Rendra di parkirkan.

“Sayang, mau cari makan dulu g?” Kedua kalinya Rendra memanggil dirinya dengan sebutan Sayang. Mendengarnya membuat hati Riana sangat bahagia.

“Ria, kamu tidur?” Tanyanya karena, tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya.

“Ah, ga kok Mas. Kita makan di rumah aja ya, Aku sudah sangat merindukan Salsa.” Pintanya. Rendra pun menuruti keinginan sang istri.

Hari sudah semakin terang. Matahari masih malu-malu menampakan dirinya. Selama perjalanan, Riana hanya diam karena, dia tidak tau harus bicara apa. Riana masih saja merasa canggung dengan suaminya, tapi tidak dengan Rendra. Dia selalu menunjukan rasa sukanya pada Riana. Tapi, tetap saja istrinya tidak pernah peka terhadapnya.

Akhirnya satu jam perjalanan mereka sampai di rumah kedua orang tua Rendra. Riana membantu suaminya menurunkan barang-barang dari bagasi mobil. Mendengar suara mobil, Gadis kecil yang sedang menikmati sarapannya langsung berlari keluar.

Melihat ibunda tercintanya, Salsa menghampirinya dan memeluk tubuh yang selama ini dia rindukan. Rendra tersenyum, dia menghampiri keduanya dan mengendong Salsa dalam pelukannya. Melihat itu hati Riana merasa sangat bahagia.

Semoga kebahagiaan ini terus berlanjut, Tuhan.

Ketiganya pun berjalan masuk ke dalam. Asisten rumah tangga membantu membawakan barang-barang keduanya.

.

.

.

.

~Bersambung~

Jangan lupa like, komen dan vote sebanyak-banyaknya yaa 😘😘

Aku Padamu semuanyaaaaa ♥️♥️♥️♥️